Titik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Titik adalah salah satu konsep mengenai bentuk dalam seni rupa. Kumpulan dari titik membentuk garis. Titik berfungsi dalam tata rupa dan pemberian kontras pada gambar. Keindahan dari suatu titik dapat muncul pada seni lukis dengan warna hitam dan putih.

Konsep[sunting | sunting sumber]

Titik merupakan salah satu media rupa dalam ekspresi seni rupa.[1] Sifat dari titik adalah sebagai unsur konsep atau pengertian yang tidak dapat dilihat, namun terasa adanya. Sebagai konsep, titik tidak memiliki panjang maupun lebar. Titik juga tidak mengisi suatu area atau ruang. Namun, keberadaan titik menandakan keberadaan suatu tempat. Dalam hubungannya dengan garis, titik adalah pangkal dan ujung dari sepotong garis. Pada dua garis, titik adalah perpotongan sekaligus pertemuan dari keduanya.[2]

Fungsi[sunting | sunting sumber]

Tata rupa[sunting | sunting sumber]

Dalam ilmu tata rupa atau nirmana, titik merupakan jenis elemen visual yang menerima pengorganisasian ataupun penyusunan.[3] Titik merupakan salah satu elemen rupa yang digunakan dalam formalisme. Dalam formalisme, penyusunan elemen rupa mengikuti aturan formal yang ketat agar dapat menghasilkan suatu karya seni rupa.[4]

Pembentuk garis dan kontras gambar[sunting | sunting sumber]

Penyambungan titik-titik membentuk garis. Garis ini merupakan salah satu unsur dasar yang mengandung nilai keindahan dalam seni rupa.[5] Kerapatan dari suatu titik menjadi salah satu penentu tingkat gelap dan terang suatu gambar. Fungsi ini dapat dicapai menggunakan teknik arsiran.[6]

Keindahan[sunting | sunting sumber]

Hitam-putih[sunting | sunting sumber]

Penghayatan tentang titik dalam seni rupa merupakan salah satu cara untuk menilai karya seni rupa.[7] Unsur keindahan dari titik dapat tercapai dengan perpaduan garis yang dikreasi dengan pertimbangan tertenut. Keindahan titik dan garis dapat muncul melalui kontras antara warna hitam dan putih. Warna hitam dapat dihasilkan menggunakan tinta atau pensil. Sementara warna putih dapat diperoleh misalnya dari kertas. Keindahannya dapat ditampilkan dalam bentuk gabungan antara arsiran dan pointilis yang menghasilkan piktorial.[8] Penerapan seni untuk titik dengan warna hitam dan putih digunakan pada seni lukis.[9]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Salam, dkk. 2020, hlm. 7.
  2. ^ Wong, Wucius (1995). Beberapa Asas Merancang Dwimatra. Bandung: Penerbit ITB. hlm. 3. ISBN 979-8001-09-5. 
  3. ^ Salam, dkk. 2020, hlm. 151.
  4. ^ Salam, dkk. 2020, hlm. 147.
  5. ^ Kurniawan dan Hidayatullah 2016, hlm. 10.
  6. ^ Kurniawan dan Hidayatullah 2016, hlm. 34.
  7. ^ Salam, dkk. 2020, hlm. 115.
  8. ^ Priyatno 2021, hlm. iii.
  9. ^ Priyatno 2021, hlm. x.

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]