Metabolit sekunder
Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies yang satu dan lainnya.[1] Setiap organisme biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda, bahkan mungkin satu jenis senyawa metabolit sekunder hanya ditemukan pada satu spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini juga tidak selalu dihasilkan, tetapi hanya pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase tertentu. Fungsi metabolit sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama dan penyakit, menarik polinator, dan sebagai molekul sinyal.[1] Singkatnya, metabolit sekunder digunakan organisme untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
Klasifikasi
Senyawa metabolit sekunder diklasifikasikan menjadi 3 kelompok utama, yaitu:
- Terpenoid (Sebagian besar senyawa terpenoid mengandung karbon dan hidrogen serta disintesis melalui jalur metabolisme asam mevalonat.) Contohnya monoterpena, seskuiterepena, diterpena, triterpena, dan polimer terpena.
- Fenolik (Senyawa ini terbuat dari gula sederhana dan memiliki cincin benzena, hidrogen, dan oksigen dalam struktur kimianya.) Contohnya asam fenolat, kumarina, lignin, flavonoid, dan tanin.
- Senyawa yang mengandung nitrogen.[2] Contohnya alkaloid dan glukosinolat.[3]
Manfaat
Sebagian besar tanaman penghasil senyawa metabolit sekunder memanfaatkan senyawa tersebut untuk mempertahankan diri dan berkompetisi dengan makhluk hidup lain di sekitarnya.[2] Tanaman dapat menghasilkan metabolit sekunder (seperti: quinon, flavonoid, tanin, dll.) yang membuat tanaman lain tidak dapat tumbuh di sekitarnya.[2] Hal ini disebut sebagai alelopati.[2] Berbagai senyawa metabolit sekunder telah digunakan sebagai obat atau model untuk membuat obat baru, contohnya adalah aspirin yang dibuat berdasarkan asam salisilat yang secara alami terdapat pada tumbuhan tertentu.[2] Manfaat lain dari metabolit sekunder adalah sebagai pestisida dan insektisida, contohnya adalah rotenon dan rotenoid.[2] Beberapa metabolit sekunder lainnya yang telah digunakan dalam memproduksi sabun, parfum, minyak herbal, pewarna, permen karet, dan plastik alami adalah resin, antosianin, tanin, saponin, dan minyak volatil.[4]
Manfaat
Beberapa contoh dari metabolit sekunder adalah:
Kelas | Contoh Senyawa | Contoh Sumber | Efek dan kegunaan |
---|---|---|---|
SENYAWA MENGANDUNG NITROGEN | |||
Alkaloid | Nikotin, kokain, teobromin | Tembakau, coklat | Mempengaruhi neurotransmisi dan menghambat kerja enzim |
TERPENOID | |||
Monoterpena | Mentol, linalool | Tumbuhan mint dan banyak tumbuhan lainnya | Mempengaruhi neurotransmisi, menghambat transpor ion, anestetik |
Diterpena | Gossypol | Kapas | Menghambat fosforilasi, toksik |
Triterpena, glikosida kardiak (jantung) | Digitogenin | Digitalis (Foxglove digitalis sp.) | Stimulasi otot jantung, memengaruhi transpor ion |
Sterol | spinasterol | Bayam | Mempengaruhi kerja hormon hewan |
FENOLIK | |||
Asam fenolat | Kafeat, klorogenat | Semua tanaman | Menyebabkan kerusakan oksidatif, timbulnya warna coklat pada buah dan wine. |
Tannins | gallotanin, tanin terkondensasi | oak, kacang-kacangan | Mengikat protein, enzim, menghambat digesti, antioksidan. |
Lignin | Lignin | Semua tanaman darat | Struktur, serat |
Referensi
- ^ a b (Inggris)R. Verpoorte, A. W. Alfermann (2000). Metabolic engineering of plant secondary metabolism. Springer. ISBN 978-0-7923-6360-6.Page.1-3
- ^ a b c d e f (Inggris)S. J. H. Rizvi, V. Rizvi (2008). Thin layer chromatography in phytochemistry. CRC Press. ISBN 978-1-4200-4677-9.Page.60-66
- ^ Jack Schultz. "Secondary Metabolites in Plants".
- ^ Mustafa Oskay, Dilek Oskay. "BIOTECHNOLOGICAL IMPORTANCE OF PLANT SECONDARY METABOLITES".