Arsitektur Okinawa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Rumah rakyat Okinawa yang umumnya bergenteng merah

Arsitektur Okinawa atau Arsitektur Ryukyu dalah jenis arsitektur yang berkembang di wilayah Prefektur Okinawa, Jepang. Arsitektur Okinawa berkembang bersamaan dengan pengaruh-pengaruh arsitektur Tionghoa, Jepang dan Asia Tenggara.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Arsitektur purba Okinawa pertama kali muncul pada Periode Gundukan Kerang (2000 SM - 1000 SM) berupa rumah lubang (pit dwelling). Dua jenis rumah lubang telah ditemukan di Okinawa, jenis pertama berupa lubang yang digali dan yang kedua dibangun dengan tembok batu gamping (pada wilayah berpasir). Jenis rumah lubang tidak memiliki perapian. Situs-situs rumah lubang terpenting di Okinawa antara lain Shinugudo di Yonagusuku dan Nishi-Nagahamabaru di Nakijin. Pada Periode Gundukan Kerang Akhir ( 100 SM - 1000 M), rumah-rumah lubang digantikan dengan struktur yang disokong oleh tiang yang ditancapkan ke tanah.

Jenis-jenis[sunting | sunting sumber]

Gusuku[sunting | sunting sumber]

Istana Shuri yang telah dibangun kembali

Gusuku merupakan arsitektur khusus bagi kaum bangsawan dan kerajaan dan dianggap sebagai nenek moyang kastil-kastil di Jepang.[1]

Pada abad ke-10 sampai ke-12, masyarakat pertanian di Kepulauan Ryukyu mulai membangun tembok sederhana dari batu untuk melindungi desa mereka. Mulai abad ke-12 kepala-kepala desa yang kuat yang dinamai aji mulai memegang kekuasaan.[2] Para aji memerinthkan masing-masing permukiman diperkuat menjadi kastel yang digunakan untuk tempat tinggal.[2]

Pembangunan kastil mencapai masa keemasan pada periode peperangan di abad ke-14. Pulau Okinawa yang dikuasai tiga kerajaan akhirnya disatukan oleh Sho Hashi, Raja Chuzan, menjadi Kerajaan Ryukyu pada tahun 1419-1429. Gusuku pada masa ini menjadi simbol kekuasaan dan kemakmuran penguasa. Sho Hashi menjadikan Kastil Shuri sebagai istana sekaligus sebagai pusat pemerintahan.

Kini sebagian besar dari kastil dan tembok pertahanan masa lalu telah runtuh, hanya sebagian kecil tersisa. Istana (Kastil) Shuri yang menjadi tempat kediaman raja Ryukyu adalah satu-satunya yang telah didirikan kembali.

Utaki[sunting | sunting sumber]

Bersamaan dengan kastil, situs-situs keramat dipelihara sebagai bukti keberlangsungan kepercayaan tradisional rakyat Ryukyu sampai sekarang.[3] Agama asli Ryukyu tidak memerlukan bangunan seperti kuil.[3] Pemujaan dewa-dewa dilakukan di tempat alami yang dinamakan utaki.

Rumah rakyat[sunting | sunting sumber]

Hinpin terlihat di Situs Rumah Nakamura, Kitanakagusuku

Minka adalah arsitektur rakyat jelata. Ciri khas arsitektur ini ialah genting merah dan tembok batu gamping putih.

Rumah rakyat umumnya dibangun dengan gaya nuchiyaa (貫木屋). Nuchiyaa adalah bangunan satu lantai yang dibuat dari kayu, atap bergenting merah, dikelilingi tembok dari batu gamping putih. Beberapa bagian tembok dibiarkan terbuka untuk memudahkan akses serta memungkinkan aliran udara masuk dengan bebas. Pada bagian pintu masuk, tembok dihalangi dengan sebuah batu yang dinamakan hinpun yang bermanfaat sebagai pelindung rumah dari pengelihatan orang-orang yang lalu-lalang. Selain itu, hinpun dianggap dapat menahan serangan roh jahat. Sepasang singa batu bernama shisa yang dibuat dari tanah liat ditempatkan di atas atap sebagai lambang pengusir setan. Atap rumah Okinawa dilapisi dengan semen yang kuat untuk menghadapi angin topan yang sering menghantam.

Semasa kerajaan Ryukyu, atap genting merah hanya terbatas kepada kalangan bangsawan, rakyat jelata tinggal di bawah atap yang terbuat dari ilalang atau rerumputan. Pada tahun 1889, larangan itu dihapus dan gaya rumah bangsawan semakin banyak dicontoh. Gaya ini lama-kelamaan menjadi standar arsitektur rumah-rumah Okinawa.

Rumah Okinawa ditinggikan sedikit di atas tanah. Seperti rumah Jepang, rumah Okinawa juga disokong oleh tiang kayu, dengan sebagian jika tidak semua tembok pemisah kamar tersusun oleh papan geser yang dibiarkan terbuka, terutama di musim panas supaya angin dapat masuk dengan leluasa. Sebuah beranda di bawah atap di depan rumah disebut amahaji merupakan tempat bersantai dan menikmati udara segar. Bagian dalam rumah terbagi atas empat sampai lima kamar, ditambah dapur. Dapur walau satu atap, dibuat berlantai tanah, lebih rendah dari lantai kayu.

Rumah-rumah di pedesaan juga menambah beberapa ruang atau tempat khusus seperti kandang babi, kebun sayur atau sumur. Khususnya rumah yang dilengkapi dengan kandang babi (furu) merupakan salah satu keunikan rumah rakyat Okinawa pada masa lampau, sampai akhirnya dilarang pada tahun 1816. Rumah yang dilengkapi kandang babi bergaya tushinumii juga ditinggalkan sejak periode setelah perang karena alasan kesehatan dan kebersihan.

Kuil-kuil, altar, makam, taman[sunting | sunting sumber]

Tensonbyo dan Tenpigu

Kuil-kuil yang berdiri di Kepulauan Ryukyu merupakan bukti dari masuknya agama asing. Penyebaran Buddhisme di Okinawa dimulai sejak periode kejayaan budaya Ryukyu saat Raja Chuzan menyatukan Kepulauan Ryukyu dan mengadakan hubungan dengan Tiongkok dan Jepang. Syogun di Jepang mengirimkan utusan dan paderi-paderi Buddhis sebagai penasehat raja Ryukyu. Walau penerimaan Buddhisme kurang dibanding di Jepang, sejak itu berbagai kuil-kuil Buddha didirikan. Kuil Buddha penting antara lain Kogenji, Fumonji, Manjuji, dan Tenryuji umumnya dari Aliran Zen dan Shingon.

Saat ajaran Konfusianisme datang dari Tiongkok, pemujaan terhadap leluhur diperkenalkan kepada rakyat. Altar keluarga dibuat oleh kepala keluarga untuk menghormati arwah leluhur. Altar untuk Konfusianisme dan dewa-dewa Taoisme pun dibangun di ibu kota, menunjukkan besarnya pengaruh Tiongkok.[4] Kuil Tionghoa yang terkenal yaitu Kuil Kume, Kuil Tenpigu dan Tensonbyo.[4]

Selain kuil, pengaruh Tionghoa terlihat dari arsitektur makam bergaya tempurung kura-kura, yang diperkenalkan oleh Bangsa Tionghoa asal Provinsi Fujian di Tiongkok Selatan.[5]

Taman yang besar dibuat oleh kerajaan sebagai tempat peristirahatan dan penerimaan tamu negara.[6] Arsitektur taman Okinawa dapat diwakili oleh Taman Shikina di ibu kota Shuri (1799). Taman ini memperlihatkan pengaruh Tiongkok dengan penambahan bangunan berupa paviliun heksagonal.[6]

Galeri[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]