Wanatawang, Songgom, Brebes

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Wanatawang
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenBrebes
KecamatanSonggom
Kode pos
52266
Kode Kemendagri33.29.10.2007
Luas-
Jumlah penduduk-
Kepadatan-

Wanatawang adalah sebuah desa di kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Indonesia. Desa ini berjarak sekitar 2,5 Km sebelah utara pusat pemerintahan kecamatan Songgom atau 16 Km dari ibu kota Kabupaten Brebes ke arah selatan. Batas sebelah barat desa ini dilintasi oleh Sungai Pemali.

Batas wilayah[sunting | sunting sumber]

Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Utara Desa Wanacala
Timur Desa Karangsembung dan Desa Jatirokeh
Selatan Desa Cenang dan Desa Jatirokeh
Barat Desa Cenang dan Kecamatan Larangan

Pembagian wilayah[sunting | sunting sumber]

Wilayah Desa dibagi menjadi beberapa pedukuhan, yang masing-masing dikepalai oleh seorang Kepala Dusun.

  1. Dukuh Wanatawang
  2. Dukuh Karangbinangun
  3. Dukuh Pengilon
  4. Dukuh Dawuhan
  5. Dukuh Keplik

Daftar pemimpin[sunting | sunting sumber]

Nama-nama kepala desa yang pernah memimpin Desa Wanatawang:

  1. Saleh (Mbah Perlot)
  2. H.Nuridin
  3. Sunirto
  4. Tarmadi
  5. Suhirno
  6. Heri Marzuki
  7. Sugeng

Penduduk[sunting | sunting sumber]

Penduduknya sebagian besar adalah buruh tani. Penduduk usia produktif umumnya pergi merantau ke Jakarta untuk jadi tukang ojek, asongan atau kuli bangunan. Ada pula yang pergi ke Luar negeri menjadi TKI terutama ke Timur Tengah.

Penggunaan lahan[sunting | sunting sumber]

Pada musim tertentu sawah-sawah di daerah ini disewa selama kurang lebih 1/2 sampai 1 tahun oleh PT Perkebunan (persero) PG Jatibarang untuk ditanami tebu. Di wilayah kecamatan Songgom yang dulunya wilayah Jatibarang (hasil pemekaran wilayah kecamatan) ini, memang ada rel kereta tebu yang membentang dari Pabrik Gula Jatibarang melintasi desa Mengger, Kendawa, Janegara, Klampis, Karangsembung, Wanatawang, Dukuhpayung hingga Songgom. Penanaman tebu ini dulunya dikelola langsung oleh PTP (Persero), tetapi belakangan pengelolaannya diserahkan kepada masyarakat pemilik lahan, yang sering disebut dengan TRI (Tebu rakyat Intensifikasi). Pada musim tanam tebu, masyarakat petani terpaksa harus libur dari kegiatan pertaniannya. Hal ini yang membuat para buruh tani beralih profesi.

Pendapat warga[sunting | sunting sumber]

Untuk Warga Desa Wanatawang sudah seharusnya melek Digital, Kaum muda seharusnya melakukan inovasi dan memberikan trobosan baru kepada Masyarakat agar tidak menutup diri dan mempertahankan pemikiran zaman batu, yuk sama-sama bangun Desa Wanatawang untuk menjadi Desa Produksi, dan bukan lagi Desa yang terjajah oleh kaum Kapitalis asing. Salam Pemuda Wanatawang