Fajar Surya Wisesa
FajarPaper | |
Perusahaan publik | |
Kode emiten | IDX: FASW |
Industri | Kertas |
Didirikan | 13 Juni 1987 |
Pendiri | Winarko Sulistyo |
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia |
Wilayah operasi | Indonesia |
Tokoh kunci | Peerapol Mongkolsilp[1] (Direktur Utama) Wichan Jitpukdee[1] (Komisaris Utama) |
Produk |
|
Merek |
|
Pendapatan | Rp 11,933 triliun (2021)[2] |
Rp 683,326 milyar (2021)[2] | |
Total aset | Rp 13,302 triliun (2021)[2] |
Total ekuitas | Rp 5,093 triliun (2021)[2] |
Pemilik | SCGP Solutions (Singapore) Pte. Ltd. (55,235%) PT Intercipta Sempana (44,476%) |
Karyawan | 3.422 (2021)[2] |
Anak usaha | PT Dayasa Aria Prima |
Situs web | www |
PT Fajar Surya Wisesa Tbk (berbisnis dengan nama FajarPaper) adalah sebuah produsen kertas kemasan yang berkantor pusat di Jakarta. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, perusahaan ini memiliki fasilitas produksi di Cikarang Barat, Bekasi dan Driyorejo, Gresik.[2][3]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Perusahaan ini didirikan pada tahun 1987 oleh Winarko Sulistyo. Dua tahun kemudian, perusahaan ini mulai mengoperasikan Mesin Kertas 2 untuk memproduksi corrugated medium paper (CMP) dan kraft liner board (KLB). Pada tahun 1990, perusahaan ini mulai mengoperasikan Mesin Kertas 1 untuk memproduksi coated duplex board (CDB). Empat tahun kemudian, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1996, perusahaan ini mulai mengoperasikan Mesin Kertas 3 untuk memproduksi CMP. Perusahaan ini lalu juga mulai mengoperasikan pembangkit listrik kogenerasi pertamanya yang berkapasitas 32,5 MW, sehingga perusahaan ini dapat menghemat konsumsi listrik dengan memanfaatkan uap panas yang digunakan pada proses produksi.
Pada tahun 2001, perusahaan ini mendapat hibah berupa insinerator yang merupakan hasil kerja sama antara Departemen Perdagangan dan Perindustrian Republik Indonesia dengan pemerintah Jepang. Insinerator tersebut dapat membakar sampah padat kering sebanyak 95 ton per hari guna menghasilkan uap sebanyak 12 ton per jam yang dapat dimanfaatkan untuk proses produksi. Pada tahun 2006, perusahaan ini mulai mengoperasikan Mesin Kertas 7 untuk memproduksi CMP dan KLB. Perusahaan ini kemudian juga mulai mengoperasikan pembangkit listrik kogenerasi keduanya yang berkapasitas 35 MW. Pada tahun 2010, perusahaan ini mulai mengoperasikan Mesin Kertas 5 untuk memproduksi CMP. Setahun kemudian, perusahaan ini juga mulai mengoperasikan insinerator kedua yang dapat membakar sampah padat sebanyak 150 ton per hari untuk menghasilkan uap sebanyak 28 ton per jam. Pada tahun 2012, perusahaan ini melakukan peremajaan terhadap Mesin Kertas 2 dan Mesin Kertas 7.
Pada tahun 2017, perusahaan ini mulai mengoperasikan Mesin Kertas 8 untuk memproduksi CMP dan mulai mengoperasikan pembangkit listrik kogenerasi ketiganya yang berkapasitas 55 MW. Perusahaan ini kemudian juga mendirikan PT Dayasa Aria Prima untuk memproduksi kertas kemasan di Gresik, Jawa Timur. Pada tahun 2019, SCGP Solutions (Singapore) Pte. Ltd. resmi mengakuisisi 55% saham perusahaan ini.[4] Setahun kemudian, PT Dayasa Aria Prima mulai mengoperasikan Mesin Kertas 2 dan Mesin Kertas 3 masing-masing untuk memproduksi CDB dan white liner board. Pada tahun 2021, PT Dayasa Aria Prima juga mulai mengoperasikan Mesin Kertas 1 untuk memproduksi CMP.[2][3]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "Komisaris & Direksi". PT Fajar Surya Wisesa Tbk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-30. Diakses tanggal 21 Agustus 2022.
- ^ a b c d e f g "Laporan Tahunan 2021". PT Fajar Surya Wisesa Tbk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-30. Diakses tanggal 21 Agustus 2022.
- ^ a b "Sejarah Perusahaan". PT Fajar Surya Wisesa Tbk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-21. Diakses tanggal 21 Agustus 2022.
- ^ Prima, Benedicta (2 Juli 2019). T.Rahmawati, Wahyu, ed. "SCG resmi menjadi pemegang saham pengendali Fajar Surya Wisesa (FASW)". Kontan.co.id. Kontan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-21. Diakses tanggal 21 Agustus 2022.