Tentara Pembebasan Nasional Zapatista

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 7 April 2013 05.40 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 40 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q188590)
Tentara Pembebasan Nasional Zapatista
Ejército Zapatista de Liberación Nacional (EZLN)
PemimpinSubcomandante Elisa
Subcomandante Marcos
Comandante Ramona †
Waktu operasi1994 - sekarang
MotifPemberontakan bersenjata terhadap pemerintah Meksiko karena pelaksanaan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara, yang mereka yakini akan meningkatkan efek dari neo-liberalisme dan kapitalisme, sehingga menindas para buruh, dan karena penolakan pemerintah Meksiko untuk memberi otonomi kepada penduduk asli Meksiko di negara bagian Chiapas di Meksiko.
Wilayah operasiMeksiko Chiapas, Mexico
IdeologiSosialisme Libertarian
Anarko-Komunisme
Marxisme Otonomis
Jenis seranganpemberontakan dan gerilya bersenjata
StatusAktif
Jumlah anggotasekitar 3.000 partisipan aktif dan milisi
Puluhan ribu pendukung sipil
Subcomandante Marcos

Tentara Pembebasan Nasional Zapatista (Bahasa Spanyol:Ejército Zapatista de Liberación Nacional, disingkat EZLN) adalah kelompok revolusioner bersenjata yang bermarkas di Chiapas, salah satu provinsi termiskin di Meksiko. Basis anggota mereka sebagian besar adalah masyarakat adat, tapi mereka juga mempunyai pendukung dari wilayah perkotaan seperti halnya dukungan jaringan internasional. Juru bicara mereka, tapi secara teknis bukanlah pemimpin mereka yang menyebut dirinya dengan sub-comandante, adalah Subcomandante Marcos. Seluruh comandante berasal dari suku Mayan, Indian Amerika.

Banyak kalangan menganggap bahwa gerakan Zapatista merupakan revolusi pasca-modern pertama: sebuah kelompok revolusioner bersenjata yang antikekerasan yang menggunakan teknologi modern telepon satelit dan internet sebagai suatu cara untuk menggalang dukungan domestik dan luar negeri. Mereka menganggap dirinya sebagai bagian dari gerakan antiglobalisasi yang lebih luas.

Zapatista menuai perhatian dunia dengan daya inspirasi yang mereka sebar sejak awal. Zapatista mengangkat senjata bukan untuk merebut kekuasaan, tapi untuk menciptakan sebuah ruang demokratis dimana pertentangan antar pandangan politik yang berbeda-beda bisa dibicarakan. Mereka ingin menunjukan kepada dunia bahwa cara lain untuk berpolitik itu sungguh ada, yang salah satunya bisa dilihat dari praktik kehidupan swadaya masyarakat adat.

Nama Zapatista diambil dari Emiliano Zapata, seorang tokoh revolusi Meksiko.

Sejarah singkat

Papan di Federal Highway 307 ("Jalan Raya 307"), Chiapas yang ditulis dalam bahasa Spanyol. Papan atas: "Anda berada di wilayah pemberontak Zapatista. Di sini Rakyat berkuasa dan pemerintah menurut". Papan bawah: "Zona Utara. Dewan Pemerintahan Yang Baik. Penyelundupan senjata, penanaman obat-obatan, penggunaan obat rekreasional, minuman beralkohol, dan pembalakan liar adalah dilarang. (Katakan) Tidak untuk kerusakan alam. ".

Zapatista muncul publik pada 1 Januari 1994, hari ketika NAFTA diberlakukan, ditandai dengan keberhasilan awalnya menaklukan pemerintahan Meksiko di kota-kota besar di Chiapas. Konflik bersenjata singkat di Chiapas berakhir 2 minggu setelah pemberontakan dan tanpa menimbulkan konfrontasi yang lebih luas. Pemerintah Meksiko menggantikan kebijakan perang dengan mengerahkan kelompok-kelompok milisi dalam usaha mengendalikan pemberontakan, secara bersamaan Zapatista membangun suatu media kampanye melalui berbagai koran komunike dan secara berkala mengeluarkan enam "Deklarasi Rimba Raya Lacandon", tanpa tindakan militer atau teroris lebih lanjut dari sisi mereka. Kehadiran internet yang kuat secara internasional telah dengan cepat menggalang kesetiaan dari banyak gerakan kelompok sayap kiri internasional.

Pembicaraan pemerintah dan EZLN berpuncak pada Dialog San Andres (1996) yang mengabulkan otonomi dan hak-hak khusus bagi penduduk masyarakat adat. Akan tetapi Presiden Ernesto Zedillo mengabaikan perjanjian dan malah meningkatkan kehadiran jumlah militer di Chiapas. Dengan pemerintahan baru Vicente Fox, Zapatista melakukan pawai pada 2000 menuju Mexico City untuk menemui Kongres Meksiko. Perjanjian yang telah diperlunak kemudian ditolak oleh para pemberontak yang telah berhasil membangun 32 kotamadya di Chiapas, sehingga secara sepihak menerapkan perjanjian tanpa dukungan pemerintah tetapi dengan dukungan dana dari organisasi-organisasi internasional.

Pada Juli 2005, Zapatista mengeluarkan "Deklarasi Rimba Raya Lacandon" ke-enam. Dalam Deklarasi yang baru ini, EZLN menyerukan sebuah kampanye nasional alternatif sebagai oposisi terhadap kampanye presidensial yang sedang berlangsung. Dalam persiapan kampanye alternatif ini, Zapatista mengundang lebih dari 600 organisasi sayap kiri nasional untuk datang ke wilayah mereka, kelompok-kelompok masyarakat adat dan lembaga swadaya masyarakat mendengarkan pandangan mereka tentang hak asasi manusia dalam serangkainan pertemuan dwi mingguan yang memuncak pada sidang paripurna tanggal 16 September, saat perayaan hari kemerdekaan Meksiko atas Spanyol. Dalam pertemuan ini Subcomandante Marcos secara resmi meminta kesetiaan organisasi-organisasi terhadap Deklarasi ke-enam, dan merinci rencana tur Zapatista selama 6 bulan melewati 32 provinsi yang mengambil waktu bersamaan dengan kampanye pemilu yang dimulai pada Januari 2006.

Sejarah Lengkap

EZLN dibentuk pada 17 November 1983 oleh mantan anggota beberapa kelompok, baik yang berorientasi kekerasan maupun pasifis. Mereka mulai dikenal masyarakat nasional maupun internasional pada 11 Januari 1994, pada hari yang sama NAFTA (North American Free Trade Agreement) antara Meksiko, Amerika Serikat dan Kanada mulai beroperasi sebagai cara untuk menyatakan kehadiran masyarakat adat di tengah dunia yang mulai mengglobalisasi.

Para pejuang masyarakat adat, di antaranya merakit senapan palsu yang terbuat dari kayu, menguasai lima munisipal di Chiapas, menyatakan secara resmi perang melawan Pemerintahan Meksiko, dan menyatakan rencana mereka untuk melakukan pawai menuju Mexico City, ibu kota Meksiko, baik untuk mengalahkan tentara Meksiko ataupun membiarkannya untuk menyerah dan memberlakukan pajak perang pada kota-kota yang mereka kuasai sepanjang perjalanan mereka.

Hal yang tidak biasanya ditemukan pada organisasi revolusioner, dalam dokumen yang diterbitkan EZLN [1] (dalam Bahasa Spanyol) sebelum pemberontakan menyatakan hak rakyat untuk menyerang balik setiap tindakan tidak adil yang dilakukan EZLN. Mereka juga menyatakan hak rakyat untuk:

"menuntut agar angkatan bersenjata revolusioner untuk tidak mencampuri urusan sipil atau disposisi ibu kota yang berhubungan dengan agrikultur, usaha, finansial, dan industri, sebagaimana hal tersebut merupakan ranah eksklusif otoritas sipil yang dipilih secara bebas dan demokratis." Dan mengatakan bahwa rakyat harus "mendapatkan dan memiliki senjata untuk melindungi diri sendiri, keluarga dan hak milik mereka menurut hukum disposisi ibu kota mengenai pertanian, usaha komersial, finansial, dan industri dari serangan bersenjata yang dilakukan oleh angkatan bersenjata revolusioner maupun oleh angkatan bersenjata pemerintah."

Setelah beberapa hari pertempuran lokal di hutan, Presiden Carlos Salinas de Gortari di tahun terakhirnya memegang pemerintahan kemudian menawarkan sebuah perjanjian gencatan senjata dan membuka dialog dengan para pemberontak dengan juru bicara resminya Subcomandante Marcos. Setelah dua belas hari, pertempuran berhenti.

Dialog antara Zapatista dan pemerintah diperpanjang lebih dari satu periode (tiga tahun) dan berakhir dengan San Andrés Accords, yang berisi perubahan konstitusi nasional yang bertujuan untuk memberikan hak istimewa, termasuk otonomi, kepada masyarakat adat. Sebuah komisi yang terdiri dari deputi dari partai politik bernama COCOPA mengubah sedikit perjanjian tersebut dengan persetujuan EZLN. Presiden Meksiko yang baru, Ernesto Zedillo, bagaimanapun, mengatakan bahwa kongres harus memutuskan apakah menyetujui perjanjian tersebut atau tidak. Mengklaim telah adanya ingkar janji di meja negosiasi, EZLN kembali ke hutan sementara Zedillo meningkatkan kehadiran militer di Chiapas untuk mencegah berkembangnya zona pengaruh EZLN. Gencatan senjata tidak resmi yang berbarengan dengan senyapnya aktivitas EZLN berlangsung selama tiga tahun selanjutnya, dan merupakan yang terakhir pada masa Zedillo.

Setelah dialog berakhir, banyak tuduhan ditujukan pada angkatan bersenjata Meksiko dan kelompok-kelompok paramiliter atas serangan, penahanan dan pembunuhan terhadap Zapatista dan pendukungnya; satu insiden khusus adalah Pembantaian Acteal, di mana 45 orang yang menghadiri misa gereja dibunuh oleh orang tak dikenal. Motif dan identitas para penyerang tidak jelas, bahkan hampir sampai pada keputusan bahwa hal itu sama sekali tidak berhubungan dengan EZLN (bagaimanapun, mereka yang selamat mengaku bahwa mereka diserang oleh paramiliter).

Pada tahun 2000 presiden baru, Vicente Fox Quesada, presiden pertama dari pihak oposisi dalam 72 tahun terakhir, menyerahkan apa yang disebut Undang-undang COCOPA (perubahan konstitusi) kepada Kongres Meksiko pada salah satu tindakan pemerintahan pertamanya (5 Desember 2000), sebagaimana yang ia janjikan pada kampanye kepresidenannya. Setelah melihat kritisisme dan perubahan yang diajukan oleh anggota kongres yang dikenal, Subcommandante Marcos dan sebagian kelompoknya memutuskan untuk pergi, tanpa dipersenjatai, ke Mexico City untuk berbicara dengan kongres untuk mendukung proposal yang orisinil. Setelah berparade melalui tujuh negara bagian Meksiko dengan dukungan substansial dari masyarakat dan liputan media (dan dikawal polisi untuk melindungi anggota EZLN), perwakilan EZLN (tidak termasuk Marcos) berbicara di depan kongres pada Maret 2001, dalam sebuah acara yang kontroversial. Parade tersebut dijuluki "Zapatour", dan di hari kedatangan mereka sebuah konser untuk perdamaian yang tidak berkaitan berlangsung. Selama berkunjung, mereka mengunjungi sekolah-sekolah dan universitas.

Segera setelah EZLN kembali ke Chiapas, Kongres menyetujui versi lain dari Undang-undang COCOPA, yang tidak termasuk klausul otonomi, beralasan bahwa hal itu bertentangan dengan beberapa hak konstitusional (termasuk properti pribadi dan pemilihan rahasia); hal ini dianggap sebagai pengkhianatan bagi EZLN dan kelompok-kelompok politik lainnya. Perubahan konstitusi ini masih harus disetujui oleh mayoritas anggota kongres negara bagian. Banyak kelompok politik dan etnis mengajukan keberatan menentang perubahan tersebut, yang pada akhirnya disetujui dan berlaku pada 14 Agustus 2001. Hal ini, dan kemenangan pemilihan Presiden Fox yang baru saja terjadi pada 2000 memperlambat gerakan, yang sejak itu mengakibatkan menurunnya liputan media.

Sebagai usaha terakhir untuk membatalkan perubahan, protes konstitusional diajukan untuk disahkan oleh Mahkamah Agung Meksiko, yang berkuasa 6 September, 2002 karena perubahan konstitusi tersebut dilakukan oleh kongres dan bukan dalam tataran hukum (bukan undang-undang) yang sebelumnya sudah diberlakukan, hal tersebut tidak mempunyai kekuatan untuk membalikkan perubahan yang telah dibuat, hal tersebut sama dengan penjajahan terhadap kedaulatan Kongres.

Sampai 2004 banyak orang percaya bahwa Subkommandan Marcos lari dari Chiapas. Usaha untuk menghubunginya gagal atau hanya dijawab lewat email atau lewat publikasi di Internet. Meskipun Marcos tidak mengaku sebagai pemimpin gerakan Zapatista, dan hanya menampilkan diri sebagai juru bicara, bagaimanapun dia adalah figur utama EZLN bagi publik. Kepemimpinan kolektif EZLN terdiri dari 23 komandan dan 1 subkomandan yang berjumlah total 24 orang, satu karakteristik unik mereka, yang dikenal sebagai Comite Clandestino Revolucionario Indígena atau CCRI, (Komite Revolusioner Masyarakat Adat Clandestina).

Daftar Keberhasilan dan kegagalan gerakan mereka diungkapkan tahun 2004 . Dari sudut pandang mereka Sendiri,Dewan Pemerintah yang Baik, atau Juntas de buen Gobiernotelah sukses, "seperti juga upaya untuk menjaga kekerasan Antara mereka dan pihak militer menjadi minimum. Usaha mereka untuk meningkatkan peran perempuan dalam hal budaya dan politik tidaklah se-berhasil itu.

Dari komunike yang disampaikan tampaknya Marcos telah mengikuti perkembangan, dari manapun dia berada. Dia juga menegaskan oposisi mereka terhadap apa yang dikenal sebagai neoliberal globalized economy dan mengklaim bahwa tren saat ini dalam kebijakan pemerintah telah melemahkan masyarakat dan membentuk sebuah pemerintahan de facto oleh perusahaan. Perang Amerika Serikat melawan teror, kebijakan ekonomi yang disponsori IMF / Bank Dunia , dan perjanjian perdagangan bebas dipandang sebagai penerapan kebijakan tersebut.

Pada bulan Oktober 2004, Subkomandan Marcos mengeluarkan komunike menjelaskan telah terjadi masalah antara EZLN dengan pemerintah Meksiko. Beberapa komunitas Zapatista diusir dari rumah mereka. EZLN mengklaim bahwa ini adalah usaha untuk menguasai daerah yang kaya sumber daya alam (keanekaragaman hayati dan minyak). Komunitas-komunitas yang direlokasi menghadapi kesulitan besar karena kurangnya sumber daya, tindakan EZLN untuk mengatasi ini adalah dengan memanggil bantuan internasional. Pemerintah Meksiko mempertahankan sikap tegas mereka terhadap masalah ini, menyatakan bahwa orang-orang tersebut dipindahkan untuk kepentingan mereka sendiri.

Meskipun begitu, keterkaitan EZLN terhadap agenda politik nasional hilang. Zapatista mengklaim bahwa selama periode diam dari pergumulan mereka ini telah terjadi usaha yang sangat kaya, berpusat pada usaha mengorganisasi "pemerintahan yang baik", hidup mandiri; khususnya pengaturan pendidikan dan sistem kesehatan mandiri, dengan sekolah, rumah sakit, dan apotek mereka sendiri di tempat-tempat yang yang terabaikan oleh pemerintah Meksiko. Belakangan dengan Deklarasi Keenam Hutan Lacandon tampaknya Zapatista akan memasuki arena politik kembali.

Saat ini ada 32 "kotamadya pemberontak otonom zapatista" (komunitas independen Zapatista, MAREZ dalam bahasa Spanyol) di Chiapas.

Kontroversi

Pada akhir 2002, Subkomandan Marcos menulis surat pada para pendukungnya di Spanyol pada 12 Oktober, tanggal dimana Columbus sampai di benua Amerika pada 1492, diingat oleh pribumi sebagai awal penderitaan mereka. Di surat yang panjang tersebut, Marcos menyebut hakim Spanyol Baltasar Garzón seorang "badut kasar" karena, di antara hal-hal lain, melarang Batasuna, partai independen Basque karena dianggap mendukung kelompok terroris Spanyol ETA, dan kemudian menyebut usaha Garzón untuk menyidangkan Jenderal Chili Pinochet karena pelanggaran hak asasi terhadap masyarakat Spanyol sebagai "cerita palsu yang konyol". Marcos juga mengkritisi kerajaan Spanyol dan kemudian Perdana Menterinya José María Aznar. Setelah publikasi surat tersebut oleh pers Meksiko pada 25 November, Marcos dan Garzón berbalas lebih banyak lewat pers internasional, pada perang kata yang tidak begitu baik, termasuk guyonan Marcos' tentang persetujuan tantangan Garzón dalam debat, dengan bertaruh akan membuka identitas rahasianya jika kalah dan Garzon akan berkomitmen pada EZLN jika dia menang. Insiden ini menyebabkan keributan di antara pendukung Marcos'. Beberapa kesal karena Marcos menghabiskan waktu untuk hal lain; yang lain lain berpendapat nada surat-suratnya tidak tepat sebagai juru bicara resmi EZLN dan sisanya menafsirkan surat-suratnya sebagai dukungan terhadap ETA.

Pada Februari 2003, Marcos menulis surat lain, kali ini mengutuk anggota kongres dari satu-satunya partai yang mendukung Zapatista, sampai tingkat tertentu, Partai Revolusi Demokrat, karena telah menyetujui untuk mengesahkan versi yang telah dimodifikasi dari undang-undang COCOPA yang di tolak oleh EZLN tahun sebelumnya. Surat dan balasan yang menyertainya membuat banyak pengikut, sekutu kuat dan berpengaruh meninggalkan Marcos. Ini bukan sebuah langkah yang mengejutkan, namun disebabkan karena PRD (Partai Revolusi Demokratik) telah membatalkan Persetujuan San Andres. Selain kritik terhadap aktor politik, Marcos menggarahkan pekerjaan EZLN pada daerah pengaruhnya, dan perubahan dalam organisasi internal EZLN. [Persetujuan San Andres]]

Political initiatives

Since December 1994, the Zapatistas had been gradually forming several autonomous municipalities, independent of the Mexican government. By August 2003 these municipalities had evolved into local government "juntas", implementing communitarian food-producing programs, health and school systems, supported in part by NGOs. Then several "Juntas of Good Government" formed by representatives of the autonomous municipalities and overseen by the EZLN were created as an upper level of government under the motto mandar obedeciendo (to command obeying). These renegade municipalities had been tolerated by the government despite being a state within the state. Although they do not tax the inhabitants, the zapatistas decide, through assemblies, to work in communitarian projects; when someone does not participate in these communitarian efforts it is discussed and sometimes it is decided to not consider the person a Zapatista. This for example implies that the person has to pay for medicine in zapatista pharmacies (although not for medical care). Membership in the Juntas rotates continuously, so that all members of the community have an opportunity to serve the community and also to prevent people in power to become addicted to it or become corrupted.

Communications

The EZLN placed since the beginning a very high priority on communication with the rest of Mexico and the rest of the world. Subcommander Marcos writings (almost the only ones) were initially in plain prose, with references to indigenous cultures and influenced by their style. These declarations and analysis were sent to national and international media. They also made excellent use of technology, in the form of satellite phones and the Internet to communicate with supporters in other countries, helping them gain international solidarity and support from other organizations and people. For some time, on almost every trip abroad the president of Mexico was confronted by small activist groups about "the Chiapas situation".

Their public spokesperson is Subcommander Marcos, a pipe-smoking middle-aged man whose real identity, according to the Mexican government, is Rafael Guillén, a middle-class university lecturer. Marcos himself denies this, but keeps his identity secret. His skin tone is paler than that of the average Mexican. He is clearly not indigenous, something his critics use to question his goals and motives. Marcos has been recognized by many as an outstanding and eloquent communicator; his writings, colloquial, ironic, and with references to indigenous stories were eagerly published by the media in the first years. However, after 2001 a long period of silence brought his relationship with the media to a standstill. In 2002 he began writing again, but this time his style was different and his declaration more aggressive, even against former allies.

By 2004 the EZLN's communication strategy was not clear. Except for isolated letters and "comunicados" about the political climate, mostly criticism, the EZLN had been silent for almost three years, and the media (except "La Jornada" newspaper) stopped covering them as there was no public interest.

For the first half of 2004, Marcos remained silent. By the middle of the year Luis H. Álvarez, Head of COCOPA, the official communication link between the EZLN and the Mexican government, declared Marcos hasn't been seen in Chiapas for some time, and that he didn't know his location. However the EZLN was still active, mostly tending the local governments it has created.

In August 2004, Marcos sent to the Mexican press eight brief communiques, the whole set titled "Reading a video", published from August 20 to August 28. They were probably intended as a mocking of the political video scandals earlier in the year, the set beginning and ending as a kind of written description of an imaginary low-budget zapatista video, the rest being Marcos' comments on political events of the year and the EZLN current stance and development. The communiques went mostly unnoticed, partly because of the Olympic Games of Athens 2004 and the Congress reforms to the IMSS pension system, and partly because of loss of interest by the public.

In 2005 Marcos made headlines again by comparing Andrés Manuel López Obrador with Carlos Salinas de Gortari (as part of a broad criticism to the three main political parties in Mexico the PAN, PRI and PRD) and publicly declaring the EZLN in "Red Alert". Shortly communiques announced that the EZLN had undergone a restructuring that enabled them to withstand the loss of their public leadership (Marcos and the CCRI). A consultation with the zapatistas support base led to the Sixth Declaration of the Lacandon Jungle.

Ideology

The EZLN claims to represent the rights of the indigenous population, but also sees itself and is seen as part of a wider anti-capitalist movement. The neozapatistas oppose globalization, or neoliberalism, the economic system advocated by the Mexican presidents from 1982 to 2000. The North American Free Trade Agreement (NAFTA), is an example of neoliberal policy, and spawned the 1994 Zapatista revolution because those who would later become the EZLN believed that it would destroy the rights of Mexico's impoverished indigenous community. The group takes its name from the Mexican revolutionary Emiliano Zapata; they see themselves as his ideological heirs, and heirs to 500 years of indigenous resistance against imperialism.

The EZLN differs from most revolutionary groups by having stopped military action after the initial uprising in the first two weeks of 1994. They never attempted their announced campaign against the capital, in fact they didn't leave the jungle, but in any case they were no match for the Mexican army. They organized a nationwide vote in which the general public chose to stop armed confrontation and continue through peaceful means as their course of action. They say these channels have been ineffective for the indigenous and for everyone else for too much time (500 years, as they say), thus the EZLN motto: ¡Ya Basta! ("Enough!"). This stance weakened after the electoral victory of Vicente Fox Quesada, who peacefully assumed the presidency as the first president from the opposition in 72 years. However, they have not participated in elections and now propose a non-electoral political front.

Only once, EZLN representatives have publicly visited (unarmed) Mexico City, marching down the streets, doing press conferences and organizing meetings with the civilian population and some political parties. This great march to Mexico City, described in a different part of this article, was also relatively peaceful, with some minor, mostly verbal, incidents. This peaceful approach is one of the reasons for its longevity and some popularity with the civilian population.

The EZLN has been mainly fighting for autonomy of the indigenous population as a solution to poverty ; they promote a kind of state within a state where peoples can retain their ways of government and communal way of life yet receive outside support in needed areas. Many leftist groups have attempted to "adopt" the Zapatistas by portraying them as Trotskyists, Anarchists, Socialists, etc., when in actuality, the Zapatista ideology of autonomy is unique.

Peristiwa yang baru dan sedang berlangsung

Berkas:Zapatista01.jpg
Para pejuang Zapatista

Pada 28 Juni 2005, EZLN mengeluarkan lanjutan dari apa yg disebut "Deklarasi Rimba Raya Lacandon ke-enam". Mengacu pada komunike, EZLN telah menggambarkan dalam sejarah dan memutuskan keharusan untuk melakukan perubahan dalam kelanjutan perjuangannya. Dengan demikian, EZLN telah memutuskan untuk menyatukan "para buruh, petani, pelajar-mahasiswa, guru, dan pekerja... para buruh di kota dan pedalaman." Mereka mengusulkan untuk melakukan sebuah non-electoral front untuk membicarakan dan menyusun bersama sebuah konstitusi baru untuk mendirikan suatu kultur politik baru.

Pada 1 Januari 2006, EZLN memulai sebuah tur besar-besaran mengelilingi seluruh 31 provinsi Meksiko untuk menyambut tahun pemilu presiden yang demokratis. EZLN telah menjelaskan bahwa mereka tidak akan ikut serta secara langsung. Mereka akan berkeliling ke 31 provinsi tanpa membawa senjata. [2]

Referensi

Buku

Pranala luar