Endang Witarsa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Drg. Endang Witarsa alias Lim Sun Yu atau Liem Soen Joe (16 Oktober 1916 – 2 April 2008) adalah mantan pemain sepak bola dan pernah memperkuat tim nasional sepak bola Indonesia. Setelah pensiun sebagai pemain, Witarsa beralih menjadi pelatih sepak bola dan penasehat PSSI.

Endang Witarsa lulus sebagai dokter gigi, namun memutuskan untuk berkarier di dunia sepak bola dengan memulai karier di klub UMS atau Union Makes Strength, Bandung yang saat itu masih bernama Tiong Hoa Hwee Koan Scholar Football Club. Atas predikatnya sebagi dokter gigi, oleh rekan-rekan dan anak didiknya, dia dipanggil sebagai "Dokter".

Sebagai pelatih, Endang Witarsa dikenal sebagai pelatih yang sangat disegani dan sangat keras dan disiplin, dan tak segan memaki dan menghardik pemain yang malas atau tidak menjalankan instruksinya dengan baik.

Penghargaan[sunting | sunting sumber]

  • Lifetime Achievement Award dari Badan Liga Indonesia (October 2006)
  • Fairplay Award dari Jawapos Group (2007)
  • MURI: Pelatih sepak bola terlama (55 tahun)
  • MURI: pelatih sepak bola tertua (90 tahun)

Karier Kepelatihan[sunting | sunting sumber]

Klub[sunting | sunting sumber]

tim nasional sepak bola Indonesia[sunting | sunting sumber]

  • Juara Piala Raja, Thailand (1968)
  • Juara Merdeka Games, Malaysia (1969)
  • Juara Pesta Sukan, Singapura
  • Juara Anniversary Cup (1972)
  • Juara Agha Khan Cup, Pakistan)
  • Mengalahkan timnas Uruguay 2-1 dalam pertandingan persahabatan di Jakarta tahun 1974

Anak didik[sunting | sunting sumber]

Sepanjang karier panjangnya di dunia sepak bola Indonesia, Endang Witarsa telah melahirkan ratusan bahkan ribuan anak didik yang sukses dalam kancah sepak bola nasional al. Risdianto, Yudo Hadianto, Reny Salaki, Arjuna Rinaldi, Widodo C. Putro, Warta Kusumah, Thio Him Tjiang, Peng Hong, Alai, Ronny Paslah, Anwar Ujang, Mulyadi, Surya Lesmana, M. Basri, Wahyu Hidayat, Gunawan, Bambang Sunarto, Yuswardi, Yusak Susanto, Iswadi Idris, Djamiat Dalhar, Sucipto Suntoro, Kwee Kiat Sek, Thio Him Toen, Mohamad Faruq, Jan Somar dan lain-lain.

Kematian[sunting | sunting sumber]

Endang Witarsa menghembuskan napas terakhir di RS Pluit, Jakarta, pada tanggal 2 April 2008, setelah dirawat sejak 10 Maret 2008, dalam usia 92 tahun, karena gangguan perut dan pencernaan, sehingga tidak bisa mencerna makanan. Almarhum meninggalkan 4 anak, 12 cucu, dan 9 cicit. Jenazah Endang Witarsa dimakamkan di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat. Sebagian besar dari usianya, dihabiskan untuk sepak bola, baik sebagai pemain maupun pelatih.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]