Universitas Indonesia Bandung
- Artikel ini adalah tentang salah satu periode sejarah Institut Teknologi Bandung dalam kurun waktu 1950 – 1959 sebagai kelanjutan secara simultan sejak berdirinya Technische Hoogeschool te Bandoeng, Bandung Kogyo Daigaku, Sekolah Tinggi Teknik Bandung, Technische Faculteit, Nood-Universiteit van Nederlandsch Indie, Universiteit van Indonesie te Bandoeng, hingga menjadi Universitas Indonesia Bandung. Untuk informasi tentang fakultas lain dalam Universitas Indonesia di Jakarta, Bogor, Surabaya, dan Makassar, lihat sejarah Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Universitas Airlangga, dan Universitas Hasanuddin.
Didirikan | 2 Februari 1950 – 2 Maret 1959 |
---|---|
Kampus | Urban |
Nama julukan | BPTRIS, BPTRI, UI Bandung |
Universitas Indonesia Bandung (UI Bandung) adalah gabungan fakultas yang berada di Kota Bandung yang bernaung di bawah Universitas Indonesia (UI) yang berpusat di Jakarta di mana pada tanggal 2 Februari 1950 dialihkan dari Nederlandsch Indië Civil Administratie - NICA (Pemerintahan Sipil Hindia Belanda) kepada Pemerintah RI sebagai kelanjutan dari Universiteit van Indonesie te Bandoeng.
Sekilas sejarah Universitas Indonesia
Dengan ditandatanganinya soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan) Indonesia oleh Belanda berdasarkan Konferensi Meja Bundar (23 Agustus - 2 November 1949) dan dibentuknya RIS pada tanggal 27 Desember 1949, maka ditetapkanlah Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1950 tanggal 23 Januari 1950 tentang Perguruan Tinggi yang berlaku sejak tanggal diumumkan yaitu 30 Januari 1950, di mana Pasal 1 UU Darurat tersebut menyatakan bahwa:
Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia Serikat diwajibkan mengambil segala tindakan dalam waktu sependek-pendeknya dengan, jika perlu, menyimpang dari segenap peraturan-peraturan yang berlaku untuk "Universiteit van Indonesie" seperti "Hoger Onderwijs Ordonnantie 1946"; (Staatsblad van Nederlands Indie 1947 No.47), dan "Universiteitsreglement 1946" (Staatsblad van Nederlands Indie 1947 No.170), masing-masing dengan perubahan-perubahannya, dan dari segenap "Huishoudelijke Reglementen" dari segala fakulteit, agar supaya Perguruan Tinggi itu dapat memenuhi aliran-aliran nasional Republik Indonesia Serikat.
Sebelumnya Pemerintah Indonesia telah membentuk Panitia Persiapan Negara (PPN) yang bertugas antara lain untuk mempersiapkan pengambilalihan lembaga perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh NICA.[1] Berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1950 itu dibentuklah Balai Perguruan Tinggi RIS yang merupakan peleburan antara Balai Perguruan Tinggi RI (didirikan pada tanggal 19 Agustus 1945 di Jakarta meliputi Perguruan Tinggi Kedokteran dan Perguruan Tinggi Hukum/Kesusasteraan dengan pengantar bahasa Indonesia) dan Universiteit van Indonesie (terdiri dari 9 fakultas dengan pengantar bahasa Belanda). Beberapa varian nama institusi tersebut adalah Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia Serikat, Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia, atau Universiteit van de Republiek Indonesië. Untuk selanjutnya tanggal 2 Februari 1950 dianggap sebagai tanggal lahir Universiteit Indonesia.
Dari pidato Dekan Fakultas Prof. Ir. H. Vlugter pada Dies Natalis der Faculteit van Technische Wetenschap tanggal 18 Oktober 1950 di Kampus Ganesha Bandung, nama yang dipakai adalah "Fakultet Pengetahuan Teknik dari Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia" – bukan "Universiteit Indonesia". Demikian juga dalam pidato pada Dies Natalis der Faculteit van Technische Wetenschap tanggal 18 Oktober 1951, dengan variasi "Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia" ada pula "Universiteit van de Republiek Indonesië".
Nama universitas tersebut selama rentang 1950-1959 adalah:
- 2 Februari 1950 - Balai Perguruan Tinggi RIS[1][2] atau Universiteit Indonesia.[2]
- Pertengahan tahun 1950 - Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia/Universiteit Indonesia/Universiteit van de Republiek Indonesië[note 1]
- 1952 - Universiteit Indonesia[1]
- 1953 - Universitet Indonesia
- Pertengahan tahun 1955 - Universitas Indonesia (Perubahan istilah "universitet" menjadi "universitas" dilaksanakan sesuai UU Nomor 10 Tahun 1955 tentang Pengubahan Nama Universiteit, Universitet, Universitit, Faculteit, Facultet dan Facultit Menjadi Universitas dan Fakultas (11 Juli 1955). Hal ini juga berlaku bagi institusi lain seperti UGM yang sebelumnya bernama Universitit Negeri Gadjah Mada, sementara Unair sendiri sejak berdirinya telah menggunakan nama Universitas Airlangga).
Universitas Indonesia Bandung
Penyerahan Universiteit van Indonesie dari pihak Belanda kepada Indonesia diikuti perubahan nama dari segenap fakultas dan lembaga yang dimiliki termasuk yang berkedudukan di Bandung, yaitu:
- Fakulteit Pengetahuan Teknik - FT, sebelumnya Faculteit van Technische Wetenschap yang berlokasi di Jl. Ganeća 10 Bandung.
- Fakulteit Ilmu Pasti dan Ilmu Alam - FIPIA, sebelumnya Faculteit van Wiskunde en Natuurwetenschap yang berlokasi di Jl. Tamansari 64 Bandung.
- Balai Pendidikan Universiter Guru Gambar - BPUG, sebelumnya Universitaire Leergang voor de Opleiding van Tekenleraren yang berlokasi di Jl. Ganeća 10 Bandung.
Demikian juga terhadap lembaga pelatihan/kursus yang terdapat di Kampus Ganesha Bandung yaitu:
- Balai Pendidikan Universiter untuk Penera, sebelumnya Opleiding voor IJker.
- Kursus untuk analis, sebelumnya Opleiding van Chemische Analysten.
- Kursus untuk mendidik pembuat alat dan peniup gelas, sebelumnya Opleiding voor Instrumentmakers en Glasblazers
Selama berada di bawah naungan UI antara tahun 1950-1959 banyak kegiatan tingkat universitas yang diselenggarakan di Kampus Ganesha Bandung, di antaranya adalah:
- Dies Natalis ke-2 Universiteit Indonesia yang diadakan pada hari Sabtu, 2 Februari 1952 yang dihadiri Presiden RI Ir. Soekarno dan pejabat lainnya di mana untuk pertama kalinya Dies Natalis UI dirayakan.
- Dies Natalis ke-3 Universitet Indonesia yang diadakan pada hari Senin, 16 Februari 1953 yang dihadiri Presiden RI Ir. Soekarno dan pejabat lainnya.
- Dies Natalis ke-5 Universitas Indonesia yang diadakan pada hari Kamis, 10 Februari 1955 yang dihadiri Presiden RI Ir. Soekarno, Presiden UI Prof. dr. Bahder Djohan dan pejabat lainnya.[3]
- Dies Natalis ke-6 Universitas Indonesia yang diadakan pada hari Kamis, 2 Februari 1956 yang dihadiri Presiden RI Ir. Soekarno dan pejabat lainnya.
- Dies Natalis ke-7 Universitas Indonesia yang diadakan pada hari Senin, 25 Februari 1957 yang dihadiri Presiden RI Ir. Soekarno dan pejabat lainnya. Bersamaan dengan acara tersebut, Presiden juga membuka Kongres pertama Dewan/Senat Mahasiswa se Indonesia yang berlangsung pada tanggal 25-28 Februari 1957. Pada kongres pertama ini lahirlah Majelis Mahasiswa Indonesia. Peringatan Dies Natalis kali ini dilaksanakan di dua tempat, sebelumnya pada hari Sabtu, 2 Februari 1957 juga dilaksanakan peringatan Dies Natalis ke-7 Universitas Indonesia di Jakarta.
Fakultas Teknik
Jurusan/bagian yang tersedia di Fakultas Teknik Bandung pada periode ini adalah:[1]
- Teknik Sipil (sejak 3 Juli 1920 - dibuka kembali tahun 1946)
- Teknik Kimia (sejak 1 Agustus 1940 - dibuka kembali tahun 1946)
- Teknik Mesin (sejak 1 Agustus 1941 - dibuka kembali tahun 1946)
- Teknik Elektro (sejak 1 Agustus 1941 - dibuka kembali TA 1947-1948)
- Teknik Pertambangan (sejak TA 1947-1948)
- Seni Rupa (sejak Agustus 1947)
- Metrologi (kelanjutan dari kursus penera 2 September 1947, jurusan tersebut akhirnya ditutup)
- Geodesi (sejak tahun 1950)[4]
- Arsitektur (sejak tahun 24 Oktober 1950)[5][6]
- Teknik Fisika (sejak tahun 1950)[7]
Jumlah mahasiswa Fakultas Teknik Bandung yang terdaftar per tanggal 31 Oktober 1955 adalah:[8]
No. | Bagian | Pria | Wanita | Jumlah |
---|---|---|---|---|
1. | Teknik Sipil | 534 | 4 | 538 |
2. | Teknik Kimia | 269 | 7 | 276 |
3. | Teknik Mesin | 363 | - | 363 |
4. | Teknik Elektro | 317 | 1 | 318 |
5. | Teknik Pertambangan | 211 | - | 211 |
6. | Teknik Arsitektur | 376 | 7 | 383 |
7. | Teknik Geodesi | 27 | - | 27 |
8. | Teknik Fisika | 8 | 1 | 9 |
9. | Metrologi | 8 | - | 8 |
10. | Seni Rupa | 33 | 18 | 51 |
Jumlah total | 2146 | 38 | 2181 |
Jumlah populasi mahasiswa FT UI Bandung dari tahun ke tahun:[8]
Tahun | Jumlah |
---|---|
1947-1948 | 315 |
1948-1949 | 367 |
1949-1950 | 495 |
1950-1951 | 895 |
1951-1952 | 1190 |
1952-1953 | 1545 |
1953-1954 | 1975 |
1954-1955 | 2424 |
Dekan Fakultas Teknik Bandung
Dekan Fakultas Teknik sampai dengan berakhirnya periode UI Bandung adalah:[1]
- Prof. Ir. Paulus Pieter Bijlaard (21 Januari 1946 – 1 September 1947)[note 2] - Guru besar Teknik Sipil bidang Bangunan Jalan dan Jembatan, yang pada periode 31 Juli 1936 - 14 Agustus 1937 menjabat Rektor/Voorzitter der Faculteit van Technische Wetenschap TH Bandung.
- Prof. Dr. Kees Posthumus (1 September 1947 – 1 Agustus 1950)[1][note 3] - Guru besar Teknik Kimia.
- Sekretaris: Prof. Ir. O. Bax Stevens
- Prof. Ir. H. Vlugter (1 Agustus 1950 - 1 Agustus 1953)[1][note 4] - Guru besar Teknik Sipil bidang Hidrolika dan Irigasi.
- Sekretaris: Prof. Ir. E. S. Pacejka - Guru besar Teknik Mesin (1950-1951).
- Sekretaris: Prof. Dr. Ir. J. G. Niesten - Guru besar Teknik Elektro (1951-1952).[12]
- Prof. Ir. Soetedjo (1 Agustus 1953 - 2 Maret 1959) - Guru besar Teknik Sipil bidang Hidrolika dan Irigasi.
Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam
Jurusan/bagian yang tersedia di FIPIA UI Bandung pada periode ini adalah:[13][14]
- Matematika (dibuka sejak 6 Oktober 1947)
- Fisika (dibuka sejak 6 Oktober 1947)
- Kimia (dibuka sejak 6 Oktober 1947)
- Biologi (dibuka sejak 6 Oktober 1947)
- Farmasi
- Astronomi (dibuka sejak 1951)
Dekan FIPIA Bandung
Dekan FIPIA sampai dengan berakhirnya periode UI Bandung adalah:[1]
- Prof. H. Th. M. Leeman (6 Oktober 1947 – 1957) - Guru besar Matematika (diangkat bulan Juli 1947)
- Prof. dr. R. M. Djoehana Wiradikarta (1957 - 2 Maret 1959) - Guru besar Mikrobiologi dan Serologi Jurusan Farmasi dan Biologi.
Catatan
- ^ Republik Indonesia Serikat dibubarkan pada tanggal 17 Agustus 1950 menjadi Republik Indonesia, diikuti dengan perubahan nama BPT RIS menjadi BPT RI, lihat juga pidato dekan FT tanggal 18 Oktober 1950.
- ^ "In 1936 and again in 1946 he served the University as Rector Magnificus"[9]
- ^ "Met ingang van 1 September jl. heeft prof. dr. K. Posthumus het voorzitterschap der faculteit aanvaard. Als secretaris treedt op prof. ir. O. Bax Stevens."[10]
- ^ "Prof. Ir. H. Vlugter en Prof. Ir. E. S. Pacejka zijn voor het cursusjaar 50/51, ingaande 1 Aug. '50 aangewezen resp. als voorzitter en secretaris van de Faculteit van Technische Wetenschap van de Universiteit van de Republik Indonesia."[11]
Rujukan
- ^ a b c d e f g h Sakri, A. (1979a). Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret 1979, Jilid 1: Selintas perkembangan ITB. Bandung: Penerbit ITB.
- ^ a b Somadikarta, S. (1999). Tahun emas Universitas Indonesia, Jilid 1: Dari Balai ke Universitas. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
- ^ (Belanda) "President Soekarno gaat wandelen", De nieuwsgier, edisi 2 Februari 1955, Tahun ke-10 No.129.
- ^ Sejarah dan Perkembangan Geodesi ITB.
- ^ Arsitektur (Program Studi/Prodi).
- ^ Sejarah dan peran IAI.
- ^ Program Studi Teknik Fisika.
- ^ a b (Belanda) "De voormalige Bandungsche Hogeschool 35 jaar", dalam Majalah "De ingenieur in Indonesie", edisi Desember 1955, Tahun ke-7 No.4.
- ^ (Inggris) Cornell–Paulus Pieter Bijlaard.
- ^ (Belanda) Het dagblad: uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia, edisi 26 September 1947, Tahun ke-2 No.293.
- ^ (Belanda) De ingenieur in Indonesie, edisi Oktober 1950, Tahun ke-2 No.5.
- ^ (Belanda) De ingenieur in Indonesie, edisi Agustus 1951, Tahun ke-3 No.4.
- ^ Profil FMIPA ITB.
- ^ (Belanda) Faculteit Exacte Wetenschappen.
Pranala luar
- Situs resmi ITB.
- Timeline TH Bandung - ITB.
- Sejarah Rektor TH Bandung - ITB.
- Babad Tanah Ganesha.
- Sejarah Keluarga Mahasiswa ITB.
Didahului oleh: Universiteit van Indonesie te Bandoeng 1947 - 1950 |
Universitas Indonesia Bandung 1950 – 1959 |
Diteruskan oleh: Institut Teknologi Bandung 1959 - sekarang |