Imunosenesens

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Imunosenesens adalah istilah yang mengacu kepada penurunan sistem imun yang berlangsung secara perlahan akibat penuaan. Yang terkena dampaknya adalah kemampuan tubuh suatu organisme dalam menanggapi infeksi dan juga dalam mengembangkan memori imun jangka panjang (khususnya melalui vaksinasi).[1] Defisiensi imun yang terkait dengan usia ini dapat ditemui pada spesies dengan rentang hidup yang pendek maupun panjang relatif terhadap harapan hidup mereka alih-alih panjang waktu secara absolut.[2] Imunosenesens dianggap sebagai faktor yang meningkatkan kematian pada golongan lansia.

Imunosenesens bukanlah fenomena yang acak, tetapi malah ditentukan oleh genetika.[3]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Muszkat, M; E. Greenbaum; A. Ben-Yehuda; M. Oster; E. Yeu'l; S. Heimann; R. Levy; G. Friedman; Z. Zakay-Rones (2003). "Local and systemic immune response in nursing-home elderly following intranasal or intramuscular immunization with inactivated influenza vaccine". Vaccine. 21 (11–12): 1180–1186. doi:10.1016/S0264-410X(02)00481-4. PMID 12559796. 
  2. ^ Ginaldi, L.; M.F. Loreto; M.P. Corsi; M. Modesti; M. de Martinis (2001). "Immunosenescence and infectious diseases". Microbes and Infection. 3 (10): 851–857. doi:10.1016/S1286-4579(01)01443-5. PMID 11580980. 
  3. ^ Franceschi, C.; S. Valensin; F. Fagnoni; C. Barbi; M. Bonafe (1999). "Biomarkers of immunosenescence within an evolutionary perspective: the challenge of heterogeneity and the role of antigenic load". Experimental Gerontology. 34 (8): 911–921. doi:10.1016/S0531-5565(99)00068-6.