Bintil akar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Image:Root-nodule01.jpg|thumb|right|300px|Penampang melintang suatu bintil akar [[kedelai]] 'Essex'. Bakteri ''[[Bradyrhizobium|Bradyrhizobium japonicum]]'' menginfeksi akar dan bersimbiosis untuk mengikat [[Fiksasi nitrogen|nitrogen bebas]]. Tampak bagian sel dengan satu bakteroid dalam simbiosomnya. Tampak pula [[retikulum endoplasmik]], [[diktiosom]], dan [[dinding sel]].]]
[[Image:Root-nodule01.jpg|thumb|right|300px|Penampang melintang suatu bintil akar [[kedelai]] 'Essex'. Bakteri ''[[Bradyrhizobium|Bradyrhizobium japonicum]]'' menginfeksi akar dan bersimbiosis untuk mengikat [[Fiksasi nitrogen|nitrogen bebas]]. Tampak bagian sel dengan satu bakteroid dalam simbiosomnya. Tampak pula [[retikulum endoplasmik]], [[diktiosom]], dan [[dinding sel]].]]

'''Bintil akar''' merupakan tonjolan kecil di [[akar]] (kebanyakan adalah anggota [[Fabaceae]]) yang terbentuk akibat infeksi [[bakteri]] [[fiksasi nitrogen|pengikat nitrogen]] yang ber[[simbiosis]] secara mutualistik dengan [[tumbuhan]]. Kerja sama ini memungkinkan tersedianya [[nitrogen]] bagi tumbuhan simbion, khususnya pada keadaan kurangnya ketersediaan nitrogen larut di [[tanah]]. [[Bakteri bintil akar]] (atau rizobia) digunakan untuk menyebut kelompok bakteri ini. Bintil akar biasa ditemukan dalam kelompok.
'''Bintil akar''' merupakan tonjolan kecil di [[akar]] (kebanyakan adalah anggota [[Fabaceae]]) yang terbentuk akibat infeksi [[bakteri]] [[fiksasi nitrogen|pengikat nitrogen]] yang ber[[simbiosis]] secara mutualistik dengan [[tumbuhan]]. Kerja sama ini memungkinkan tersedianya [[nitrogen]] bagi tumbuhan simbion, khususnya pada keadaan kurangnya ketersediaan nitrogen larut di [[tanah]]. Bintil akar biasa ditemukan dalam kelompok.

[[Bakteri bintil akar]] (atau rizobia) digunakan untuk menyebut kelompok bakteri ini. Kebanyakan mencakup anggota suku [[Rhizobiaceae]] (filum [[Proteobacteria]]) dan menginfeksi Fabaceae (suku polong-polongan). Selain itu, terdapat pula beberapa simbiosis akar-bakteri serupa yang melibatkan bakteri marga ''[[Frankia]]'' (filum [[Actinobacteria]]) yang bersimbiosis membentuk bintil akar di luar polong-polongan.


Simbiosis semacam ini diketahui berkembang secara [[evolusi|evolutif]] pada Fabaceae dan juga beberapa anggota [[klad]] [[Rosids]] lainnya.<ref>{{cite journal | author = Doyle, J. J., & Luckow, M. A. | title = The Rest of the Iceberg. Legume Diversity and Evolution in a Phylogenetic Context | journal = Plant Physiology | volume = 131 | issue = 3| pages = 900&ndash;910 | year = 2003 | url = http://www.plantphysiol.org/cgi/content/full/131/3/900 | doi = 10.1104/pp.102.018150 | pmc = 1540290 | pmid = 12644643}}</ref>
Simbiosis semacam ini diketahui berkembang secara [[evolusi|evolutif]] pada Fabaceae dan juga beberapa anggota [[klad]] [[Rosids]] lainnya.<ref>{{cite journal | author = Doyle, J. J., & Luckow, M. A. | title = The Rest of the Iceberg. Legume Diversity and Evolution in a Phylogenetic Context | journal = Plant Physiology | volume = 131 | issue = 3| pages = 900&ndash;910 | year = 2003 | url = http://www.plantphysiol.org/cgi/content/full/131/3/900 | doi = 10.1104/pp.102.018150 | pmc = 1540290 | pmid = 12644643}}</ref>


Secara umum, tumbuhan menyerap nitrogen dalam bentuk [[nitrat]] (NO<sub>3</sub><sup>-</sup>), [[nitrit]] (NO<sub>2</sub><sup>-</sup>), dan [[amonia]] (atau ion amonium, NH<sup>4</sup><sup>+</sup>) dari cairan tanah. Bakteri bintil akar membantu tumbuhan untuk mengikat [[gas nitrogen|nitrogen bebas]] (N<sub>2</sub>, ''diazo'') lalu me[[reduksi]] menjadi amonia, untuk kemudian diasimilasi menjadi asam amino nukleotida, dan senyawa-senyawa lain seperti [[vitamin]], [[flavon]], dan [[fitohormon]]. Proses ini terjadi di dalam [[sel (biologi)|sel]]-sel bintil akar, tepatnya di ''simbiosom'', suatu ruang khusus dalam sel yang terbebas dari [[oksigen]]. Oksigen diikat oleh senyawa mirip [[myoglobin]] pada hewan yang disebut [[leghemoglobin]] (disebut demikian karena warnanya juga kemerahan). Energi untuk reduksi disediakan oleh [[malat]], sebagai produk langsung pemecahan [[sukrosa]].
Secara umum, tumbuhan menyerap nitrogen dalam bentuk [[nitrat]] (NO<sub>3</sub><sup>-</sup>), [[nitrit]] (NO<sub>2</sub><sup>-</sup>), dan [[amonia]] (atau ion amonium, NH<sup>4</sup><sup>+</sup>) dari cairan tanah. Bakteri bintil akar membantu tumbuhan untuk mengikat nitrogen bebas (N<sub>2</sub>, ''diazo'') di udara lalu me[[reduksi]] menjadi amonia, untuk kemudian diasimilasi menjadi [[asam amino]] (penyusun [[protein]]), [[nukleotida]] (penyusun [[DNA]] dan [[RNA]]), dan senyawa-senyawa lain seperti [[vitamin]], [[flavon]], dan [[fitohormon]]. Proses ini terjadi di dalam [[sel (biologi)|sel]]-sel bintil akar, tepatnya di ''simbiosom'', suatu ruang khusus dalam sel yang terbebas dari [[oksigen]]. Oksigen diikat oleh senyawa mirip [[myoglobin]] pada hewan yang disebut [[leghemoglobin]] (disebut demikian karena warnanya juga kemerahan). Energi untuk reduksi disediakan oleh [[malat]], sebagai produk langsung pemecahan [[sukrosa]].

<!--
[[Image:Medicago italica root nodules 2.JPG|right|thumb|Indeterminate nodules growing on the roots of ''Medicago italica'']]
Two main types of nodule have been described: determinate and indeterminate.<ref>{{cite journal | title = Molecular Mechanisms in Root Nodule Development | author = Martin Crespi and Susana Gálvez | journal = Journal of Plant Growth and Regulation | year = 2000 | volume = 19 | pages = 155&ndash;166 | url = http://www.springerlink.com/content/2y6pbrdwqtegml7c/fulltext.pdf | doi = 10.1007/s003440000023 | pmid = 11038225 | issue = 2}}</ref>

'''Determinate nodules''' are found on tropical (sub)legumes, such as those of the genera ''[[Glycine (plant)|Glycine]]'' (soybean), ''[[Phaseolus]]'' (common bean), ''[[Lotus (genus)|Lotus]]'', and ''[[Vigna]]''. Determinate nodules lose meristematic activity shortly after initiation, thus growth is due to cell expansion resulting in mature nodules which are spherical in shape.


'''Indeterminate nodules''' are found on temperate [[legume]]s like ''[[Pisum]]'' (pea), ''[[Medicago]]'' (alfalfa), ''[[Trifolium]]'' (clover), and ''[[Vicia]]'' (vetch). They earned the moniker "indeterminate" because they maintain an active apical [[meristem]] that produces new cells for growth over the life of the nodule. This results in the nodule having a generally cylindrical shape. Because they are actively growing, indeterminate nodules manifest zones which demarcate different stages of development/sybmiosis:<ref>{{cite journal | title = Cell cycle regulation in the course of nodule organogenesis in ''Medicago'' | author = Fabrice Foucher and Eva Kondorosi | journal = Plant Molecular Biology | year = 2000 | volume = 43 | pages = 773&ndash;786 | url = http://www.springerlink.com/content/v82q0x2475624q10/fulltext.pdf | pmid = 11089876 | doi = 10.1023/A:1006405029600 | issue = 5-6}}</ref><ref>{{cite journal | title = Architecture of Infection Thread Networks in Developing Root Nodules Induced by the Symbiotic Bacterium ''Sinorhizobium meliloti'' on ''Medicago truncatula'' | author = Hannah Monahan-Giovanelli, Catalina Arango Pinedo, and Daniel J. Gage | journal = Plant Physiology | year = 2006 | volume = 104 (2) | pages = 661&ndash;670 | url = http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=1361332 | doi = 10.1104/pp.105.072876 | pmid = 16384905 | issue = 2 | pmc = 1361332}}</ref><ref>{{cite journal | title = Aging in legume symbiosis: A molecular view on nodule senescence in ''Medicago truncatula'' | author = Willem Van de Velde , Juan Carlos Pérez Guerra , Annick De Keyser , Riet De Rycke , Stéphane Rombauts , Nicolas Maunoury , Peter Mergaert , Eva Kondorosi , Marcelle Holsters, and Sofie Goormachtig | journal = Plant Physiology Review | year = 2006 | volume = 141 (2) | pages = 711&ndash;20 | url = http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?tool=pubmed&pubmedid=16648219 | doi = 10.1104/pp.106.078691 | pmid = 16648219 | issue = 2 | pmc = 1475454}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi == -->


{{reflist}}
{{reflist}}

Revisi per 30 November 2010 18.50

Penampang melintang suatu bintil akar kedelai 'Essex'. Bakteri Bradyrhizobium japonicum menginfeksi akar dan bersimbiosis untuk mengikat nitrogen bebas. Tampak bagian sel dengan satu bakteroid dalam simbiosomnya. Tampak pula retikulum endoplasmik, diktiosom, dan dinding sel.

Bintil akar merupakan tonjolan kecil di akar (kebanyakan adalah anggota Fabaceae) yang terbentuk akibat infeksi bakteri pengikat nitrogen yang bersimbiosis secara mutualistik dengan tumbuhan. Kerja sama ini memungkinkan tersedianya nitrogen bagi tumbuhan simbion, khususnya pada keadaan kurangnya ketersediaan nitrogen larut di tanah. Bintil akar biasa ditemukan dalam kelompok.

Bakteri bintil akar (atau rizobia) digunakan untuk menyebut kelompok bakteri ini. Kebanyakan mencakup anggota suku Rhizobiaceae (filum Proteobacteria) dan menginfeksi Fabaceae (suku polong-polongan). Selain itu, terdapat pula beberapa simbiosis akar-bakteri serupa yang melibatkan bakteri marga Frankia (filum Actinobacteria) yang bersimbiosis membentuk bintil akar di luar polong-polongan.

Simbiosis semacam ini diketahui berkembang secara evolutif pada Fabaceae dan juga beberapa anggota klad Rosids lainnya.[1]

Secara umum, tumbuhan menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat (NO3-), nitrit (NO2-), dan amonia (atau ion amonium, NH4+) dari cairan tanah. Bakteri bintil akar membantu tumbuhan untuk mengikat nitrogen bebas (N2, diazo) di udara lalu mereduksi menjadi amonia, untuk kemudian diasimilasi menjadi asam amino (penyusun protein), nukleotida (penyusun DNA dan RNA), dan senyawa-senyawa lain seperti vitamin, flavon, dan fitohormon. Proses ini terjadi di dalam sel-sel bintil akar, tepatnya di simbiosom, suatu ruang khusus dalam sel yang terbebas dari oksigen. Oksigen diikat oleh senyawa mirip myoglobin pada hewan yang disebut leghemoglobin (disebut demikian karena warnanya juga kemerahan). Energi untuk reduksi disediakan oleh malat, sebagai produk langsung pemecahan sukrosa.


  1. ^ Doyle, J. J., & Luckow, M. A. (2003). "The Rest of the Iceberg. Legume Diversity and Evolution in a Phylogenetic Context". Plant Physiology. 131 (3): 900–910. doi:10.1104/pp.102.018150. PMC 1540290alt=Dapat diakses gratis. PMID 12644643.