Wikipedia:Warung Kopi (Bahasa)/Arsip/2021/9

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Penamaan judul halaman olahraga difabel[sunting sumber]

Bagaimana terjemahan judul halaman olahraga difabel seperti Para-Badminton, Paratriathlon, Para table tennis, dan lain-lain? Sebelumnya saya menerjemahkan halaman para-badminton dengan para-bulu tangkis merujuk dari judul-judul berita nasional. Namun, saya ragu ketika ingin menerjemahkan halaman "BWF Para-Badminton World Championships" dengan judul "Kejuaraan Dunia Para-Bulu Tangkis BWF", karena terdapat pranala merah "Kejuaraan Dunia Difabel BWF" dalam Templat:Bulu tangkis internasional. Asian Para Games diartikan dengan Pesta Olahraga Difabel Asia sedangkan Paralympic diartikan dengan paralimpiade. Jadi, cara menerjemahkan yang seharusnya, menambah kata difabel atau tetap menggunakan kata "para-"? • Fadly kurniadiBicara 6 September 2021 09.30 (UTC)[balas]

Saya pribadi lebih cenderung menggunakan kata difabel. Namun demikian, tetap saya menggunakan Paralimpiade. Hemat saya, istilah para- sendiri tidak terlalu lazim sebelum Paralimpiade 2020 ini, sementara difabel sudah cukup lazim didengar. Memang mungkin istilah ini tidak mendekati istilah dalam bahasa Inggrisnya, namun dalam hal ini saya lebih cenderung menggunakan istilah yang lebih lazim, alih-alih mengejar ketepatan penerjemahan itu sendiri. Salam. Medelam (bicara) 6 September 2021 10.47 (UTC)[balas]
Karena tidak ada pendapat lain, saya rasa saya setuju dengan pendapat bung @Medelam. Lalu, bagaimana cara penulisan yang benar seperti contohnya untuk "para-bulu tangkis"? apakah penamaan "bulu tangkis difabel" tepat? • Fadly kurniadiBicara 9 September 2021 03.45 (UTC)[balas]

Saya, secara peribadi, malah lebih sepakat dengan istilah paralimpiade/paralimpik & olimpiade/olimpik karena istilah para-limpiade tidak menunjukkan konotasi tertentu. Sehingga, penggunaan istilah en:Para-badminton serta Para-badminton, seperti tertuang dalam en:Badminton at the 2020 Summer Paralympics, dan en:Wheelchair tennis itu sudah tepat. Azmi1995 (bicara) 9 September 2021 04.50 (UTC)[balas]

Terjemahan inscription dan tablet (arkeologi)[sunting sumber]

Dalam topik arkeologi:

  • Apa padanan atau terjemahan yang tepat untuk kata inscription dan tablet? Di wikidata, kata inscription padanannya dalam bahasa Indonesia adalah "prasasti", tetapi banyak artikel bernama inskripsi (seperti Inskripsi Yoas, Inskripsi Azeka, dll). Saya sudah memindahkan/mengubah nama beberapa artikel dari inskripsi menjadi prasasti, dan saya juga sudah beberapa kali membuat artikel yang dimulai dengan nama "prasasti", tetapi karena masih banyak yang bernama inskripsi, saya ragu untuk memindahkan semuanya. Jadi terjemahan apa yang paling tepat?
  • Beberapa terjemahan tablet merujuk ke ejaan "loh" atau "lauh": Seperti clay tablet dalam artikel bahasa Indonesianya yaitu "lauh tanah liat", tetapi tablets of stone malah "loh batu". Ejaan di KBBI ialah "lauh", tetapi di Alkitab Terjemahan Baru, ejaannya malah "loh" yang lebih mapan. Jadi ejaan apa yang sebaiknya digunakan?

Ivan Humphrey (bicara) 10 September 2021 07.57 (UTC)[balas]

Memohon pendapat dari Saudara @Japra Jayapati :). Danu Widjajanto (bicara) 12 September 2021 16.58 (UTC)[balas]

Setuju kalau dipindah jadi prasasti walaupun pasti akan memakan tenaga dan waktu karena harus dipindah satu-satu. Untuk lauh v.s. loh, karena dua-duanya sama-sama notable, dan lumrah digunakan, seperti lauh al mahfuz, meskipun saya lebih senang menyebutnya dengan loh, disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan. Loh, ternyata, lebih sering dipakai di lingkungan gereja Azmi1995 (bicara) 12 September 2021 17.03 (UTC)[balas]

@Danu Widjajanto:
  • Suatu kata dari bahasa lain tidak boleh HANYA diterjemahkan menjadi atau dipadankan dengan satu kata tertentu dalam bahasa kita. Apabila menerjemahkan suatu kata dari bahasa lain, kita wajib memperhatikan rentang semantis kata tersebut, kemudian memperhatikan konteks kalimat yang hendak diterjemahkan, barulah mencari padanan yang tepat atau yang mendekati makna termaksud dari bahasa kita. Rentang semantis dari kata inscription adalah, tindakan menerakan aksara, tulisan yang terukir pada papan/lempeng/lempengan (kayu, logam, atau batu) misalnya batu nisan, tulisan pada uang logam, kalimat pendedikasian (dipersembahkan kepada ...) pada sampul depan buku, jadi dengan memperhatikan rentang semantisnya, kata inscription tidak boleh HANYA diterjemahkan menjadi "prasasti", tetapi dapat pula diterjemahkan misalnya menjadi "piagam", "inskripsi", "tulisan", "surat" (misalnya "batu bersurat"), "cetakan/teraan" (tulisan yang diterakan/dicetak pada permukaan benda keras), "sesanti" (misalnya "sesanti bhinneka tunggal ika pada lambang Garuda Pancasila"), dsb. Kesimpulannya, "inscription" tidak wajib diterjemahkan menjadi "prasasti". Khusus untuk Inskripsi Yoas dan Inskripsi Azeka, saya rasa "tepat" diterjemahkan menjadi "Prasasti Yoas" dan "Prasasti Azeka".
  • Salah satu sikap wikipedia Indonesia yang menurut saya kurang bijaksana adalah cenderung memperlakukan kata tidak baku sebagai kata yang "salah" dan oleh karena itu "tidak laik pakai". Kalau kita membaca misalnya artikel-artikel wikipedia bahasa Inggris, terutama yang ditulis wikipediawan dari negara-negara Anglophone, tampak sekali ada kebanggaan dalam berbahasa, atau setidaknya kebebasan dalam memanfaatkan seluruh khazanah kekayaan bahasa Inggris, yang tercerminkan dalam pemakaian berbagai ungkapan, frasa, dan kata yang dalam wikipedia Indonesia (saya cermati) sering kita ketepikan sebagai istilah-istilah "pasar", "arkais", "tinggi", "sukar dipahami", "tidak baku", "tidak lumrah digunakan", atau "tidak terkenal". Mengenai kata "loh" / "lauh", sayang sekali KBBI kita tidak memuat sejarah asal-usul kata maupun keterangan tentang sejak kapan suatu kata mulai dianggap sebagai bentuk yang "baku". Ketika menerjemahkan artikel "clay tablet", saya memakai istilah "loh" sebagai padanan "tablet", kemudian ada wikipediawan yang menggantinya menjadi "lauh", juga dengan alasan "lauh" baku dan "loh" tidak baku, merujuk kepada KBBI kemdikbud, padahal justru sebaliknya menurut situs web KBBI daring dan kamus sabda. Jadi menurut saya, meskipun secara pribadi lebih suka pakai "loh", dua-duanya "laik pakai". تابيق ~ Japra (obrol) 13 September 2021 03.27 (UTC)[balas]

Filantropis = Dermawan ?[sunting sumber]

Saya lihat disini rupa-rupanya Google menerjemahkan kata filantropis menjadi dermawan, apakah penerjemahan itu benar ? Kalo benar mungkin artikel-artikel yang memuat kata filantropis diubah menjadi dermawan mungkin --Glorious Engine (bicara) 28 September 2021 02.46 (UTC)[balas]

tidak perlu mengubah semua kata filantropi menjadi dermawan. kedua kata ini masih cukup notable dan familiar di kalangan community/komunitas penutur bahasa indonesia Azmi1995 (bicara) 28 September 2021 18.07 (UTC)[balas]
Tidak perlu. Filantropi pun sudah masuk KBBI. Rtnf (bicara) 29 September 2021 00.03 (UTC)[balas]
@Glorious Engine: Terjemahan Google kan juga dibuat berdasarkan kontribusi komunitas, jadi gak bisa dijadikan panduan mutlak. Veracious ^(•‿•)^ 7 Oktober 2021 03.37 (UTC)[balas]