Lompat ke isi

Hover Finger

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari HOVER FINGER)


Hover Finger atau kram jari, juga dikenal sebagai Digitus Haesitantum, adalah sindrom yang ditandai oleh ketakutan tak terkendali, paranoia, dan ketidakpercayaan terhadap belanja online. Hal ini biasanya menyebabkan keraguan akut, ketidaktegasan, berkeringat ringan dan kram, terutama di jari telunjuk atau jari yang sering digunakan untuk mengklik.

Individu yang menderita Hover Finger sering meninggalkan atau menghindari transaksi online, dan walaupun taktik ini mampu meredakan kecemasan mereka sementara waktu, dalam jangka panjang hal itu justru pada akhirnya akan menyebabkan kekecewaan, penyesalan, dan hilangnya kesempatan.

Tanda dan Gejala

[sunting | sunting sumber]

Seperti namanya, tanda paling umum dari Hover Finger adalah apabila jari yang digunakan untuk mengklik mendadak kram dan berhenti di atas mouse atau layar, mencegah penderita untuk mengklik tombol beli.

Stigma Sosial

[sunting | sunting sumber]

Penderita Hover Finger sering kali malu dan tidak mau mengakui memiliki gangguan ini. Alasan paling umumnya adalah takut dianggap kuno dan ketinggalan zaman oleh teman yang lebih progresif. Hal ini telah menyebabkan kesulitan dalam menghitung secara akurat jumlah penderita Hover Finger. Namun, diperkirakan gejala dari Hover Finger terjadi di seluruh dunia setiap hari.

Pencegahan dan Pengobatan

[sunting | sunting sumber]

Saat ini belum ada obat untuk Hover Finger. Fokus untuk mencegah penyebaran Hover Finger adalah melalui informasi yang tepat tentang belanja online dan kesadaran terhadap ancaman ini. Namun, ada bukti kuat yang mendukung bahwa dengan penggunaan metode pembayaran yang aman, Hover Finger dapat sepenuhnya dihindari, dan disembuhkan.

Epidemiologi

[sunting | sunting sumber]

Awalnya Hover Finger diklasifikasikan sebagai kondisi gaya hidup yang mewabah terbatas hanya di kota-kota besar. Namun, dengan seiring dengan pertumbuhan global eCommerce dan belanja online, Hover Finger telah menyebar dan bisa jadi telah mempengaruhi orang-orang di seluruh dunia. Kasus baru muncul setiap hari, bahkan menyebar ke lokasi-lokasi terpencil yang jauh di luar kota-kota besar.

Hover Finger bisa menyerang siapa saja di segala usia. Namun, sindrom ini tidak banyak dialami oleh generasi muda . Para ahli berpendapat bahwa generasi muda telah terbiasa dengan eCommerce sehingga tidak mengalami banyak ketidakpercayaan atau ketakutan dalam melakukan transaksi online. Bagi generasi yang lebih tua yang telah beralih atau sedang beradaptasi dengan gaya hidup yang lebih digital, belanja online bisa menjadi perilaku yang lebih sulit untuk diadopsi.

Sejarah dan Asal

[sunting | sunting sumber]

Kasus pertama dari Hover Finger dapat ditelusuri kembali ke ayam jantan milik pria bernama Lee Mengyao di Shanghai. Pada tahun 1998, Pak Lee dan istrinya Bo, adalah orang tua baru dari sepasang anak laki-laki kembar, dan mengalami kesulitan untuk menidurkan mereka. Ayam jantan mereka selalu berkokok di saat terburuk. Karena merasa terganggu, istri Pak Lee meyakinkannya untuk mengorbankan si ayam, dan mengubahnya menjadi makan malam. Beberapa bulan kemudian, setelah anak kembar mereka memiliki jadwal tidur yang rutin, Pak Lee memutuskan sudah waktunya untuk membeli ayam baru di www.rooster.com. Tapi, ketika pesanan tiba, ternyata itu bukan ayam jantan, melainkan bebek yang langsung terbang menjauh saat ia membuka kotaknya. Pak Lee tidak bisa mengembalikan pesanan itu. Penjualnya tidak mau mengembalikan uangnya. Kesal, Pak Lee memutuskan untuk berbisnis di tempat lain dan mengunjungi www.realrooster.com. Namun, saat Pak Lee hendak menyelesaikan pembeliannya, jarinya kram karena stres. Ia gagal untuk memesan ayam baru untuk dipasangkan dengan ayam betinanya, dan keluarganya tidak pernah memelilhara anak ayam lagi. Ini adalah kasus pertama Hover Finger yang tercatat.

Referensi

[sunting | sunting sumber]


[sunting | sunting sumber]

Cure Hover Finger