Kapten Rahmad Buddin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Nama Kapten Rahmad Budin bagi warga Medan, khususnya yang berada di Medan bagian utara, sudah tak asing lagi. Kapten Rahmad Budin merupakan nama salah satu jalan protokol di Kecamatan Medan Marelan.

Bahkan kantor kecamatan setempat berada di ruas Jalan Kapten Rahmat Budin.Jalan Kapten Rahmad Budin merupakan kawasan utama di Medan Marelan.

Terdapat sejumlah fasilitas strategis di Medan bagian utara, seperti SMA Negeri 16 dan SMP Negeri 20.

Sayangnya, tak banyak yang tahu soal sosok Kapten Rahmad Budin. Referensi yang tertulis tentang sosok pejuang ini nyaris tak ada. Keluarga Kapten Rahmad Budin kini tinggal di Jalan Sutrisno, Gang Cempaka, Kecamatan Medan Area. Siti Ambub adalah Istri dari Kapten Rahmad Buddin

Kapten Rahmad Buddin adalah pejuang yang tegas dan cerdik. Ia kerap membuat strategi untuk memancing orang Belanda keluar dari markasnya.

“Kemudian setelah pasukan Belanda keluar, dia bersama pasukan membawa barang-barang yang diperlukan masyarakat dari markas Belanda itu,”

Dengan keahlian itu, Kapten Rahmad Budin dipercaya bertugas ke sejumlah daerah, termasuk ke Langsa, Provinsi Aceh

”Ia pergi ke Langsa untuk memancing musuh guna mengambil barang yang ada pada musuh dan diberikan kepada rakyat,”

Kapten Rahmad Budin ikut berperan dalam Pertempuran Medan Area hingga penumpasan PKI di Kota Medan.

Ia bertugas mengawasi wilayah Belawan dan sekitarnya. Termasuk wilayah yang saat ini dikenal sebagai Kecamatan Medan Marelan,” Dari beberapa dokumen yang diperoleh, ada juga yang menyebutkan bahwa Kapten Rahmad Budin yang berasal dari kawasan Marelan memiliki kaitan perjuangan dengan Brigjen Bedjo, yakni seorang pemimpin Laskar Rakyat dari Pulo Brayan.

Saat Pertempuran Medan Area pecah, Brigjen Bedjo bersama pasukan selikurnya pada 16 Oktober 1945 menyerang gudang senjata Jepang di Pulo Brayan untuk memperkuat persenjataan.

Setelah melakukan serangan terhadap gudang perbekalan tentara Jepang, Brigjen Bedjo dan pasukannya kemudian menyerang markas tentara Belanda di Glugur Hong dan Halvetia, Pulo Brayan. Dalam pertempuran yang berlangsung malam hari itu, pasukan Brigjen Bedjo berhasil menewaskan lima serdadu KNIL.

Serangan yang dilakukan oleh para pemuda di Jalan Bali dan Bedjo itu telah menyentakkan pihak Sekutu (Inggris). Mereka mulai sadar bahwa para pemuda-pemuda Republik telah memiliki persenjataan dan semangat kemerdekaan yang pantas diperhitungkan.

Beliau sangat berkontribusi dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan,saat itu, Wali Kota Medan masih Bachtiar Djafar, memerintahkan agar dilakukan kajian dan akhirnya Pada tahun 2000 nama Kapten Rahmad Budin disahkan dan di tetapkan menjadi nama jalan di Kecamatan Medan Marelan.Dan namanya tertulis juga di prasasti Tugu Perjuangan Masyarakat Medan Labuhan

Referensi[sunting | sunting sumber]

[1]

  1. ^ "Pejuang yang Tegas dan Cerdik". KORAN SINDO (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-16. Diakses tanggal 2020-07-16.