Deklarasi Versailles

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Deklarasi Versailles (Eng: Versailles Declaration) adalah deklarasi yang dibuat pada tanggal 10 dan 11 Maret 2022 oleh para pemimpin Uni Eropa dalam konteks agresi Rusia ke Ukraina. Deklarasi ini juga bertujuan memperkuat kemampuan pertahanan, mengurangi ketergantungan energi dan membangun basis ekonomi yang lebih kuat.[1]

Pertemuan ini diadakan di Perancis, dan dipimpin oleh Charles Michel, Presiden Dewan Eropa.

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Ketegangan antara Rusia dan Ukraina makin memuncak pasca revolusi Ukraina 2014 yang diikuti oleh aneksasi Krimea oleh Rusia dari Ukraina. Selain itu, permusuhan dipicu oleh peperangan yang terjadi di Donbas (perbatasan Rusia-Ukraina), di mana Rusia mendukung perjuangan separatisme Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk.

Lama berada pada situasi yang tidak kondusif, Rusia memulai invasi pada pagi hari tanggal 24 Februari 2022, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan "operasi militer khusus" yang bertujuan untuk "demiliterisasi" dan "denazifikasi" Ukraina. Penyerangan ini tidak saja membangunkan kewaspadaan pada negara-negara Uni Eropa di sekitarnya tapi juga mengancam berbagai tatanan ekonomi dan geopolitik di seluruh dunia.

Peserta deklarasi[sunting | sunting sumber]

Deklarasi Versailles diikuti oleh 27 pemimpin negara yang tergabung dalam Uni Eropa.

Hasil deklarasi[sunting | sunting sumber]

Agresi Militer Rusia terhadap Ukraina[sunting | sunting sumber]

  1. Keselamatan warga sipil dan fasilitas nuklir. Para pemimpin Uni Eropa menekankan bahwa agresi militer Rusia tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan terhadap Ukraina 'sangat melanggar hukum internasional' dan 'merusak keamanan dan stabilitas Eropa dan global'. Para pemimpin Uni Eropa selanjutnya menyatakan bahwa 'Rusia, dengan kaki tangannya Belarus, memikul tanggung jawab penuh', dan bahwa mereka yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban, termasuk karena menargetkan warga sipil tanpa pandang bulu. Dalam hal ini, mereka juga menyambut baik keputusan jaksa Pengadilan Kriminal Internasional untuk membuka penyelidikan, dan menyerukan agar keselamatan dan keamanan fasilitas nuklir Ukraina segera dipastikan. Para Pemimpin Uni Eropa menekankan pengaruh mereka untuk memastikan sanksi terhadap Rusia dan Belarus dilaksanakan.
  2. Uni Eropa Mendukung Rakyat Ukraina. Para pemimpin Uni Eropa mendukung rakyat Ukraina dalam membela negara dan berbagi nilai-nilai kebebasan dan demokrasi. Mereka menyatakan bahwa Uni Eropa dan negara-negara anggotanya akan terus memberikan dukungan politik, keuangan, material dan kemanusiaan yang terkoordinasi, serta dukungan untuk rekonstruksi Ukraina yang demokratis. Negara-negara anggota Uni Eropa menawarkan perlindungan sementara kepada para pengungsi perang dari Ukraina dalam semangat solidaritas. Uni Eropa juga menyerukan untuk mengadopsi proposal tentang Aksi Kohesi untuk Pengungsi di Eropa (CARE) dan melalui ReactEU.
  3. Relasi Uni Eropa - Ukraina. Per Juni 2022, Ukraina menjadi kandidat anggota Uni Eropa.

Memperkuat Pertahanan[sunting | sunting sumber]

Para pemimpin Uni Eropa menegaskan kembali komitmen mereka untuk bertanggung jawab terhadap keamanan Uni Eropa secara keseluruhan, melaksanakan tindakan strategis dalam hal pertahanan. Masing-masing anggota setuju untuk meningkatkan anggaran pertahanan dan keamanannya dan bekerja sama dalam hal militer.[2]

Mengurangi Ketergantungan Energi[sunting | sunting sumber]

Para Pemimpin Uni Eropa mendiskusikan solusi menghadapi situasi saat ini di Ukraina hingga 2050. Mereka sepakat untuk keluar dari ketergantungan pasokan minyak, gas, dan batu bara dari Rusia.

Membangun Basis Ekonomi yang Kokoh[sunting | sunting sumber]

Uni Eropa bersikeras untuk membuat pasar finansial yang lebih terintegrasi dan kompetitif, termasuk makin memperdalam pasar modal dan menyempurnakan perbankan bersatu.[1][3]

Dampak deklarasi Versailles[sunting | sunting sumber]

Keamanan Pangan[sunting | sunting sumber]

Ukraina secara historis merupakan pengekspor biji-bijian terbesar. Pada tahun 2021, biji-bijian Ukraina bisa memasok kebutuhan 400 juta orang di seluruh dunia. Selama 5 bulan pertama perang, Ukraina tidak dapat mengekspor biji-bijiannya melalui rute pengiriman utamanya melalui Laut Hitam.

Negara-negara Uni Eropa sepakat untuk memperluas keamanan pangan mereka dan mengurangi ketergantungan impor produk agrikultur dengan meningkatkan produksi protein berbasis tumbuhan.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "The Versailles Declaration, 10 and 11 March 2022". Council of the European Union. Diakses tanggal 2022-12-29. 
  2. ^ "Uni Eropa Umumkan Tanggapan Kolektif Atas Agresi Rusia: Timbun Kembali Senjata hingga Lepas Ketergantungan". Kompas. 5 Mei 2022. Diakses tanggal 2023-01-02. 
  3. ^ "Interview with Fabio Panetta, Member of the Executive Board of the ECB, conducted by Marco Zatterin". European Central Bank. Diakses tanggal 2023-01-02. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

  1. https://www.ecb.europa.eu/home/html/index.en.html
  2. https://www.bbc.com/news/world-61844552
  3. https://www.csis.org/analysis/russias-war-ukraine-identity-history-and-conflict
  4. https://taxfoundation.org/versailles-declaration-european-energy-security-tax/