Museum Genosida Tuol Sleng

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 April 2013 04.15 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 21 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q850268)
Bagian Luar dari Museum Genosida Tuol Sleng

Museum Genosida Tuol Sleng (Bahasa Khmer: សារមន្ទីរឧក្រិដ្ឋកម្មប្រល័យពូជសាសន៍ទួលស្លែង) adalah sebuah Museum yang terletak di kota Phnom Penh, Kamboja. Tempat ini merupakan sebuah Kamp Konsentrasi pada masa rezim Komunis Khmer Merah yang berkuasa di Kamboja, pada saat itu dari tahun 1975-1979. kamp Konsentrasi ini di bangun oleh Pol Pot, pemimpin dari Khmer Merah untuk menyingkirkan orang-orang yang tidak sepaham dengannya. Nama Tuol Sleng merupakan Bahasa Khmer yang berarti "Bukit Pohon Beracun".

Sejarah

Ruang Kelas yang dijadikan Penjara kecil yang disekat dengan tembok Beton dengan ukuran 10x16

Tuol Sleng merupakan bekas "sekolah Tuol Svay Prey Secondary School". Pada masa rezim Khmer Merah berkuasa areal Sekolah yang terdiri atas empat gedung bertingkat 3 gedung dijadikan sebagai Penjara dan Tempat Intrograsi para Tahanan. Gedung-gedung ini diberi nama A, B, C, D dan semuanya memiliki cerita kelam tentang kekejaman Pol Pot. Kelima bangunan di kompleks tersebut diubah pada bulan Agustus 1975, empat bulan setelah Khmer Merah memenangkan perang saudara, Sekolah tersebut diubah menjadi Penjara dan Tempat Interogasi Pusat. Khmer Merah mengganti namanya menjadi "Penjara Keamanan 21" atau "Kompleks (S-21)" dan pembangunan dimulai dengan menyesuaikannya dengan Penjara untuk Narapidana, sekeliling bangunan ditutupi dengan Kawat Berduri dan dialiri Listrik, Ruang Kelas diubah menjadi Penjara kecil yang disekat dengan tembok Beton dan Ruang Penyiksaan, dan semua Jendela ditutup dengan Jeruji Besi dan Kawat Berduri untuk mencegah tahanan kabur dari tempat tersebut.

Dari tahun 1975 sampai 1979, diperkirakan "17.000 orang" dipenjarakan di Tuol Sleng (perkiraan lain menunjukkan angka setinggi 20.000, meskipun jumlah sebenarnya tidak diketahui). Setiap satu hari, 1.000-1.500 tahanan dibunuh dan disiksa. Mereka berulang kali disiksa dan dipaksa untuk menyebutkan anggota keluarga dan rekan dekat, yang nanti pada saat gilirannya ditangkap, disiksa dan dibunuh. Dalam bulan-bulan awal keberadaannya S-21, sebagian besar korban berasal dari rezim sebelumnya "Lon Nol" dan termasuk tentara pemerintahan orang-orang seperti Pejabat Pemerintah, serta Pelajar, Dokter, Guru, Mahasiswa, Buruh, Biarawan, Insinyur, dll, Bahkan, ribuan Aktivis Partai dan keluarga mereka dibawa ke Tuol Sleng dan dibunuh. mereka yang ditangkap termasuk beberapa politisi tertinggi komunis berpengaruh seperti Khoy Thoun, Vorn Vet dan Hu Nim. Meskipun alasan resmi penangkapan mereka adalah untuk "penyuluhan", orang-orang ini mungkin telah dilihat oleh Pol Pot pemimpin Khmer Merah sebagai pemimpin berpotensi kudeta terhadap dirinya. Keluarga para korban sering dibawa secara massal untuk diinterogasi dan kemudian dibunuh di Ladang Pembantaian Ek Choeung.

Kehidupan di Sel

Sel untuk mengurung para korban

Setelah tiba di Sel, tahanan itu difoto dan diharuskan untuk memberikan Biografi rinci mereka, dimulai dengan masa kecil mereka dan terakhir dengan penangkapan mereka. Setelah itu, mereka dipaksa untuk membuka pakaian mereka, dan harta benda mereka disita. Para tahanan kemudian dibawa ke sel mereka. Mereka dibawa ke sel yang lebih kecil dengan ukuran 10x16 yang disekat dengan dinding beton. Mereka ditahan di sel massal besar secara bersama yang terikat dengan potongan panjang batang besi. Para tahanan tidur dengan kepala di arah yang berlawanan. Mereka tidur di lantai tanpa tikar, kelambu, atau selimut. Mereka dilarang berbicara satu sama lain. Hari-hari mereka di penjara mulai pada pukul 4:30 pagi ketika tahanan diperintahkan untuk membuka pakaian mereka untuk diperiksa. Para penjaga memeriksa untuk melihat apakah jeratan itu longgar atau jika tahanan memiliki benda tersembunyi yang mereka bisa gunakan untuk melakukan bunuh diri. Selama beberapa tahun, beberapa tahanan berhasil membunuh diri mereka sendiri, sehingga para penjaga sangat hati-hati dalam memeriksa jeratan dan sel. Para tahanan mendapatkan makan satu mangkuk kecil bubur nasi dan sup encer dua kali sehari. Minum tanpa meminta izin penjaga mengakibatkan mereka dipukuli.

Pagar Kawat yang terdapat disekeliling Kompleks Museum

Penjara tersebut memiliki peraturan yang sangat ketat, Penganiayaan berat yang ditimpakan kepada setiap tahanan yang mencoba tidak mematuhi. Hampir setiap tindakan harus disetujui oleh salah satu penjaga penjara. Mereka kadang-kadang dipaksa makan kotoran mereka dan minum air seni mereka. Kondisi tidak higienis di penjara menyebabkan Penyakit Kulit, Kutu, Ruam, Kurap dan penyakit lainnya. Staf medis yang ditugaskan hanya untuk mempertahankan hidup tahanan setelah mereka mengalami luka-luka selama interogasi. Ketika tahanan dibawa dari satu tempat ke tempat lain untuk diinterogasi, wajah mereka ditutupi. Penjaga dan tahanan tidak diperbolehkan untuk berbicara. Selain itu, di dalam penjara, orang yang berada di kelompok yang berbeda tidak diizinkan untuk memiliki kontak dengan satu sama lain.

Korban Tuol Sleng

Foto Korban Tuol Sleng

Diperkirakan terdapat 17.000 orang meninggal dalam tragedi pembantaian di Tuol Sleng ini, tetapi terdapat 7 orang yang masih hidup, dan hanya 3 orang yang diketahui namanya, diantaranya, Chum Mey, Bou Meng dan Chim Math, mereka dapat hidup karena mereka memiliki Keterampilan yang luar biasa menurut Pol Pot, Bou Meng yang istrinya meninggal di dalam Penjara, dia merupakan seorang Seniman, tugasnya adalah melukis setiap kejadian penyiksaan yang dilakukan oleh tentara Khmer Merah, Chum Mey, adalah seorang Mekanis, dia dapat memperbaiki Mesin-Mesin yang terdapat di Kamp Konsentrasi tersebut, Chim Math berada di Tuol Sleng selama 2 minggu dan dipindahkan ke penjara "Sar Prey" yang berada didekatnya. Dia mungkin telah terhindar karena dia berasal dari distrik "Stoeung" di "Kampong Thom" dimana dia lahir. Dia sengaja dibedakan sendiri dengan mengutamakan logat provinsi itu selama mengintrograsi dia.

Peraturan Keamanan

Peraturan Keamanan

Ketika tahanan dibawa ke Tuol Sleng, mereka harus mematuhi sepuluh aturan yang harus diikuti selama masa penahanan mereka. Berikut ini adalah Peraturan di Tuol Sleng, tata bahasa yang tidak sempurna merupakan hasil terjemahan yang salah dari bahasa Khmer asli:

  • Anda harus menjawab sesuai pertanyaan saya. Jangan melawan.
  • Jangan mencoba untuk menyembunyikan fakta dengan mencari alasan ini- itu. Anda dilarang keras untuk menantang saya.
  • Jangan berpura-pura tidak tahu jika Anda ditanya mengenai seseorang yang berani menggagalkan revolusi.
  • Anda harus segera menjawab pertanyaan saya tanpa membuang-buang waktu.
  • Jangan memberitahu saya mengenai keburukan makna revolusi.
  • Meskipun mendapatkan cambukan atau disetrum listrik, Anda tidak boleh menangis sama sekali.
  • Jangan berbuat sesuatu, diamlah dan tunggu aba-aba saya. Jika tidak sedang diperintah, diamlah. Ketika saya meminta Anda untuk melakukan sesuatu, maka Anda harus melakukannya langsung tanpa memprotes.
  • Jangan berkilah bahwa Anda adalah Kampuchea Krom (Bangsa Khmer) untuk menyembunyikan rahasia ataupun pengkhianatan Anda.
  • Jika Anda tidak mengikuti semua aturan di atas, Anda akan mendapatkan banyak cambukan kawat listrik.
  • Jika Anda tidak mematuhi semua peraturan saya, Anda akan mendapatkan sepuluh kali cambukan atau lima kali disetrum listrik.

Dalam kesaksiannya di Pengadilan Khmer Merah pada tanggal 27 April 2009, Duch mengaku 10 peraturan keamanan adalah fabrikasi dari pejabat Vietnam yang pertama kali memasang Museum Genosida Tuol Sleng.

Tuol Sleng sebagai Tempat Wisata

Bagian dalam Museum Tuol Sleng

Bangunan-bangunan di Tuol Sleng dilestarikan, karena merupakan aset yang tersisa dan bukti kekejaman dari [[Khmer Merah]. Rezim ini menyimpan bukti yang sangat penting, bagaimana kekejaman dari Rezim Khmer Merah itu, termasuk ribuan foto. Beberapa ruangan museum, lantai, dan bangunan, dengan foto-foto hitam putih dari beberapa 20.000 narapidana diperkirakan yang dipenjara ditempat ini.

Kumpulan Tengkorak manusia, bukti kekejaman Khmer Merah

Gedung-gedung ini diberi nama A, B, C, D dan semuanya memiliki cerita kelam tentang kekejaman Pol Pot dan koleganya.

Pertama masuk ke dalam museum setelah membayar ticket, pengunjung akan disuguhi pemandangan empat gedung yang letaknya berdekatan. Di halaman gedung A terdapat 14 gundukan batu putih yang merupakan kuburan korban terakhir rezim ini sesaat sebelum pasukan pemerintah datang. Salah satu diantaranya adalah perempuan. Kondisi mereka saat ditemukan sudah rusak akibat siksaan dan tidak memiliki identitas

Gedung A menjadi tempat penyiksaan para tahanan. Di atas balai-balai besi terdapat alat penjepit kuku dan juga rantai untuk mengikat kaki tahanan. Begitu juga dengan gedung B dengan bilik-bilik kecil yang menjadi penjara bagi tahanan. Dinding luar gedung ini diberi kawat listrik dan dipagari agar tahanan tidak bisa melakukan bunuh diri. Ada juga dokumentasi foto-foto para korban. Wajah-wajah mereka terlihat tanpa ekspresi, seakan sudah tahu maut segera datang. Sementara sebagian anak-anak terlihat tersenyum tanpa tahu apa yang akan terjadi dengannya. Sebuah lemari kaca menyimpan beberapa lembar pakaian para korban.

Di depan gedung B terdapat sebuah tiang kayu dengan tiga kerekan diatasnya, sementara dibawah terdapat gentong besar. Biasanya para tawanan akan diikat dan ditarik dengan kerekan kemudian kepalanya di cebur-ceburkan ke dalam tong selama proses interograsi. Jika dianggap belum mengaku para tahanan kemudian disiksa dengan menggunakan alat-alat seperti palu, gunting, pisau, cangkul dan sebagainya.

Berkas:Tuolsleng2.JPG
Seorang Ibu dengan Bayinya yang juga merupakan Korban Rezim Khmer Merah di Tuol Sleng

Tidak heran jika rasa ngeri muncul saat berada di dalam gedung-gedung ini. Cerita penyiksaan rezim ini bisa kita lihat melalui lukisan yang dibuat oleh salah seorang korban yang selamat. Di gedung D kita bisa menyaksikan tengkorak sebagian korban pembantaian. Beberapa pengunjung dari Asia menyalakan hio untuk mereka.

Murid-Murid sekolah yang mengujungi Museum Tuol Sleng

Diluar gedung disediakan bangku panjang tempat pengunjung beristirahat, bila lelah berjalan terus.

Referensi