Aplikasi seluler

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Aplikasi ponsel cerdas)

Aplikasi seluler atau aplikasi ginerak (Inggris: mobile application atau mobile app) adalah program komputer yang dirancang untuk berjalan pada peranti ginerak seperti ponsel/tablet atau jam tangan.

Aplikasi ginerak sering kali dianggap sebagai kebalikan dari aplikasi layartama yang berjalan di komputer layartama, dan juga dengan aplikasi web yang berjalan di peramban web perangkat.

Pada tahun 2009, seorang kolumnis teknologi David Pogue mengatakan bahwa ponsel pintar terbaru dapat dijuluki sebagai "app phone" untuk membedakannya dari ponsel pintar yang kurang canggih sebelumnya.[1] Istilah "app", yang merupakan kependekan dari "aplikasi perangkat lunak", sejak itu menjadi sangat populer; pada tahun 2010, istilah tersebut terdaftar sebagai "Word of the Year" oleh American Dialect Society.[2]

Ikhtisar[sunting | sunting sumber]

Kebanyakan peranti bergerak dijual bersamaan dengan berbagai aplikasi yang dibundel sebagai perangkat lunak pra-instal, seperti browser web, klien email, kalender, aplikasi pemetaan, dan aplikasi untuk membeli musik, atau aplikasi-aplikasi lainnya. Beberapa aplikasi pra-instal dapat dihapus dengan proses pencopotan biasa, sehingga memberikan lebih banyak ruang penyimpanan untuk yang lain. Meski sistem operasi tidak memungkinkan ini, beberapa perangkat dapat di-rooting untuk membuang aplikasi yang tidak diinginkan.

Aplikasi yang tidak terinstal biasanya tersedia melalui platform distribusi yang disebut "toko aplikasi" [3]. Mereka mulai muncul pada tahun 2008 dan biasanya dioperasikan oleh pemilik sistem operasi mobil, seperti Apple App Store, Google Play, Windows Phone Store, dan BlackBerry App World. Namun, ada juga toko-toko aplikasi independen, seperti Cydia, GetJar dan F-Droid. Beberapa aplikasi sifatnya gratis, sementara yang lain harus dibeli. Biasanya, mereka diunduh dari platform tersebut ke perangkat target, tetapi terkadang mereka dapat diunduh ke laptop atau komputer desktop. Untuk aplikasi berbayar, umumnya sebesar 20-30% untuk penyedia distribusi (seperti iTunes), dan sisanya masuk ke produsen aplikasi.[4] Oleh karena itu, aplikasi yang sama dapat dikenakan biaya yang berbeda tergantung pada platformnya

Aplikasi juga dapat diinstal secara manual, misalnya dengan menjalankan paket aplikasi Android pada perangkat Android.

Aplikasi resmi Angkatan Darat AS yang menyajikan berita-berita teknologi, pembaruan, dan media layanan dalam satu tempat

Aplikasi mobil pada awalnya ditawarkan untuk produktivitas umum dan pengambilan informasi, termasuk email, kalender, kontak, pasar saham, dan informasi cuaca. Namun, permintaan publik dan ketersediaan alat-alat pengembang membuatnya seaar cepat merambah ke kategori lain, menyerupai paket aplikasi perangkat lunak desktop. Seperti perangkat lunak lainnya, ledakan dalam jumlah dan jenis aplikasi mempersulit dalam menentukan pilihan, sehingga pada gilirannya memicu munculnya berbagai ulasan, rekomendasi, dan sumber kurasi, termasuk blog, majalah, dan layanan pencarian aplikasi online khusus. Pada tahun 2014 regulator pemerintah mulai mencoba mengatur dan mengkurasi aplikasi, terutama aplikasi medis.[5] Beberapa perusahaan menawarkan aplikasi sebagai metode alternatif untuk mengirimkan konten dengan keunggulan tertentu dibandingkan situs resmi.

Penggunaan aplikasi seluler menjadi semakin lazim bagi para pengguna ponsel.[6] Sebuah studi comScore pada Mei 2012 melaporkan bahwa selama kuartal sebelumnya, pelanggan perangkat mobil lebih banyak menggunakan aplikasi dibanding menjelajahi web di perangkat mereka: masing-masing 51,1% vs 49,8%.[7] Para peneliti menemukan bahwa penggunaan aplikasi mobil sangat berkorelasi dengan konteks pengguna dan bergantung pada lokasi dan waktu pengguna.[8] Aplikasi mobil memainkan peran yang semakin meningkat di bidang kesehatan dan jika dirancang dan diintegrasikan dengan benar akan memberikan banyak manfaat.[9][10]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Pogue, David (November 4, 2009). "A Place to Put Your Apps". New York Times. Diakses tanggal January 22, 2013. 
  2. ^ ""App" voted 2010 word of the year by the American Dialect Society (UPDATED) American Dialect Society". Americandialect.org. 2011-01-08. Diakses tanggal 2012-01-28. 
  3. ^ "Apa Itu Toko Aplikasi? Pengertian Dan Beberapa contohnya - Aplikasi Indonesia". aplikasi.ac.id. 2022-03-26. Diakses tanggal 2022-03-26. 
  4. ^ Siegler, MG (June 11, 2008). "Analyst: There's a great future in iPhone apps". Venture Beat. 
  5. ^ Yetisen, A. K.; Martinez-Hurtado, J. L.; et al. (2014). "The regulation of mobile medical applications". Lab on a Chip. 14 (5): 833–840. doi:10.1039/C3LC51235E. 
  6. ^ Ludwig, Sean. December 5, 2012. venturebeat.com, study: "Mobile app usage grows 35%, TV & web not so much"
  7. ^ Perez, Sarah. July 2, 2012. "comScore: In U.S. Mobile Market, Samsung, Android Top The Charts; Apps Overtake Web Browsing." techcrunch.com
  8. ^ Matthias Böhmer, Brent Hecht, Johannes Schöning, Antonio Krüger, and Gernot Bauer. 2011. Falling asleep with Angry Birds, Facebook and Kindle: a large-scale study on mobile app usage. In: Proceedings of the 13th International Conference on Human Computer Interaction with Mobile Devices and Services (MobileHCI '11). ACM, New York, NY, USA, 47-56.
  9. ^ Marcano-Belisario, José S.; Gupta, Ajay K.; O'Donoghue, John; Morrison, Cecily; Car, Josip (1 January 2016). "Tablet computers for implementing NICE antenatal mental health guidelines: protocol of a feasibility study". BMJ Open. 6 (1): e009930. doi:10.1136/bmjopen-2015-009930. PMC 4735209alt=Dapat diakses gratis. PMID 26801468 – via bmjopen.bmj.com. 
  10. ^ Ventola, CL (2014). "Mobile devices and apps for health care professionals: uses and benefits". P T. 39: 356–64. PMC 4029126alt=Dapat diakses gratis. PMID 24883008.