Gegar otak

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mekanisme gegar otak

Gegar otak adalah trauma kepala yang tidak disertai kerusakan jaringan otak dan menyebabkan pingsan selama tidak lebih dari 10 menit.[1] Orang yang mengalami gegar otak setelah sadar dari pingsannya akan mengeluh pusing dan muntah-muntah.[1] Gegar otak juga bisa diikuti dengan vertigo atau amnesia retrograde.[1] Amnesia retrograde yaitu kehilangan ingatan untuk periode yang terbatas sebelum terjadinya kecelakaan.[1] Istilah lain untuk gegar otak adalah konkusio otak.[1] Pengobatan yang dilakukan untuk penderita gegar otak adalah dengan istirahat berbaring, pemberian obat nyeri kepala, obat muntah dan membatasi pemberian cairan (satu hari maksimal 2 liter).[1] Setelah itu, penderita kemudian secara bertahap diajak untuk mobilisasi yaitu mulai dari duduk, berdiri, dan berjalan tetapi aktivitas masih tetap dibatasi.[1] Seseorang yang mengalami gegar otak sebaiknya segera dirawat di rumah sakit karena dimungkinkan terjadi pendarahan epidural yang memerlukan untuk segera dioperasi.[1] Pendarahan epidural adalah pendarahan yang terjadi pada daerah antara tengkorak dan selaput keras otak.[1] Gejala gegar otak apabila tidak ditangani baik dapat menimbulkan komplikasi yang lebih parah.[2] Salah komplikasi yang dapat terjadi akibat gegar otak adalah penyakit epilepsi.[2] Gegar otak biasanya disebabkan oleh benturan, tetapi tidak semua benturan yang mengenai kepala dapat menyebabkan gegar otak.[2] Hal itu terjadi karena otak dilindungi oleh tengkorak yang kokoh yang dilengkapi dengan selaput otak.[2]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h i Van Hoeve. Ensiklopedia Indonesia, Jilid 7. Jakarta: Ichtiar Baru. hlm. 1097. 
  2. ^ a b c d "Gejala Gegar Otak". Beta Crowd Voice. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-07-31. Diakses tanggal 25 Juni 2014.