Deianeira

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Herakles, Deianeira dan Nessos, hydria dengan hiasan hitam, 575-550 SM, Louvre (E 803)

Deianeira (bahasa Yunani: Δηϊάνειρα, Δῃάνειρα, "penghancur lelaki"[1] atau "penghancur suami"[2]) adalah istri ketiga Herakles dalam mitologi Yunani. Deianeira adalah putri Althaia dan Oineus, raja Kalidon. Dia adalah saudari Meleagros dan disebut sebagai ibu Makaria. Deianeira mampu mengendarai kereta perang dan dia mempelajari seni berperang.[3] Deianeira terkenal dalam suatu kisah ketika ia secara tidak sengaja membunuh suaminya sendiri dengan menggunakan Jubah Nessos.

Deianeira adalah tokoh utama dalam drama Perempuan dari Trachis gubahan Sofokles.

Deianira juga adalah nama seorang Amazon yang dibunuh oleh Herakles ketika Herakles sedang menjalankan tugas kelimanya, yakni mengambil sabuk Hippolita.[4]

Dalam mitologi[sunting | sunting sumber]

Deianeira oleh Evelyn De Morgan

Pernikahan[sunting | sunting sumber]

Deianeira sangatlah cantik dan diminati oleh Herakles, padahal ayah Deianeira sudah menjodohkan putrinya dengan dewa sungai bernama Akheleous. Maka Herakles harus bertarung dengan Akhelous untuk mendapatkan Deianeira. Akhelous mampu berubah menjadi ular dan banteng. Herakles mematahkan salah satu tanduk Akhelous dan dengan demikian mengalahkannya. Tanduk tersebut kemudian dijadikan kornukopia. Setelah mengalahkan Akhelous, Herakles pun menikahi Deianeira,

Dalam versi lainnya, Deianeira adalah putri Dexamenos, raja Olenos. Herakles memperkosanya dan berjanji suatu hari nanti akan menikahinya. Setelah Herakles pergi, seorang Kentaur bernama Eurition datang dan meminta Deianeira untuk menikahinya. Ayah Deianeira yang ketakutan akhirnya setuju. Herakles tiba-tiba muncul dan membunuh sang Kentaur, lalu menikahi Deianeira.[5]

Kematian Herakles[sunting | sunting sumber]

Suatu hari Deianeira harus menyeberangi sungai Euineios. Seorang Kentaur bernama Nessos menawarkan diri untuk membantu Deianeira menyeberang sementara Herakles menyeberang lebih dulu. Namun ketika Herakles sudah menyeberang, Nessos malah mencoba memperkosa Deianeira. Herakles melihatnya dan langsung memanah Nessos dengan panahnya (yang sudah mengandung darah beracun Hidra). Nessos terpanah dan sekarat. Menjelang kematiannya, Nessos memberitahu Deianeira bahwa darahnya ajaib dan mampu membuat seorang suami selalu setia pada istrinya. Deianeira dengan bodohnya mempercayai kata-kata Nessos dan menyimpan darahnya.

Suatu hari, Deianeira curiga Herakles mencintai perempuan lain. Deianeira pun melaksanakan anjuran Nessos. Dia mencelupkan pakaian Herakles dalam darah Nessos dan menyuruh pelayannya, Likhas, untuk memberikan pakaian itu pada Herakles. Setelah memakainya, tubuh Herakles terbakar akibat racun Hidra yang telah menginfeksi darah Nessos. Akhirnya Herakles pun meninggal. Deianeira sangat meneysal dan kemudian bunuh diri.

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ P. Walcot, "Greek Attitudes towards Women: The Mythological Evidence" Rome, Seri kedua, 31:1:43 (April 1984); at JSTOR
  2. ^ Koine. Y. (editor in chief), Kenkyusha's New English-Japanese Dictionary, 5th ed., Kenkyusha, 1980, hlm.551.
  3. ^ Apollodoros, Library and Epitome, buku i, 8:1
  4. ^ Diodoros Sikolos, Library of History, 4.16.3
  5. ^ Hyginus, Fabulae, 31

Referensi[sunting | sunting sumber]

  • Ovidius, Heroides ix
  • Ovidius, Metamorphoses ix.101-238tryty567rtyb
  • Graves, Robert, The Greek Myths, 1955, 142.ff, 142.2,3,5
  • Harry Thurston Peck, Harper's Dictionary of Classical Antiquities, 1898

Pranala luar[sunting | sunting sumber]