Bunga pukul empat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bunga pukul empat
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
(tanpa takson):
(tanpa takson):
(tanpa takson):
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
M. jalapa
Nama binomial
Mirabilis jalapa mial_authority = L.

Bunga pukul empat atau Mirabilis Jalapa merupakan spesies tanaman hias yang paling umum ditanam dari genus Mirabilis, dan tersedia dalam berbagai warna. Mirabilis dalam Bahasa Latin berarti indah dan Jalapa yang merupakan nama ibu kota negara bagian Veracruz di Meksiko. Tanaman ini dibudidayakan oleh suku Aztec sebagai tanaman obat maupun tanaman hias.

Bunga asal Amerika Selatan ini mempunyai banyak warna, di antaranya merah, kuning, juga putih.[1][2] Perbedaan warna antara satu dengan yang lain dilatar belakangi oleh gen, misalnya R= gen untuk bunga warna merah dan r= gen untuk bunga warna putih, jika keduanya disilangkan maka akan menghasilkan bunga warna merah muda.[3]

Biji bunga pukul empat yang bisa dibuat bedak

Disebut sebagai bunga pukul empat karena biasanya mekar saat pukul empat sore, hal itu disebabkan adanya rangsangan cahaya, gerakan ini dinamakan dengan fotonasti.[4] Tanaman ini termasuk dalam kelas Dicotyledones, yaitu kelas tumbuhan yang mempunyai biji keping dua, mempunyai kelopak dengan kelipatan 4 sampai 5, serta urat daunnya yang menjari.[5] Selain sebagai tanaman hias, bunga ini berfungsi juga sebagai pembatas pagar.[2] Kita bisa menjumpainya di dataran rendah maupun perbukitan yang banyak mendapat sinar matahari.[2]

Bunga pukul empat warna putih dipadu dengan merah muda sebagai hasil dari penyilangan

Bunga pukul empat selain indah, juga mempunyai banyak manfaat bagi manusia.[2] Kandungannya yang berupa betaxanthis, zat asam lemak serta zat asam minyak dapat digunakan sebagai obat pelancar sirkulasi darah dan peluruh air seni (diuretik).[2] Selain itu, bunga yang mempunyai nama binomial ''mirabilis jalapa'' ini bisa meredakan radang amandel, radang tenggorokan, batuk berdarah, kanker, batu ginjal, batu empedu, dan kencing manis.[2] Salah satu di antara manfaatnya yang sangat penting bagi wanita adalah dapat mengatasi keputihan, cukup rebus bunga pukul empat dengan kulit delima kering atau lidah buaya, kemudian minum. Di desa Mojodeso, Adib Nurdiyanto mengolah bunga ini menjadi minuman segar siap minum, sehingga banyak diminati para remaja. Di Bojonegoro, bunga ini lebih dikenal dengan nama bunga kederat.[2] Meskipun banyak manfaatnya, wanita hamil tidak dianjurkan untuk mengonsumsinya dan untuk perebusannya dilarang menggunakan alat-alat yang terbuat dari besi.[2]

Bentuk tanaman[sunting | sunting sumber]

Bunga pukul empat putih yang sedang bermekaran.

Batang yang dimilikinya adalah batang basah yang tingginya mencapai 20–80 cm.[2] Kemudian daunnya berbentuk jantung yang berwarna hijau dengan panjang mencapai 2–11 cm dengan lebar 8 mm-7 cm.[2] Pangkal daun membulat di mana ujungnya meruncing serta bertepi rata.[2] Adapun tangkai daunnnya mempunyai panjang 6mm-6 cm.[2] Bunganya sendiri seperti terompet dan mempunyai banyak warna seperti merah, putih dan lain-lain.[2]

Buahnya yang keras berwarna hitam dan berbentuk bulat bisa dibuat sebagai bedak.[2] Selain itu, tanaman ini juga mempunyai umbi berwarna coklat kehitaman dengan isi berwarna putih dan berbentuk bulat memanjang dengan ukuran 7–9 cm berdiameter 2–5 cm.[2]

Pengobatan[sunting | sunting sumber]

Ramuan amandel[sunting | sunting sumber]

Bagian dari bunga pukul empat yang dapat menjadi obat amandel adalah akarnya. Obat ini dapat dari bahan yang kering maupun yang basah. Takarannya untuk yang kering sebanyak 9–15 mg. Sedangkan takaran untuk yang basah sebanyak 15–30 mg. Bahan ini kemudian direbus dengan air sebanyak 600 cc. Rebusan berlangsung hingga sisa air hanya 300 cc. Hasil rebusan ini diminum dua kali sehari. Sekali minum sebanyak 300 cc dan dalam keadaan dingin. Namun, ramuan ini dilarang bagi ibu hamil dan kepada anak berusia 9-12 tahun. Sementara orang dewasa diberi dosis sebanyak empat sendok makan.[6]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Utami, Nunik (2006).Keajaiban Bunga.Bandung:Penerbit Cinta. Hal 75 Cet 1
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o Wijayakusuma, Hembing (2000).Ensiklopedia Millenium: Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia.Jakarta:Prestasi Insan Indonesia. Hal 91-93
  3. ^ Susilowarno, Gunawan (2007).Biologi SMA Kelas XII .Jakarta:PT Grasindo. Hal 116
  4. ^ Abdullah, Mikrajuddin (2006).IPA Terpadu SMP dan MTS.Jakarta:Penerbit Erlangga. Hal 202 Jilid 2A
  5. ^ Abdurahman, Deden (2008).Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan untuk Menengah Kejuruan Kelas X .Bandung:PT Grafindo Media Pratama. Hal 106
  6. ^ Hariana, A., dkk. (2015). Kitab Resep Herbal. Jakarta: Penebat Swadaya. hlm. 9. ISBN 978-979-002-661-2.