Faktor orang ketiga

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Dua pendaki gunung.

Faktor orang ketiga atau sindrom orang ketiga mengacu pada sejumlah laporan bahwa korban yang mengalami peristiwa traumatik merasa ditemani oleh sosok lain yang tak terlihat layaknya, "roh". Ernest Shackleton dalam bukunya South menjelaskan keyakinannya bahwa sesosok makhluk tak berwujud menemani dirinya dan dua rekannya pada hari-hari terakhir petualangan mereka. Shackleton menulis, "selama 36 jam yang panjang dan melelahkan di pegunungan dan gletser tak bertanda di Georgia Selatan, saya sering merasa gerombolan kami justru terdiri dari empat orang, bukan tiga."[1] Pengakuannya membuat orang-orang yang selamat dari keadaan sulit ikut berbagi pengalaman mereka soal orang ketiga.

Beberapa tahun terakhir, petualang terkenal seperti pendaki Reinhold Messner, penjelajah kutub Peter Hillary, serta Ann Bancroft turut melaporkan pengalaman serupa. Satu studi kasus yang melibatkan sejumlah petualang membuktikan bahwa orang-orang yang paling sering mengalami hal ini adalah pendaki gunung, dilanjutkan oleh pelayar solo dan korban kapal tenggelam yang selamat, dan penjelajah kutub di peringkat terakhir.[2] Beberapa jurnalis mengaitkan orang ketiga dengan konsep malaikat penjaga atau teman khayalan. Penjelasan ilmiah menganggap fenomena orang ketiga sebagai mekanisme bertahan hidup atau contoh bikameralisme.[3] Konsep ini dipopulerkan melalui buku The Third Man Factor karya John G. Geiger yang mendokumentasikan beberapa contoh peristiwa orang ketiga.

Tokoh terkenal[sunting | sunting sumber]

Berikut adalah beberapa tokoh yang mengaku pernah ditemani orang ketiga:

Sastra[sunting | sunting sumber]

Siapakah orang ketiga yang selalu berjalan di sampingmu?
Saat kuhitung, hanya ada kamu dan aku
Namun saat kutatap jalan putih di hadapanku
Selalu ada sosok lain yang berjalan di sampingmu
Tubuhnya dilindungi mantel cokelat bertudung
Pria atau wanita, aku pun tak tahu
— Jadi siapakah sosok di sampingmu itu?

T. S. Eliot, The Waste Land Wikisource memiliki informasi tentang "The Waste Land"

Baris ke-359 sampai 365 pada puisi modernis T. S. Eliot yang berjudul The Waste Land (1922) terinspirasi oleh pengalaman Shackleton. Eliot merujuk kisah Shackleton pada catatan karyanya.

Sumber[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Shackleton, Ernest Henry (1914). South: The Endurance Expedition. Frank Hurley, Fergus Fleming. Penguin Classics. hlm. 204. ISBN 0-14-243779-4. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-17. Diakses tanggal 2014-11-09. 
  2. ^ Suedfeld, Peter and Geiger, John, (2008) “The sensed presence as a coping resource in extreme environments” In: Ellens, J. Harold (ed.), Miracles God, Science, and Psychology in the Paranormal (Vol.3) Praeger. ISBN 0-275-99722-7
  3. ^ White, Nancy J. (January 30, 2009). "Third man theory of otherworldly encounters". The Star. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-13. Diakses tanggal 2009-02-05. 
  4. ^ Duffy, Andrew (June 4, 2005). "Last Man Out: Part One". The Ottawa Citizen. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-02-05. Diakses tanggal 2009-02-10. 
  5. ^ Geiger, John (2009-09-13). "Guardian Angels Or The 'Third Man Factor'?". NPR. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-28. Diakses tanggal 2001-03-14. 
  6. ^ Wallace, Dillon (1905). The Lure of the Labrador Wild. Fleming H. Revell Company. hlm. 264. ISBN 1-59228-571-6. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-17. Diakses tanggal 2014-11-09. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]