Staurofobia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Staurofobia (bahasa Yunani: stauro, artinya "berbentuk salib") adalah sebuah rasa takut akan palang atau salib. Pada Kekaisaran Romawi, salib merupakan lambang kematian dan penyaliban adalah metode yang digunakan dalam penghukuman mati. Dalam budaya populer, staturofobia diidentikan dengan Drakula yang dikisahkan takut dengan salib dan bawang putih.

Contoh[sunting | sunting sumber]

Dunia Muslim[sunting | sunting sumber]

  • Di 33 negara mayoritas Muslim, lambang Palang Merah digantikan oleh lambang Bulan Sabit Merah. Hal tersebut bermula saat Perang Rusia-Turki 1876-1878 dimana Kekaisaran Utsmaniyah memilih untuk menggunakan lambang bulan sabit merah karena lambang palang merah dinilai menghina kaum muslim. Selama masa konflik, logo bulan sabit merah diterima kehadirannya sebagai pengganti logo palang merah.[1] Meskipun demikian, masih terdapat beberapa negara mayoritas Muslim yang masih menerima lambang palang merah. Contohnya Lebanon dan Indonesia.

Arab Saudi[sunting | sunting sumber]

Mesir[sunting | sunting sumber]

  • Pada Juni 2012, Kelompok Salafi di Mesir memperingatkan agar tidak memotong tomat hingga terlihat bentuk salib pada bagian dalamnya.[3]

Indonesia[sunting | sunting sumber]

Malaysia[sunting | sunting sumber]

Korea Utara[sunting | sunting sumber]

Di negara Korea Utara, petugas rezim Korea Utara menyita toko-toko yang menjual salib dan produk-produk menyerupai salib (dua barang yang bersilang), seperti dasi kupu-kupu, penjepit rambut, dan bando, serta motif baju. Anak-anak sekolah pun harus berhati-hati ketika menulis “tambah” (+) saat belajar matematika agar tidak menyerupai salib.[11]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]