Pinguicula alpina

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pinguicula alpina

Taksonomi
DivisiTracheophyta
SubdivisiSpermatophytes
KladAngiospermae
Kladmesangiosperms
Kladeudicots
Kladcore eudicots
Kladasterids
Kladlamiids
OrdoLamiales
FamiliLentibulariaceae
GenusPinguicula
SpesiesPinguicula alpina
Linnaeus, 1753

Pinguicula alpina, yang juga dikenal dengan nama butterwort alpine, adalah spesies tanaman karnivora yang berasal dari daerah berketinggian dan berlintang tinggi di seluruh Eurasia. Ini adalah salah satu spesies Pinguicula yang paling luas sebarannya, ditemukan di daerah pegunungan dari Islandia hingga Himalaya. Tumbuhan ini berasal dari daerah ber iklim dingin. Tumbuhan ini membentuk roset dari daun hijau ke merah dan ke bunga putih di musim panas dan hibernakulum selama periode dormansi musim dingin. Seperti semua anggota genus Pinguicula, P. alpina menggunakan kelenjar berlendir yang menutupi permukaan daun musim panasnya untuk menarik, menjebak, dan mencerna mangsanya.

Deskripsi[sunting | sunting sumber]

Pinguicula alpina adalah sejenis terna, tingginya mencapai 5–15 cm (2-6 inci) saat berbunga. Tanaman ini didukung oleh akar dengan panjang 1–2 cm (0,4-0,8 in), yang berdaging, bewarna kuning-putih, dan bercabang.[1] P. alpina adalah satu-satunya anggota dari Genus Pinguicula beriklim sedang yang mempertahankan akar ini sepanjang tahun; akar spesies lainnya akan layu ketika dormansi musim dingin. Ini memungkinkannya untuk mendapatkan makanan dan nutrisi lebih banyak sebagai simpanan jangka panjang, dibandingkan dengan Pinguicula sub-artik lainnya yang langsung mengubah ini semua untuk menambah tingga tanaman ataupun bunganya.[2]

Daun[sunting | sunting sumber]

Roset daun P. alpina

P. alpina memiliki daun berdaging yang berjumlah lima hingga delapan, berwarna hijau muda hingga kemerahan, berbentuk bulat panjang dengan diameter hingga 6 cm (2,5 in). Permukaan atas daun ini lengket dikarenakan lendir yang dikeluarkan oleh kelenjar lendir menutupi seluruh permukaan daun. Ketika serangga kecil hinggap di permukaan daun ini, ia akan terperangkap oleh lendir. Kelenjar lendir yang mengandung enzim tertanam di permukaan daun akan mengeluarkan enzim pencernaan untuk mencerna mangsa. Daun dari spesies ini dapat membantu pencernaan lebih jauh dengan merapatkan daunnya sedemikian rupa sehingga ujung daun bergulung ke tengah, membawa kelenjar dan enzim tambahan sehingga berkontak dengan mangsa (seperti pada drosera). Sebagian besar tanaman berwarna hijau kemerahan di bawah sinar matahari penuh, meskipun beberapa tanaman menjadi benar-benar merah dengan menyisakan sedikit bagian dengan warna hijau.[3]

Bunga dan biji[sunting | sunting sumber]

Pinguicula alpina baru mulai berbunga setelah tumbuh beberapa tahun. Antara enam hingga delapan tahun (kadang-kadang hingga 13). Bunga berada di batang tunggal yang tidak bercabang setinggi 12 cm (5 in). Bunga zygomorfik memiliki panjang 10–16 mm (⅜-⅝ in) yang bewarna kuning-hijau pendek dan terdiri dari bibir atas yang memiliki dua lobus, dan bibir bawah yang memiliki tiga lobus. Bunganya bewarnanya putih dengan satu atau kadang tiga tanda kuning di bibir bawah. Bunga ini memiliki variasi dalam ukuran dan bentuk. Bunganya protogin, artinya stigma betina matang sebelum jantan, dan diserbuki oleh lalat.

Bunga yang telah dibuahi berukuran 6–9 mm (¼-⅜ in) dan berisi kapsul biji berukuran 2–3 mm (1/16-⅛ in) yang mengandung biji kecil, berwarna coklat karat, dan jumlahnya sangat banyak.

Reproduksi vegetatif membentuk kelompok tanaman seperti ini di Slovenia

Reproduksi vegetatif[sunting | sunting sumber]

Tumbuhan yang sehat menghasilkan umbi berukuran 3 mm di bawah daun setelah periode pembungaan. Umbi ini akan membentuk tanaman baru pada tahun berikutnya. Umbi ini juga berfungsi sebagai sarana reproduksi vegetatif. Tumbuhan yang hidup di wilayah arktik tidak membentuk umbi ini.[butuh rujukan]

Hibernacula[sunting | sunting sumber]

Pinguicula alpina adalah hemicryptophytic, di mana tanaman ini dapat selamat dari kondisi musim dingin dengan mereduksi menjadi kuncup yang terletak di permukaan tanah. Kuncup ini, yang disebut hibernaculum, terdiri dari daun-daun kecil dan padat, yang mengembang seiring dengan datangnya musim semi. Walaupun sebagian besar hibernacula dalam genus ini kehilangan akarnya selama periode ini, P. alpina unik karena mempertahankan akarnya.

Distribusi[sunting | sunting sumber]

Distribusi P. alpina ditunjukan dengan warna merah

Pinguicula alpina ditemukan di dataran dan garis lintang tinggi di seluruh Eropa dan Asia, dengan populasi terpadat terkonsentrasi di Pegunungan Alpen dan Skandinavia utara. Sekitar zaman es akhir, tanaman itu terdistribusikan ke seluruh Asia, yang sekarang tanaman tersebut masih terdapat di Siberia, Mongolia, dan Himalaya. P. alpina adalah salah satu anggota genus Pinguicula yang paling luas sebarannya.

Pada tahun 2012, lebih dari 1000 individu P. alpina ditemukan di Ringhorndalen, Svalbard. Sebelumnya tidak ada yang tahu bahwa tanaman ini hidup disitu, sekarang tanaman tersebut menandai populasi spesies yang paling utara.[4]

Habitat dan ekologi[sunting | sunting sumber]

Spesies ini tumbuh di barat laut Siberia hingga ketinggian 4.100 m (13.500 kaki), di lokasi terbuka dan cerah. Tanaman ini lebih suka tanah basah dengan pH alkali ke netral. P. alpina sangat toleran terhadap kekeringan tanah. Tanaman ini biasanya ditemukan di rawa sub-alpine atau padang rumput alpine.

P. alpina sering tumbuh berdampingan dengan Carex firma, Bistorta officinalis, Dryas octopetala, dan Pedicularis rostratocapitata.

Lokasi pegunungan tempat P. alpina tumbuh juga sering dikaitkan dengan komunitas tanaman Caricion davallianae dan Catoneurion commutati, yang tumbuh bersama dengan Schoenus nigricans, Schoenus ferrugineus, Epipactis palustris, Cochlearia officinalis, dan Pinguicula vulgaris.

Status lingkungan[sunting | sunting sumber]

P. alpina yang tumbuh di Pegunungan Tatra, Slovakia.

Karena penyebarannya yang cukup luas, P. alpina dapat menikmati masa depan yang cukup aman. Namun, beberapa daerah di Eropa, tanaman ini cukup tidak umum untuk terancam dikarenakan pembangunan atau pertanian. Spesies ini, misalnya, dulu tanaman ini ditemukan di Skotlandia utara, tetapi sejak itu telah disingkirkan dari sana dan tidak lagi ditemukan tumbuh secara asli di Kepulauan Inggris. Spesies ini dilindungi di Jerman oleh "Bundesartenschutzverordnung", dan juga dilindungi secara lokal di beberapa kanton Swiss, di wilayah kaki gunung Pannonian, dan Alpine di Austria.

Penggunaan[sunting | sunting sumber]

Obat tradisional di Eropa tidak membedakan manfaat dan kegunaan diantara spesies Pinguicula. Mereka menggunakan tanaman ini untuk mengobati luka, pembengkakan, pegal linu, penyakit hati, sakit perut, nyeri dada, dan masalah pernapasan. Efektifitasnya terhadap penyakit ini diduga disebabkan oleh asam sinamat yang dikandung tanaman.

Taksonomi[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1583, Clusius membedakan dua bentuk pinguicula dalam bukunya Historia stirpium rariorum per Pannoniam, Austriam: bentuk bunga biru (P. vulgaris) dan bentuk bunga putih (P. alpina), yang kemudian dimasukkan Linnaeus didalam Spesies Plantarum pada tahun 1753 bersama dengan P. villosa dan P. lusitanica.

Meskipun tidak terkait erat, P. alpina membentuk hibrida alami dengan P. vulgaris, yang membentuk hibrida P. alpina × P. vulgaris.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Linnee, in Spec. pl. ed. 1 (1753) 17
  2. ^ Thorén, L. Magnus and Karlsson, P. Staffan (1998). Effects of supplementary feeding on growth and reproduction of three carnivorous plant species in a subarctic environment. Journal of Ecology; Jun98, Vol. 86 Issue 3, p501-510
  3. ^ "Pinguicula alpina". www.pinguicula.org. Diakses tanggal 2020-07-17. 
  4. ^ "New, carnivorous plant species found in Svalbard". UNIS (dalam bahasa Inggris). 2013-10-03. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-26. Diakses tanggal 2020-07-17. 

Catatan[sunting | sunting sumber]

Banyak isi dari artikel ini yang diambil dari Wikipedia bahasa jerman (diakses pada tanggal 7 Febuari, 2007).

  • S. J. Casper : Monographie der Gattung Pinguicula. Bibliotheca Botanica Heft 127/128, Stuttgart 1966
  • Wilhelm Barthlott, Stefan Porembski, Rüdiger Seine, Inge Theisen: Karnivoren., Verlag Eugen Ulmer, Stuttgart 2004, ISBN 3-8001-4144-2
  • Maria Teresa Della Beffa: Alpenblumen. Ein umfassender Ratgeber zum Finden, Bestimmen und Erkennen. Neuer Kaiser Verlag, Klagenfurt 1999, ISBN 3-7043-2181-8

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

spesies dan catatan[pranala nonaktif permanen]