Lompat ke isi

Demokrasi terpimpin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Demokrasi terpimpin, juga disebut demokrasi terarah[1] dan demokrasi terkelola,[2][3] adalah pemerintahan yang secara formal demokratis namun berfungsi sebagai pemerintahan otoriter de facto atau, dalam beberapa kasus, sebagai pemerintahan otokratis.[4] Rezim hibrida semacam ini dilegitimasi melalui pemilihan umum, tetapi tidak mengubah kebijakan, motif, dan tujuan negara.[5]

Dalam demokrasi terpimpin, pemerintah mengendalikan pemilu sedemikian rupa sehingga rakyat dapat menjalankan hak-hak demokrasi tanpa benar-benar mengubah kebijakan publik. Meskipun mereka mengikuti prinsip-prinsip dasar demokrasi, dapat terjadi penyimpangan besar ke arah otoritarianisme. Dalam demokrasi terkelola, penggunaan teknik propaganda yang terus-menerus oleh negara, seperti melalui rekayasa persetujuan, mencegah pemilih memberikan dampak yang signifikan terhadap kebijakan.[6]

Konsep ini juga terkait dengan semi-demokrasi, yang juga dikenal sebagai anokrasi.

Demokrasi Terpimpin di Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Setelah Perang Dunia II, istilah "demokrasi terpimpin" digunakan di Indonesia untuk pendekatan pemerintahan di bawah pemerintahan Soekarno dari tahun 1959 hingga 1966.[7]

Dalam Budaya Populer

[sunting | sunting sumber]

Dalam permainan video populer tahun 2024, Helldivers 2, fraksi yang dapat dimainkan, Super Earth, menggunakan sistem demokrasi terpimpin sebagai sistem pemerintahan yang digunakan.

Dalam semesta permainan Helldivers 2, Super Earth memberi peringkat warganya hanya dalam skala huruf. Saat pemilihan umum Super Earth, pemungutan suara ditangani melalui mesin pemungutan suara yang memilih calon kandidat berdasarkan jawaban pemilih pada jawaban pada kuesioner yang diberikan. Pembenaran yang diberikan dalam semesta permainan tersebut adalah ketika pemilih turut serta langsung dalam pemungutan suara, memiliki kecenderungan untuk kebingungan pada kandidat pilihannya sehingga tidak memilih kandidat yang "tepat".

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  1. Sultana, Tasneem. (2012). The Evolution of Democracy through the Ages: Focus on the European Experience. 28. p. 38. "[Guided democracy] is also called Directed Democracy."
  2. E. Akıllı, H. Tabak, O. Tufekci, A. Chiriatti. (2017). Eurasian Politics and Society: Issues and Challenges. Cambridge Scholars Publishing. ISBN 9781443891820. p. 158.
  3. Rohmann, Chris (2000). A World of Ideas: The Dictionary of Important Ideas and Thinkers. Ballantine Books ISBN 978-0-345-43706-8
  4. Vanbergen, Graham (March 28, 2024). "Democracy: The Political Assault On Civil Society". The Economic Times. Diakses tanggal July 28, 2024.
  5. Wolin, Sheldon S. (2008). Democracy Incorporated: Managed Democracy and the Specter of Inverted Totalitarianism. Princeton: Princeton University Press. hlm. 47. ISBN 978-0-691-13566-3.
  6. Wolin, Sheldon S. (2008). Democracy Incorporated: Managed Democracy and the Specter of Inverted Totalitarianism. Princeton: Princeton University Press. hlm. 47. ISBN 978-0-691-13566-3.
  7. Lindsey, Tim (2021-08-20). "Soeharto: the giant of modern Indonesia who left a legacy of violence and corruption". The Conversation (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2024-06-07.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]