Segobang, Licin, Banyuwangi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Segobang

Kantor Desa Segobang
Peta lokasi Desa Segobang
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenBanyuwangi
KecamatanLicin
Kode pos
68454
Kode Kemendagri35.10.24.2005
Luas730,81 km²
Jumlah penduduk7039 jiwa (data 2019)
Kepadatan... jiwa/km²


Segobang adalah sebuah nama desa di wilayah Licin, Kabupaten Banyuwangi

Pembagian wilayah[sunting | sunting sumber]

Desa Segobang terdiri dari 5 dusun, yaitu:

  • Dusun Banyucindih
  • Dusun Kayangan
  • Dusun Krajan Barat
  • Dusun Krajan Timur
  • Dusun Srampon
  • Dusun Karangsari

Asal usul[sunting | sunting sumber]

Secara etimologis, kata Segobang berasal dari kata Se dan Gobang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Se berarti Satu, sedangkan Gobang berarti uang tembaga yang bernilai 2,5 sen. Asal usul nama Segobang menurut salah seorang tokoh masyarakat yang bernama Kyai Hasan Mabrur. Ia mengatakan bahwa pada saat pendaratan Belanda di Blambangan (sekarang Banyuwangi) terjadi pengungsian masyarakat disekitar kota Banyuwangi kearah barat. Salah satu tempat yang dituju itu sekarang disebut Segobang. Pada masa itu banyak ditemukan uang gobang atau benggol yang terpendam di dalam tanah.

Sejarah dan perkembangan[sunting | sunting sumber]

Wilayah Segobang itu sudah lama ada penduduknya, diperkirakan mulai abad 1600 an ketika Belanda melakukan pendaratan ke Belambangan masyarakat sekitar Kota Banyuwangi mengungsi kearah barat, tetapi karena situasi perang zaman penjajahan Belanda, apalagi saat perang habis-habisan melawan Belanda yang dikenal dengan Perang Puputan Bayu pada tahun 1771, Belanda menghancurkan Belambangan secara membabibuta mulai dari Bayu tempat pusat pertempuran,Banjar disebelah timurnya Segobang sebagai tempat pertahanan, bahkan sampai Banjarsari dekat wilayah Kota Banyuwangi sekarang, lumbung padi terbesar di Belambangan saat itu dibakar habis oleh Belanda. Akibat peperangan tersebut bukan hanya hancur hilangnya kekayaan masyarakat Belambangan saja, bahkan Penduduk Belambangan tinggal 3.000 jiwa yang tersebar disekitar wilayah Kota Banyuwangi,Licin,Songgon, Rogojampi. Namun dipihak Belanda dan sekutunya dalam perang Puputan Bayu itu juga mengalami kerugian besar karena banyaknya tentara Belanda yang terbunuh oleh pejuang-pejuang Belambangann dan memakan biaya yang sangat besar karena Belanda mendatangkan prajuritnya dari berbagai penjuru Nusantara. Jadi Perang Puputan Bayu merupakan perang yang sangat besar. Akhirnya VOC mengalami kerugian besar, dan perang gerilya oleh para pajuang Belambangan masih terus berlangsung sehingga VOC pada tahun 1849 mencetak uang lagi yang disebut uang Gobang.

Kerugian VOC juga seperti yang pernah ditulis oleh Sumono Abdulhamid, sebagai berikut:”Sejak tahun 1700 an, The Great Britain mulai menunjukan kemajuan yang sangat pesat, penaklukan dinasty Manchu di China, dan penemuan benua Australia serta semakin kokoh kekuasaan di India, membuktikan semakin perkasanya kekuasaan The Great Britain dalam perdagangan dunia /Eropa. London secara pasti telah mengambil alih kekuasaan Amsterdam sebagai pusat keuangan di Eropa. Sementara V.O.C, semakin terseok seok, tidak mampu memberantas korupsi para pembesarnya ditanah jajahan terutama di Jawa, sedang hutang Mataram ( Surakarta) kepada VOC semakin membengkah tak pernah dibayar. Pada tahun 1730, di tanah Jawa yang subur dan menjanjikan ini, ternyata VOC malah mengalami kerugian sebesar 7.7 juta gulden.( History of Java).Karena itulah VOC memanfaatkan Mataram (Surakarta) yang terlibat dalam perang saudara tidak terselesaikan. Belanda dengan segala tipu dayanya, politik belah bambu akhirnya dapat memaksakan perjanjian Giyanti 1755, yang membelah Surakarta.Dengan perjanjian itu VOC dapat memaksa Mataram/Surakarta melunasi hutangnya, memberikan kewenangan yang lebih besar dan untukmenguasai Jawa Timur/termasuk Blambangan.”

Juga akibat perang Puputan Bayu tahun 1771 penduduk Belambambangan habis-habisan tinggal 3.000 jiwa, kemudian untuk menambah penduduk Belambangan didatangkanlah penduduk dari luar Belambangan dengan alasan diberikan pekerjaan di bidang pertanian atau perkebunan. Salah satu tempat yang ditawarkan Belanda untuk membuka lahan pertanian baru kearah barata dari Banyuwangi yang sekarang dikenal Segobang Timur karena para pendatangbaru atau imigran baru harus membayar dengan uang sebesar 2,5 sen atau Satu Gobang ke pihak Belanda.Akhirnya penduduk Segobang semakin banyak membentuk kampung baru lagi disebelah barat dengan sebutan Karangan sekarang Segobang Barat atau Krajan. Jadi Segobang Timur yang kali pertama sebagai tempat tujuan pengungsi sebelum dikenal dengan nama Segobang.Sedangkan dusun-dusun yang lain di Desa Segobang sekarang seperti Srampon, Kluncing ( sekarang Desa Keluncing ) terbentuk sekitar tahun 1930 an.

Letak Geografis[sunting | sunting sumber]

Letak geografis Desa Segobang disebelah Tenggara Gunung Ijen dengan ketinggian kurang lebih 350 m di atas permukaan laut dengan batas-batas disebelah:

  • Utara: Banjar
  • Timur: Banjar,Jelun
  • Selatan:Pakel
  • Barat: Kluncing

POTENSI FISIK[sunting | sunting sumber]

  • Potensi fisik Desa Segobang meliputi potensi:
    • Tanah ; Desa Segobang mempunyai jenis Vulkanis dan Alluvial yang sangat subur karena letaknya di daerah lereng Pegunugan Ijen dan dekat dengan daerah Hutan Hujan Tropic, sehingga Segobang sangat produktif akan hasil alamnya seperti padi,Lombok,tomat,kacang dan lain-lain. Juga menghasilkan buah-buahan seperti durian,manggis,langsat,kepundung,pisang dan lain-lain.
    • Air ; Potensi air di Desa Segobang sangat melimpah karena selain dekat dengan Hutan Hujan Tropic masih banyak lahan desa yang tertutup oleh vegetasi pohon-pohon besar yang bisa menahan air hujan di dalam tanah dan menyebabkan banyaknya sumber air, sehingga Segobang dengan relief muka Bumi atau Geomorfologi yang relative kasar akan sumber air dan sungai-sungai. Sungai-sungai yang cukup besar yaitu Sungai Kedawung, Sungai Pakuda, Sungai Cindih dan Sungai Bungu.
    • Udara ; Udara di Desa Segobang sejuk dan segar karena lingkungan yang hijau.
    • Ternak ; Hewan-hewan ternak di Segobang cukup banyak ragamnya walaupun kebanyakan masih dilakukan dalam keluarga-keluarga penduduk desa. Hewan ternak tersebut antara lain jenis unggas seperti ayam,bebek,angsa, kambing, sapi dan kerbau.

POTENSI SOSIAL[sunting | sunting sumber]

  • 1. PENDUDUK
    • Penduduk Desa Segobang pada umumnya adalah Suku Osing, sedangkan suku yang lain persentasenya kecil sekali seperti Jawa, Madura,Sunda, Bali,Suroboyo.
  • 2. AGAMA
    • Penduduk Desa Segobang beragama Islam,bahkan sampai saat ini masih 100% beragama Islam.
  • 3. MATA PENCAHARIAN
    • Matapencaharian penduduk Desa Segobang adalah bertani,tetapi sekarang sebagian lagi pedagang dan pegawai negeri. Hasil pertanian sejak dahulu yang sudah dikenal adalah padi,buah-buahan misalnya durian,manggis, pisang, langsat,kepundung, cluring dan lain-lain.Segobang juga dikenal sebagai penghasil gula lirang atau gula aren.

TRANSPORTASI DAN PERHUBUNGAN[sunting | sunting sumber]

Sarana transportasi Segobang pada zaman dahulu sejak masa Kolonial Belanda sampai tahun 1975 adalah kuda, manusia untuk mengangkut barang dengan cara dipikul, karena sarana prasarana seperti jembatan masih dibuat dengan bambu.Sedangkan jalan pada saat itu merupakan jalan macadam. Kemudian pada tahun 1976 mulai dibangun jalan beraspal dan jembatan dari Licin menuju Segobang, Kluncing,Pakel terus ke arah timur menuju Macan Putih sampai Rogojampi. Sejak tahun 1978 Segobang sudah bisa dilalui kendaraan bermotor melalui Licin. Untuk sarana perhubungan antar desa sejak dahulu sampai tahun 1990 an masih menggunakan kurir, karena belum ada teknik komunikasi seperti HP atau Handphone.

POTENSI BUDAYA[sunting | sunting sumber]

  • 1. BAHASA
    • Bahasa yang dipakai sehari-hari adalah bahasa Osing.
  • 2. SEKOLAH
    • Sekolah yang ada pada zaman dahulu adalah Sekolah Rakyat ( sekarang Sekolah Dasar ), namun hanya sampai kelas tiga. Kalau ingin sekolah sampai kelas 6 harus sekolah ke Kota Banyuwangi. Sekarang telah ada SD, MI, MTs.
  • 3.PONDOK PESANTREN
    • Pondok Pesantren yang ada di Segobang pada tahun 1960 an salah satu pondok pesantren yang cukup besar pada saat itu adalah Pondok Pesantren Pesarean ( sekarang menjadi Langgar Al Mabrur ) dibawah asuhan Kyai Hasan Mabrur.
  • 4.MASJID
    • Masjid yang ada pada tahun 1940 an terdapat di Dusun Karangan ( sekarang Dusun Krajan ), Dusun Segobang Timur ( sekarang Dusun Banyu Cindih ), dan Dusun Srampon.
  • 5. SENI
    • Lembaga seni yang ada pada tahun 1950 an adalah Seni Janger, Mocoan di Lingkungan Krajan, Angklung Caruk di Dusun Krajan, Barong Banyuwangi di Segobang Timur.

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Lembaga pendidikan di Desa Segobang adalah:

  • SD Negeri 1 Segobang
  • SD Negeri 2 Segobang
  • SD Negeri 3 Segobang
  • SD Negeri 4 Segobang
  • MI Nahdlathuth Thulab
  • MTs Nahdlathuth Thulab

Galeri[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]