Edmund Spencer
Edmund Spenser | |
---|---|
Lahir | 1553 London, Inggris |
Meninggal | 13 Januari 1599[1] London, Inggris |
Makam | Westminster Abbey |
Pekerjaan | Seniman |
Bahasa | Inggris |
Almamater | Pembroke College, Cambridge |
Periode | 1569–1599 |
Karya terkenal | The Faerie Queene |
Tanda tangan |
Edmund Spencer atau Edmund Spenser (lahir di London 27 April 1553; meninggal di London 13 Januari 1599) adalah seorang penyair besar zaman Ratu Elizabeth.[2] Ia berhasil menulis puisi-puisi terdiri dari 6 jilid, walaupun tak pernah terselesaikan, puisi-puisi tersebut merupakan suprakarya dalam sastra Inggris: The Faerie Queene (tahun 1590-1596).[2] Karya tersebut merupakan sebuah karya alegoris tentang nilai-nilai moral dari kesopanan Kristen.[2] Karya Edmund Spencer berakar pada folflore Inggris, sehingga puisi-puisinya dianggap sejajar dengan karya monumental milik Vergil atau Homerus.[2] Karya-karya lain di antaranya adalah The Shepheardes Calender (tahun 1579) dan Epithalamion (tahun 1595).[2]
Riwayat Hidup Ringkas
[sunting | sunting sumber]Edmund Spencer lahir sekitar tahun 1552 atau 1553 dari sebuah keluarga sederhana, anak dari Yohanes Spenser, seorang pekerja harian pembuat pakaian.[3] Ia memiliki satu saudara perempuan bernama Sarah dan beberapa saudara laki-laki.[3] Ia belajar sambil bekerja dendan dukungan beberapa orang relasi salah satunya Nicholas Spenser. ia juga mendapat bantuan dari kedermawanan Robert Nowell, saudara Alexander Nowell, dekan di St Paul.[3] Di sekolah itulah ia belajar tentang tokoh-tokoh seperti Cato, Caesar, Horace, Lucan, dan Homer; belajar retorika tentang Cicero, Erasmus, dan Vives; dan dilatih dengan tekun dalam bahasa Latin dan kemposisi.[3] Beberapa juga belajar bahasa Yunani dan Ibrani.[3] Spenser kemudian menulis dalam The Shepheardes Calender (Desember, 37-42) atas dorongan Merchant Taylors.[3]
Ia mengambil gelar sarjana dan master pada tahun 1573 dan 1576.[3] Kemudian ia ke Cambridge.[3] Pada tahun 1577, ia bekerja di Earl of Leicester menjadi deputi kepala di Irlandia.[3] Di lingkungan ini ia belajar tentang politik, filsafat, dan mempertajam kemampuannya dalam berpuisi.[3]