Gereja Ortodoks Koptik di Indonesia (GOKI)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pendahuluan[sunting | sunting sumber]

Logo Gereja Ortodoks Koptik di Indonesia

Istilah "Koptik" berasal dari bahasa Yunani "Aigyptos" yang berarti "Mesir". Ketika orang Arab tiba di Mesir pada abad ketujuh, mereka menyebut orang Mesir "qibt". Jadi kata dalam bahasa Arab "qibt" berarti "orang Mesir" dan "Kristen".

Istilah "Ortodoksi" di sini mengacu pada pelestarian "Iman Asli" oleh orang-orang Koptik yang, selama berabad-abad, mempertahankan Pengakuan Iman Lama dari berbagai serangan yang diarahkan padanya.

Pengakuan Iman Gereja Ortodoks Koptik di Indonesia[sunting | sunting sumber]

Abouna Gereja Ortodoks Koptik di Indonesia

Gereja Ortodoks Koptik menyembah Bapa, Putra, dan Roh Kudus dalam Keesaan Natur. Kami percaya pada Satu Tuhan; Bapa, Putra dan Roh Kudus tiga Hypostasis (Pribadi) yang setara, tidak dapat terpisahkan, dan Saling Mendiami. Tritunggal yang Mahakudus dan Terpuji adalah Satu Tuhan kita. Kami Percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus, Putra Tunggal Bapa dan Yang Satu dengan Dia pada Hakikatnya adalah satu-satunya Juruselamat dunia; kami adalah Miaphysites; Ada perbedaan dengan Monofisit yang percaya hanya pada Satu Kodrat Tunggal (Ilahi) dari Tuhan Yesus Kristus dan Miafisit yang percaya pada Satu Kodrat Persatuan atau Satu Kodrat Ganda (Ilahi & Manusia) Tuhan Yesus Kristus. Kami tidak percaya hanya pada Satu Natur tetapi kami percaya pada Natur Inkarnasi Logos. Lebih sedikit perubahan yang terjadi di Gereja Koptik daripada di gereja lain mana pun baik dalam aspek ritual atau doktrin dan dalam suksesi Patriark, Uskup, Imam, dan Diakon Koptik terus berlanjut.

Awal Berdiri Gereja Ortodoks Koptik[sunting | sunting sumber]

Setelah kenaikan Tuhan Kristus, para rasul melakukan tugas panggilan mereka untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia, dimulai dari Yerusalem. Markus - menemani Paulus dan Barnabas untuk memberitakan Injil di Antiokhia, Seleukia, Siprus, Salamis, dan Perga Pamphylia, di mana dia meninggalkan mereka dan kembali ke Yerusalem.

Setelah pertemuan dewan rasuli di Yerusalem, dia pergi bersama Barnabas ke Siprus. Setelah kematian Barnabas, St. Markus pergi ke Afrikia, Berka, dan lima kota di barat. Dia mengkhotbahkan Injil di wilayah ini, dan di sana banyak orang percaya.

Dari sana, dia pergi ke Aleksandria, Mesir, pada tahun 61 M. Ketika memasuki kota Aleksandria, sepatunya robek karena jumlah perjalanan yang telah dia jalani selama berkhotbah dan penginjilannya. Dia pergi ke tukang sepatu di kota tersebut, dia memanggil Anianus untuk memperbaikinya. Sementara Anianus sedang memperbaiki sepatunya, jemarinya tertusuk jarum. Anianus berteriak dengan bahasa Yunani yang mengatakan "Eis Theos!", yang berarti "O, satu Allah!" Ketika St. Markus mendengar kata-kata ini, hatinya sangat bersukacita. Dia merasa tepat untuk berbicara dengannya tentang Allah yang satu.

Rasul kemudian mengambil tanah liat, meludahkannya, dan menaruhkannya pada jari Anianus, dengan mengatakan "dalam Nama Yesus Kristus Anak Allah," dan luka itu segera sembuh, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. .

Anianus sangat kagum dengan mukjizat yang terjadi ini dalam nama Yesus Kristus, dan hatinya terbuka untuk firman Allah. Rasul bertanya kepadanya tentang siapakah satu-satunya Allah yang dia serukan saat dia terluka. Anianus menjawab "Saya mendengar tentang dia, tapi saya tidak mengenalnya." St. Markus mulai menjelaskan kepadanya sejak awal, mulai dari penciptaan langit dan bumi sampai ke nubuatan yang menubuatkan kedatangan Kristus.

Anianus kemudian mengundang St. Markus untuk pergi ke rumahnya dan membawa kepada St. Markus anak-anaknya. Orang kudus itu berkhotbah dan kemudian membaptis mereka.

St.Markus menahbiskan St. Anianus sebagai uskup Aleksandria serta tiga imam dan tujuh diaken. Dia pergi ke lima kota di Barat, dan tinggal di sana selama dua tahun berkhotbah, di mana dia menahbiskan lebih banyak lagi uskup, imam, dan diaken.

Akhirnya dia kembali ke Alexandria, di mana dia menemukan orang-orang percaya telah meningkat jumlahnya, dan membangun sebuah gereja untuk mereka di tempat yang dikenal sebagai Bokalia (tempat sapi), sebelah timur Alexandria di pantai laut. Hal itu terjadi ketika dia merayakan pesta Kebangkitan di tahun 68 M.

Pada hari yang sama bertepatan dengan perayaan pagan besar untuk pesta dewa Syrabis. Dengan demikian banyak orang kafir berkumpul, menyerang gereja di Bokalia, dan memaksa mereka masuk. Mereka menangkap St. Markus, mengikatnya dengan tali yang tebal, dan menyeretnya melewati jalan-jalan sambil berteriak, "Tarik naga ke tempat sapi." Mereka terus menyeretnya dengan sangat kejam. Dagingnya robek dan tersebar di mana-mana, dan tanah di kota Aleksandria ditutupi dengan darahnya. Mereka melemparkan dia malam itu ke penjara yang gelap.

Malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dan berkata kepadanya: "Wahai Markus, hamba yang baik itu, bersukacitalah, karena namamu telah tertulis di dalam kitab kehidupan, dan kamu terhitung di antara kumpulan orang-orang kudus." Malaikat itu menghilang, maka Tuhan Kristus menampakkan diri kepadanya dan memberinya kedamaian. Jiwanya bersukacita dan senang.

Keesokan paginya, orang-orang kafir membawa St. Markus keluar dari penjara. Mereka mengikat lehernya dengan tali yang tebal dan melakukan hal yang sama seperti hari sebelumnya, menyeretnya ke atas batu-batu.

Pada akhirnya, St. Markus menyerahkan jiwanya yang murni ke dalam tangan Tuhan dan menerima mahkota kemartiran.

Lokasi Gereja Ortodoks Koptik di Indonesia[sunting | sunting sumber]

Bekasi[sunting | sunting sumber]

Ruko Symphoni Blok HX2 No. 51, Harapan Indah, Bekasi.

Manado[sunting | sunting sumber]

Jl. Sea PerumahanHayung Blok B2 Kel. Malalayang Satu Barat Lk.VIII Kec. Malalayang Kota Manado