Biennale Jatim

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Biennale JaTim (Biennale Jawa Timur) merupakan agenda pagelaran rutin dua tahunan yang telah diselenggarakan sejak tahun 2005. Biennale Jatim telah menjadi barometer aktivitas dan tingkat kreativitas seniman serta apresiasi publik terhadap seni dan budaya di Jawa Timur. Sedari tahun 2019 tepatnya pada pelaksanaannya yang ke-8, Biennale Jatim bereksperimentasi dengan melakukan kerja-kerja inklusif yang memungkinkan semua seniman yang mempunyai inisiasi untuk dapat terlibat dalam pagelaran Biennale Jatim.[1]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

  • Biennale JaTim 1 (2005)
  • Biennale JaTim 2
  • Biennale JaTim 3
  • Biennale JaTim 4
  • Biennale JaTim 5
  • Biennale JaTim 6: "Art Ecosystem:Now!" (2015)[2]
  • Biennale Jatim 7: "The World is a Hoax" (2017), 9-22 Okt 2017 [3]
  • Biennale Jatim 8: "MaDeUno" (2020) [4]
  • Biennale Jatim IX: "Menimbang Solidaritas, Merayakan Kolektivitas" (2021), 19 Nov - 19 Des 2021 di seluruh Jawa Timur. (@jatimbiennale) [5]

Pameran Terkait[sunting | sunting sumber]

Bali Art Biennale dari 2000[6]
Balinale - Bali International Film Festival [7]
Bandung Design Biennale
Biennale Jogja Ada 17 pameran Biennale Jogja dari 1988 - 2023
CP Biennale ada 2 pameran CP Biennale, 2003 dan 2005
Jakarta Biennale Ada 17 pameran Biennale Jakarta, dari 1968 sampai 2021
Klaten Biennale [8]
Pameran Besar Seni Rupa (PBSR) Ada 7 pameran PBSR mulai dari 2008 sampai 2019.[9]
Pameran Besar Seni Nasional (PBSN) Ada 3 pameran PBSN mulai dari 2017 sampai 2021.[10]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Preambule Biennale JaTim [1]
  2. ^ Katalog Pameran - Biennale Jatim 6 "Art Ecosystem:Now!"[2]
  3. ^ The World is a Hoax[3]
  4. ^ MaDeUno Menyambut Biennale Jatim 8 [4]
  5. ^ Biennale Jatim IX Menimbang Solidaritas Merayakan Kolektivitas. Ambrosius Harto, Kompas, 2 November 2021[5]
  6. ^ Bali Art Biennale 2005 [6]
  7. ^ Bali International Film Festival 2021[7]
  8. ^ Klaten Biennale adalah satu dari sepuluh biennale seni rupa yang ada, masih ada, atau pernah ada sepanjang empat dasawarsa “biennalisasi” Indonesia[8]
  9. ^ Pameran Besar Seni Rupa 2019 Angkat Akar Budaya Borneo [9]
  10. ^ [10][11]