Hiperplasia prostat jinak

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Hiperplasia prostat jinak
Diagram prostat yang normal (kiri) dan hiperplasia prostat jinak (kanan)
Informasi umum
SpesialisasiUrologi
PenyebabTidak jelas[1]
Faktor risikoSejarah kemunculan kondisi pada keluarga, kegemukan, diabetes tipe 2, jarang olahraga, disfungsi ereksi[1]
Aspek klinis
Awal munculUmur lebih dari 40[1]
Tata laksana
PerawatanMengubah gaya hidup, obat-obatan, sejumlah prosedur, operasi[1][2]
Prevalensi105 juta di seluruh dunia (2015)[3]

Hiperplasia prostat jinak atau pembesaran prostat jinak (Inggris: Benign prostatic hyperplasia, disingkat BPH) adalah suatu kondisi ketika kelenjar prostat mengalami pembengkakan yang bukan kanker.[1] Gejala-gejalanya dapat berupa sering ingin buang air kecil (khususnya pada malam hari), kesulitan untuk mulai buang air kecil, aliran urin yang tersendat, ketidakmampuan untuk buang air kecil, dan hilangnya kendali atas kandung kemih.[1]

Penyebab kondis ini tidak diketahui.[1] Faktor risiko meliputi sejarah kemunculan kondisi pada keluarga, kegemukan, diabetes tipe 2, jarang olahraga, dan disfungsi ereksi.[1] Obat-obatan seperti pseudoefedrin, antikolinergik, dan penghambat kanal kalsium dapat memperburuk gejalanya.[2] Mekanisme yang memicu kondisi ini adalah prostat yang menekan uretra, sehingga sulit untuk mengeluarkan urin dari kandung kemih.[1]

Cara mengobatinya adalah dengan mengubah gaya hidup, obat-obatan, sejumlah prosedur, dan operasi.[1][2]

Terdapat sekitar 105 juta orang di seluruh dunia yang terkena hiperplasia prostat jinak.[3] Kondisi ini biasanya mulai muncul pada usia 40.[1] Setengah laki-laki berumur 50 atau lebih terserang kondisi ini.[2] Setelah umur 80, terdapat sekitar 90% laki-laki yang mengidap hiperplasia prostat jinak.[1] Walaupun kadar prostat spesifik antigen dapat naik pada laki-laki yang mengidap kondisi ini, risiko kanker prostat tidak akan bertambah.[4]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h i j k l "Prostate Enlargement (Benign Prostatic Hyperplasia)". NIDDK. September 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 October 2017. Diakses tanggal 19 October 2017. 
  2. ^ a b c d Kim, EH; Larson, JA; Andriole, GL (2016). "Management of Benign Prostatic Hyperplasia". Annual Review of Medicine (Review). 67: 137–51. doi:10.1146/annurev-med-063014-123902. PMID 26331999. 
  3. ^ a b GBD 2015 Disease and Injury Incidence and Prevalence, Collaborators. (8 October 2016). "Global, regional, and national incidence, prevalence, and years lived with disability for 310 diseases and injuries, 1990–2015: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2015". Lancet. 388 (10053): 1545–1602. doi:10.1016/S0140-6736(16)31678-6. PMC 5055577alt=Dapat diakses gratis. PMID 27733282. 
  4. ^ Chang, RT; Kirby, R; Challacombe, BJ (Apr 2012). "Is there a link between BPH and prostate cancer?". Practitioner. 256: 13–6, 2. PMID 22792684.