Kata loma

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kosakata loma/kasar dalam Soendaneesch-Hollandsch woordenboek (1913) karya Sierk Coolsma ditandai dengan k., pada gambar di atas, contoh kosakata yang ditandai dengan k. adalah ngeuyeuk, ngeunah dan ngudu.

Kata loma atau kecap loma (aksara Sunda baku: ᮊᮨᮎᮕ᮪ ᮜᮧᮙ, pengucapan bahasa Sunda: [kəcap loma], juga dikenal sebagai kata kasar atau kecap kasar dan kata songong biasa atau kecap songong biasa[1]) adalah kosakata bahasa Sunda yang digunakan dalam ragam bahasa loma dan merupakan dasar bagi semua kosakata bahasa Sunda, semua kata selain kata loma pasti mempunyai padanan dengan kata loma. Secara etimologis, loma dalam bahasa Sunda berarti akrab. Sebagian kata loma memiliki padanan dalam kata lemes (kira-kira sekitar 400-500 buah),[2] tetapi sebagian lainnya lagi tidak memiliki padanannya dengan kata lemes, sedeng dan lainnya, kata-kata loma yang tidak memiliki padanan apapun seperti itu merupakan kosakata tak bertingkat dan bisa digunakan di semua ragam bahasa Sunda.

Dalam kamus-kamus atau buku tata bahasa Sunda yang menuliskan kata loma sebagai kata kasar, kata loma ditandai dengan k atau K.

Kosakata[sunting | sunting sumber]

Di bawah ini adalah contoh kata loma (yang ditebali) dengan padanannya dalam kata lemes.[3]

Indonesia Loma Lemes
mandi mandi siram
ingin hayang palay
makan baranghakan tuang
minum nginum ngaleueut
berjalan kaki leumpang nyacat
kepala sirah mastaka
leher beuheung tenggek

Contoh kata loma (bercetak tebal) yang tidak memiliki padanan apapun diantaranya yaitu:[3]

Indonesia Sunda
berapa sabaraha
apa naon
itu itu
kapan iraha
mengapa kunaon
siapa saha
enam genep

Selain itu ada pula kata loma (yang ditebali) yang mempunyai padanan di semua jenis kata, di antaranya yaitu:[4]

Indonesia Cohag Loma Panengah Sedeng Lemes Lemes pisan
aku aing déwék kuring abdi jisim abdi abdi gusti
engkau sia manéh anjeun salira gamparan dampal gusti
berbicara ngabangus ngomong sasauran nyanggem nyarios ngandika
pergi ngajangkor indit miang mios angkat jengkar
datang pucunghul datang cunduk dongkap sumping rawuh
mati kojor paéh maot nilar pupus perlaya
tempat tidur pamoloran enggon pasaréan pamondokan pangkuleman pajuaran

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Ardiwinata 1984, hlm. 4.
  2. ^ Kats 1982, hlm. 2.
  3. ^ a b Coolsma 1985, hlm. 14.
  4. ^ Coolsma 1985, hlm. 15.

Daftar Pustaka[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]