Inokulasi Mikroorganisme

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Inokulasi Mikroorganisme adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi, untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi.[1]

Langkah-Langkah Inokulasi[sunting | sunting sumber]

  1. Menyiapkan Ruangan. Ruangan tempat inokulasi harus bersih dan bebas angin. Dinding ruangan yang basah menyebabkan butir-butir debu menempel. Saat menginokulasi, lebih baik jika meja tempat inokulasi didasari dengan kain basah. Pekerjaan inokulasi dapat dilakukan dalam suatu kotak berkaca (ent-kas).[2]
  2. Pemindahan dengan kawat inokulasi. Ujung kawat inokulasi sebaiknya dari platina atau nikrom, ujung kawat boleh lurus, boleh juga berupa kolongan yang berdiameter 1–3 mm. Lebih dahulu ujung kawat ini dipijarkan, sedang sisanya sampai tangkai cukup dilewatkan nyala api. Setelah dingin, ujung kawat itu disentuhkan pada suatu koloni. Mulut tabung tempat pemiaraan itu dipanaskan setelah sumbatnya diambil. Setelah pengambilan inokulum (sampel bakteri) selesai, mulut tabung kembali dipanaskan kemudian disumbat. Ujung kawat yang membawakan inokulum tersebut digesekkan pada medium baru atau pada suatu kaca benda, kalau tujuannya memang akan membuat suatu sediaan.[2]
  3. Pemindahan dengan Pipet. Cara ini dilakukan pada penyelidikan air minum atau penyelidikan susu, misalnya 1 ml contoh (sampel) diencerkan dengan 99 ml air murni yang disterilkan. Saat pengenceran ini tergantung dari keadaan air atau susu yang diselidiki. Kemudian diambil 1 ml dari enceran ini untuk dicampuradukkan dengan medium agar-agar yang masih dalam keadaan cair. Lalu agar-agar yang masih encer ini dituangkan di cawan petri. Setelah agar-agar membeku, maka cawan petri yang berisi piaraan baru itu disimpan dalam dalam inkubator. Penyimpanan cawan dilakukan secara terbalik, yakni permukaan medium menghadap ke bawah, hal ini untuk menghindari tetesnya air yang mungkin melekat pada dinding dalam tutup cawan. Piaraan yang diperoleh dengan jalan seperti ini, dikenal dengan "piaraan adukan", dengan cara ini bakteri yang diinokulasi tadi dapat menyebar luas keseluruh medium. Bakteri yang aerob maupun anaerob dapat tumbuh.[2]

Mikrob di alam bebas hidup tersendiri terlepas dari spesies yang lain. Sering kali mikroba patogen kedapatan secara bersama-sama dengan mikrob satroba (sakrobakteri). Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu bakteri murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Medium untuk membiakan mikrob haruslah steril sebelum digunakan, menghindari pencemaran (kontaminasi) dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme.[2]

Prosedur Isolasi Mikroba[sunting | sunting sumber]

Untuk mengadakan isolasi mikrob dari suatu media dapat digunakan beberapa perangkat prosedur antara lain sebagai berikut:

  1. Metode taburan (pour plate method) atau cara penuangan. Penggunaan media padat dalam teknik isolasi bakteri dalam kultur murni merupakan suatu prosedur yang sederhana. Metode taburan ini, suspensi bakteri dalam cairan dicampur dengan “agar” yang sudah dileburkan pada suhu kira-kira 500C. Kemudian agarnya dituangkan ke dalam piring petri, dibiarkan mendingin supaya membeku dan diinkubasikan. Bakteri akan tumbuh membentuk koloni di bawah atau di atas permukaan agar. Koloni ini diambil 1 ose (1 loop) dan disuspensikan lagi pada media dalam piring petri yang steril dan cara ini dilakukan sampai beberapa kali, sehingga pada satu piring petri hanya terdapat satu jenis mikroba.[3]
  2. Metode sebaran (spread plate method) atau cara pengenceran. Bakteri anaerob yang lebih peka terhadap oksigen, lebih cocok menggunakan metode biakan kocok pengenceran. Sebuah tabung berisi agar cair lagi dingin diinokulasikan dan dicampurkan, kira-kira sepersepuluh dari isinya dipindahkan ke tabung kedua, lalu dicampurkan dan digunakan untuk menginokulasikan tabung ketiga dengan cara yang sama. Setelah 6-10 kali dipersiapkan pengenceran yang berturut-turut, tabung itu dengan cepat didinginkan dan ditutup rapat dengan menuangkan selapis minyak dan paraffin yang steril pada permukaannya, jadi mencegah masuknya udara pada gumpalan agar.[4]
  3. Metode goresan (streak plate method) atau cara penggesekan. Cara gores pada umumnya merupakan metode semai yang paling umum digunakan. Dawai bengkok yang steril dicelupkan ke dalam suspensi organisme yang diencerkan, lalu dibuat serangkaian goresan sejajar yang tidak saling menutupi di atas permukaan agar yang telah padat pada inokulum menjadi makin encer dengan setiap goresan, sehingga goresan pertama menghasilkan pertumbuhan yang rapat, koloni yang terisolasi dengan baik tumbuh di sepanjang garis yang lebih kemudian digoreskan.[3]

Prosedur Inokulasi[sunting | sunting sumber]

  1. Menyiapkan sampel dan memotong sepanjang 5 cm, kemudian menyuci dengan air mengalir.
  2. Merendam pada alkohol 70% selama 5 menit.
  3. Membilas dengan aquades steril.
  4. Memasukkan pada aquades steril di cawan petri yang kedua.
  5. Menginokulasi pada media NA dengan mendekatkan pada api bunsen.
  6. Menginkubasi pada suhu 370C selama 1x24 jam.
  7. Mengamati morfologi koloni yang tumbuh.[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Dwidjoseputro, D (1994). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan. 
  2. ^ a b c d e Waluyo, Lud (2007). Mikrobiologi Umum. Malang: UNM Press. 
  3. ^ a b Tarigan, Jeneng (1988). Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Depdikbud. 
  4. ^ Schlegel, H.G. (1994). Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: UGM Press.