Idiosinkrasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Idiosinkrasi adalah efek obat yang menimbulkan reaksi abnormal yang berlainan dengan efek normalnya. Penyebab umum dari idiosinkrasi adalah penyakit genetik. Reaksi yang timbul bersifat  tidak spesifik dan tidak dapat dijelaskan oleh reaksi farmakologis. Idiosinkrasi dapat terjadi pada kasus alergi dan hipersensitivitas. Obat yang menyebabkan idiosinkrasi hingga mengancam nyawa harus dihentikan penggunaannya.

Penyebab[sunting | sunting sumber]

Idiosinkrasi merupakan kondisi reaksi obat yang bersifat abnormal secara kualitatif pada efek obatnya.[1] Penyebab umum dari idiosinkrasi adalah kelainan genetik pada pasien yang menerima obat. Salah satunya adalah defisiensi G6PD.[2]

Reaksi[sunting | sunting sumber]

Reaksi obat yang terjadi pada idiosinkrasi bersifat tidak spesifik. Karena itu, reaksi yang muncul tidak dapat dijelaskan oleh reaksi farmakologis.[3] Penyebab reaksi idiosinkrasi pada obat adalah metabolisme obat atau defisiensi enzim. Reaksi idiosinkrasi biasanya terjadi pada orang yang suseptibel secara terduga maupun tidak terduga.[4]

Idiosinkrasi termasuk efek obat karena alergi dengan spektrum efek toksik. Efek lain yang berlaku pada idiosinkrasi adalah efek hipersensitivitas dengan spektrum efek toksik.[5] Efek alergi pada idiosinkrasi terjadi karena reaksi antara antigen yang meliputi hapten dan protein, dengan antibodi di dalam tubuh. Sementara efek hipersensitivitas muncul karena reaksi hipersensitif dari tubuh terhadap toksikan.[6]

Kasus penyakit[sunting | sunting sumber]

Idiosinkrasi dapat terjadi pada penderita anemia hemolitik yang telah sembuh dari penyakit malaria dengan obat primakuin atau derivatnya. Contoh lainnya adalah timbulnya kecemasan dan kegelisahan pada pasien yang menggunakan obat neuroleptika. Kasus idiosinkrasi juga terjadi pada penggunaan obat analgetika dan morfin. Ada pula penggunaan obat yang dapat tetapi tidak sering menimbulkan idiosinkrasi. Misalnya penggunaan kloramfenikol yang menyebabkan anemia aplastik.[7]

Penanganan[sunting | sunting sumber]

Idiosinkrasi merupakan efek obat dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi. Obat yang menghasilkan idiosinkrasi tidak boleh lagi diberikan jika reaksi sebelumnya bersifat mengancam nyawa dari penderitanya.[8]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Anief, Moh. (2010). Penggolongan Obat Berdasarkan Khasiat dan Penggunaannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hlm. 3. ISBN 978-602-386-724-0. 
  2. ^ Tjay dan Rahardja 2015, hlm. 37.
  3. ^ Mariyono dan Suryana 2008, hlm. 165.
  4. ^ Mariyono dan Suryana 2008, hlm. 166.
  5. ^ Kurniawidjaja, dkk. 2021, hlm. 71.
  6. ^ Kurniawidjaja, dkk. 2021, hlm. 110.
  7. ^ Tjay dan Rahardja 2015, hlm. 37-38.
  8. ^ Mariyono dan Suryana 2008, hlm. 170.

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

  • Mariyono, H. H., dan Suryana, K. (2008). "Adverse Drug Reaction". Jurnal Penyakit Dalam. 9 (2).