Lompat ke isi

Kelinci: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
OrangKalideres (bicara | kontrib)
Membatalkan 1 suntingan by 180.244.161.8 (bicara) (TW)
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Aleirezkiette (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu dirapikan pranala ke halaman disambiguasi
Baris 24: Baris 24:
{{multicol-end}}
{{multicol-end}}
}}
}}
'''Kelinci''' atau '''kuilu'''<ref>{{Cite web|title=Arti kata kuilu - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online|url=https://kbbi.web.id/kuilu.html|website=kbbi.web.id|access-date=2023-05-18}}</ref> adalah hewan mamalia dari famili [[Leporidae]], yang dapat ditemukan di banyak bagian bumi. Kelinci berkembang biak dengan cara beranak yang disebut [[vivipar]]. Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di [[Afrika]] hingga ke daratan [[Eropa]]. Pada perkembangannya, tahun [[1912]], kelinci diklasifikasikan dalam ordo [[Lagomorpha]]. Ordo ini dibedakan menjadi dua famili, yakni [[Ochtonidae]] (jenis [[pika]] yang pandai bersiul) dan [[Leporidae]] (termasuk jenis kelinci [[terwelu]]). Asal kata 'kelinci' berasal dari bahasa [[Belanda]], yaitu ''konijntje'' yang berarti "anak kelinci". Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Nusantara mulai mengenali kelinci saat masa kolonial, padahal di Pulau [[Sumatra]] ada satu spesies asli [[kelinci sumatera]] (''Nesolagus netscheri'') yang baru ditemukan pada tahun 1972.
'''Kelinci''' ,'''kucing tapai''' atau '''kuilu'''<ref>{{Cite web|title=Arti kata kuilu - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online|url=https://kbbi.web.id/kuilu.html|website=kbbi.web.id|access-date=2023-05-18}}</ref> adalah hewan mamalia dari famili [[Leporidae]], yang dapat ditemukan di banyak bagian bumi. Kelinci berkembang biak dengan cara beranak yang disebut [[vivipar]]. Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di [[Afrika]] hingga ke daratan [[Eropa]]. Pada perkembangannya, tahun [[1912]], kelinci diklasifikasikan dalam ordo [[Lagomorpha]]. Ordo ini dibedakan menjadi dua famili, yakni [[Ochtonidae]] (jenis [[pika]] yang pandai bersiul) dan [[Leporidae]] (termasuk jenis kelinci [[terwelu]]). Asal kata 'kelinci' berasal dari bahasa [[Belanda]], yaitu ''konijntje'' yang berarti "anak kelinci". Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Nusantara mulai mengenali kelinci saat masa kolonial, padahal di Pulau [[Sumatra]] ada satu spesies asli [[kelinci sumatera]] (''Nesolagus netscheri'') yang baru ditemukan pada tahun 1972.


Saat ini sejumlah jenis kelinci menjadi hewan peliharaan dan hewan pedaging. Beberapa jenis kelinci hewan pedaging juga ada yang dijadikan sebagai hewan peliharaan. Jenis kelinci terbesar di dunia, yaitu Continental Giant, biasanya dijadikan hewan pedaging, tetapi ada juga yang memeliharanya dan secara resmi telah menjadi kelinci terbesar di dunia dengan tinggi/panjang 4 kaki + 4 inci (132 sentimeter)<!-- Tidak ada beda antara tinggi dan panjang rata-rata? --> dan berat 3,5 stones (22,2 kilogram).<ref>{{cite web |url=http://www.dailymail.co.uk/news/article-3026731/The-beaster-bunnies-Darius-world-s-biggest-rabbit-weighs-four-stone-faces-competition-giant-rival-son-Jeff.html |title=Bigs bunny! Darius the world's biggest rabbit who weighs almost four stone faces competition from another giant rival... his son Jeff |author=Jack Crone |date=6 April 2015}}</ref>
Saat ini sejumlah jenis kelinci menjadi hewan peliharaan dan hewan pedaging. Beberapa jenis kelinci hewan pedaging juga ada yang dijadikan sebagai hewan peliharaan. Jenis kelinci terbesar di dunia, yaitu Continental Giant, biasanya dijadikan hewan pedaging, tetapi ada juga yang memeliharanya dan secara resmi telah menjadi kelinci terbesar di dunia dengan tinggi/panjang 4 kaki + 4 inci (132 sentimeter)<!-- Tidak ada beda antara tinggi dan panjang rata-rata? --> dan berat 3,5 stones (22,2 kilogram).<ref>{{cite web |url=http://www.dailymail.co.uk/news/article-3026731/The-beaster-bunnies-Darius-world-s-biggest-rabbit-weighs-four-stone-faces-competition-giant-rival-son-Jeff.html |title=Bigs bunny! Darius the world's biggest rabbit who weighs almost four stone faces competition from another giant rival... his son Jeff |author=Jack Crone |date=6 April 2015}}</ref>
== Taksonomi ==
=== Perbedaan dengan terwelu ===
{{Multiple image
| align = right
| direction = horizontal
| image1 = Meyer Zeit-Vertreib 2 Tafel 032.jpg
| width1 = 199
| caption1 = Terwelu{{pb}}{{small|Johann Daniel Meyer (1748)}}
| image2 = Meyer Zeit-Vertreib 1 Tafel 083.jpg
| width2 = 205
| caption2 = Kelinci{{pb}}{{small|Johann Daniel Meyer (1748)}}
}}
Istilah kelinci biasanya digunakan untuk semua spesies ''Leporidae'' kecuali genus [[Terwelu|Lepus]] . Anggota genus tersebut dikenal sebagai terwelu.


Terwelu bersifat [[prekosial]] , terlahir relatif dewasa dan mudah bergerak, memiliki rambut dan penglihatan yang baik, sedangkan spesies kelinci bersifat [[altrisial]] , terlahir tanpa bulu dan buta. Terwelu dan beberapa [[kelinci]] hidup relatif menyendiri di rumah sederhana di atas tanah, sementara kelinci lainnya hidup dalam kelompok sosial di [[liang]] , yang dikelompokkan bersama membentuk sarang . Terwlu umumnya berukuran lebih besar dari kelinci, dengan telinga yang lebih memanjang, dan kaki belakang yang lebih besar dan panjang. Keturunan kelinci Eropa biasanya dibiakkan sebagai hewan ternak dan dipelihara sebagai hewan peliharaan, sedangkan tidak ada terwelj yang didomestikasi – jenis kelinci yang disebut "terwelu Belgia" sebenarnya adalah kelinci domestik yang dibiakkan secara selektif agar menyerupai terwelu.
=== Penjinakan ===
Kelinci telah lama dijinakkan. Kelinci Eropa telah banyak dipelihara sebagai hewan ternak, dimulai pada zaman [[Romawi kuno]] . [[Pembiakan selektif]] , yang dimulai pada [[Abad Pertengahan]], telah menghasilkan berbagai macam ras kelinci , yang banyak di antaranya (sejak awal abad ke-19) juga dipelihara sebagai hewan peliharaan. Beberapa trah kelinci telah diternakkan secara khusus sebagai subjek penelitian .<ref name="Irving-PeaseFrantz2018">{{cite journal|last1=Irving-Pease|first1=Evan K.|last2=Frantz|first2=Laurent A.F.|last3=Sykes|first3=Naomi|last4=Callou|first4=Cécile|last5=Larson|first5=Greger|title=Rabbits and the Specious Origins of Domestication|journal=Trends in Ecology & Evolution|volume=33|issue=3|pages=149–152|year=2018|issn=0169-5347|doi=10.1016/j.tree.2017.12.009|pmid=29454669|s2cid=3380288 |url=http://qmro.qmul.ac.uk/xmlui/handle/123456789/34474}}</ref>

Sebagai hewan ternak, kelinci diternakkan untuk diambil daging dan bulunya . Ras yang paling awal merupakan sumber daging yang penting, sehingga menjadi lebih besar dari kelinci liar, namun kelinci domestik di zaman modern memiliki ukuran yang bervariasi dari kerdil hingga raksasa . Bulu kelinci, yang dihargai karena kelembutannya, dapat ditemukan dalam berbagai macam warna dan pola bulu , serta panjangnya. Jenis kelinci Angora , misalnya, dikembangkan karena bulunya yang panjang dan halus, yang sering dipintal dengan tangan menjadi benang. Ras kelinci domestik lainnya telah dikembangkan terutama untuk perdagangan bulu komersial , termasuk Rex , yang memiliki bulu pendek dan mewah .
== Biologi ==
=== Evolusi ===
Karena epiglotis kelinci berada di atas langit-langit lunak kecuali saat menelan, kelinci merupakan pernafasan hidung wajib . Kelinci mempunyai dua set gigi seri, satu di belakang yang lain. Dengan cara ini mereka dapat dibedakan dari hewan pengerat.<ref>{{cite book |last=Brown |first=Louise |title=How to Care for Your Rabbit |publisher=Kingdom Books |year=2001 |isbn=978-1-85279-167-4 |page=6 }}</ref> Perbedaan lainnya adalah pada kelinci, seluruh giginya terus tumbuh, sedangkan pada kebanyakan hewan pengerat, hanya gigi serinya yang terus tumbuh. [[Carl Linnaeus]] awalnya mengelompokkan kelinci dan hewan pengerat di bawah kelas ''Glires'' ; kemudian, mereka dipisahkan karena konsensus ilmiah menyatakan bahwa banyak kesamaan mereka disebabkan oleh evolusi konvergen . Analisis [[DNA]] terbaru dan penemuan nenek moyang yang sama telah mendukung pandangan bahwa mereka memiliki garis keturunan yang sama, sehingga kelinci dan hewan pengerat kini sering dikelompokkan bersama dalam [[superordo]] ''Glires''.<ref name="Quesenberry 2012">Katherine Quesenberry & James W. Carpenter, ''Ferrets, Rabbits, and Rodents: Clinical Medicine and Surgery'' (3rd ed. 2012).</ref>
=== Morfologi ===
[[File:Cmglee Horniman rabbit skin skeleton.jpg|thumb|left|Kerangka tulang kelinci]]
Karena [[kecepatan]] dan [[ketangkasan]] adalah pertahanan utama kelinci melawan [[pemangsa]] (termasuk [[rubah]] cepat), kelinci memiliki [[tulang]] kaki belakang yang besar dan [[otot]] yang berkembang dengan baik. Meskipun jika kelinci tidak bergerak secara [[plantigrada]], kelinci tetap berjinjit saat berlari, dengan postur [[digitigrada]] . Kelinci menggunakan [[cakar]]nya yang kuat untuk menggali dan (bersama dengan giginya) untuk pertahanan.<ref>{{cite journal |last1=d'Ovidio |first1=Dario |last2=Pierantoni |first2=Ludovica |last3=Noviello |first3=Emilio |last4=Pirrone |first4=Federica |title=Sex differences in human-directed social behavior in pet rabbits |journal=Journal of Veterinary Behavior |date=September 2016 |volume=15 |pages=37–42 |doi=10.1016/j.jveb.2016.08.072 }}</ref> Setiap kaki depan memiliki empat jari kaki ditambah cakar embun . Setiap kaki belakang memiliki empat jari kaki (tetapi tidak ada cakar embun).<ref name="van Praag">{{cite web |last1=van Praag |first1=Esther |year=2005 |title=Deformed claws in a rabbit, after traumatic fractures |url=http://www.medirabbit.com/EN/Bone_diseases/Anomalies/Nail_kas_en.pdf |publisher=MediRabbit }}</ref>
.
[[File:Wild black Oryctologus cuniculus.jpg|thumb|upright|[[Melanisme|Melanistik]]{{pb}}<small>''Oryctologus cuniculus''{{pb}}Kelinci Eropa (liar)</small>]]

Kebanyakan kelinci liar (terutama dibandingkan dengan [[terwelu]] ) memiliki tubuh berbentuk telur yang relatif penuh. Bulu lembut kelinci liar berwarna [[agouti]] (atau, jarang, melanistik ), yang membantu [[kamuflase]] . Ekor kelinci (kecuali kelinci ekor-kapas) berwarna gelap di bagian atas dan putih di bagian bawah. Kelinci ekor-kapas memiliki warna putih di bagian atas ekornya.<ref name="Encyclopædia Britannica">{{cite encyclopedia |title=rabbit |encyclopedia=[[Encyclopædia Britannica]] |publisher=[[Encyclopædia Britannica, Inc.]] |location=Chicago |edition=Standard |year=2007 }}</ref>

Akibat posisi mata di tengkoraknya, kelinci memiliki bidang penglihatan hampir 360 derajat, hanya dengan titik buta kecil di pangkal hidung<ref>{{cite web |url=http://www.bio.miami.edu/hare/vision.html?1 |title=What do Rabbits See? |access-date=2013-08-09 |url-status=live |archive-url=https://web.archive.org/web/20150923185831/http://www.bio.miami.edu/hare/vision.html?1 |archive-date=23 September 2015 |df=dmy-all }}</ref>.
=== Unsur tulang belakang ===
[[Anatomi]] tungkai belakang kelinci secara struktural mirip dengan mamalia darat lainnya dan berkontribusi pada bentuk penggerak khusus mereka. Tulang tungkai belakang terdiri dari tulang panjang (tulang paha, tibia, fibula, dan ruas) serta tulang pendek (tarsal). Tulang-tulang ini diciptakan melalui [[osifikasi]] endokondral selama perkembangan. Seperti kebanyakan [[mamalia]] darat, kepala tulang paha yang bulat berartikulasi dengan ''acetabulum os coxae''. Tulang paha berartikulasi dengan tibia, tetapi tidak dengan fibula, yang menyatu dengan tibia. Tibia dan fibula berartikulasi dengan tarsal pes, biasa disebut kaki. Tungkai belakang kelinci lebih panjang dibandingkan tungkai depan. Hal ini memungkinkan mereka untuk menghasilkan bentuk penggerak yang melompat. Tungkai belakang yang lebih panjang lebih mampu menghasilkan kecepatan lebih cepat.<ref>{{Cite book|url=https://archive.org/details/practicalanatom00bensgoog|page=[https://archive.org/details/practicalanatom00bensgoog/page/n5 1]|quote=rabbit skeletal anatomy.|title=Practical anatomy of the rabbit|last=Bensley|first=Benjamin Arthur|date=1910|publisher=The University Press}}</ref> Rabbits stay just on their toes when moving; this is called [[digitigrade]] locomotion. The hind feet have four long toes that allow for this and are webbed to prevent them from spreading when hopping.<ref>{{Cite news|url=https://www.merckvetmanual.com/all-other-pets/rabbits/description-and-physical-characteristics-of-rabbits#v34404688|title=Description and Physical Characteristics of Rabbits – All Other Pets – Merck Veterinary Manual|work=Merck Veterinary Manual|access-date=2018-05-11}}</ref> Kelinci , yang memiliki kaki lebih panjang dibandingkan [[kelinci ekor-kapas]], mampu bergerak lebih cepat. Kelinci tetap berjinjit ketika bergerak; ini disebut penggerak digitigrada . Kaki belakangnya memiliki empat jari kaki panjang yang memungkinkan hal ini dan berselaput untuk mencegahnya menyebar saat melompat.<ref>{{Cite news|url=https://www.merckvetmanual.com/all-other-pets/rabbits/description-and-physical-characteristics-of-rabbits#v34404688|title=Description and Physical Characteristics of Rabbits – All Other Pets – Merck Veterinary Manual|work=Merck Veterinary Manual|access-date=2018-05-11}}</ref> Kelinci tidak memiliki bantalan kaki di kakinya seperti kebanyakan hewan lain yang menggunakan penggerak digitigrade. Sebaliknya, mereka memiliki rambut kasar yang memberikan perlindungan.<ref>{{cite web|url=http://www.exoticpetvet.net/smanimal/rabanatomy.html|title=Rabbit Anatomy|last=D.A.B.V.P.|first=Margaret A. Wissman, D.V.M.|website=exoticpetvet.net|access-date=2018-05-11}}</ref>
=== Otot ===
[[File:Lateral view of rabbit hind limb.jpg|thumb|Tungkai kelinci (penampang lateral)]]
Kelinci memiliki kaki belakang berotot yang memungkinkan kekuatan maksimum, kemampuan manuver, dan [[percepatan]] yang dibagi menjadi tiga bagian utama: kaki, paha, dan tungkai. [[Tungkai]] belakang kelinci adalah ciri yang berlebihan. Mereka jauh lebih panjang dibandingkan kaki depan, sehingga memberikan kekuatan yang lebih besar. Kelinci [[berlari]] dengan jari kakinya untuk mendapatkan langkah optimal saat bergerak. Kekuatan yang dikeluarkan oleh tungkai belakang disumbangkan oleh anatomi struktural fusi tibia dan fibula, dan fitur otot.<ref>{{Cite book |last1=Susan |first1=Lumpkin |last2=Seidensticker |first2=John |date=2011 |title=Rabbits: the animal answer guide |publisher=Johns Hopkins University Press |isbn=978-1-4214-0126-3|location=Baltimore|oclc=794700391}}</ref> Pembentukan dan pengangkatan tulang, dari sudut pandang seluler, berkorelasi langsung dengan otot tungkai belakang. Tekanan aksi dari otot menciptakan gaya yang kemudian didistribusikan melalui struktur rangka.

Kelinci yang menghasilkan lebih sedikit tenaga dan memberikan lebih sedikit tekanan pada tulang lebih rentan terhadap [[osteoporosis]] karena penipisan tulang .<ref>{{cite journal |last1=Geiser |first1=Max |last2=Trueta |first2=Joseph |title=Muscle action, bone rarefaction and bone formation |journal=The Journal of Bone and Joint Surgery. British Volume |date=May 1958 |volume=40-B |issue=2 |pages=282–311 |doi=10.1302/0301-620X.40B2.282 |pmid=13539115 |doi-access=free }}</ref> Pada kelinci, semakin banyak serat dalam otot, semakin tahan terhadap kelelahan. Misalnya, kelinci memiliki ketahanan yang lebih besar terhadap kelelahan dibandingkan kelinci . Otot-otot tungkai belakang kelinci dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori utama: paha belakang , paha depan , dorsifleksor , atau plantar fleksor . Otot paha depan bertugas menghasilkan gaya saat melompat. Yang melengkapi otot-otot ini adalah paha belakang, yang membantu melakukan gerakan singkat. Otot-otot ini bekerja sama satu sama lain dengan cara yang sama seperti fleksor plantar dan dorsifleksor, berkontribusi pada pembentukan dan tindakan yang berhubungan dengan kekuatan.<ref>{{cite journal |last1=Lieber |first1=Richard L. |last2=Blevins |first2=Field T. |title=Skeletal muscle architecture of the rabbit hindlimb: Functional implications of muscle design |journal=Journal of Morphology |date=January 1989 |volume=199 |issue=1 |pages=93–101 |doi=10.1002/jmor.1051990108 |pmid=2921772 |s2cid=25344889 }}</ref>
=== Telinga ===
[[File:Anatomy and physiology of animals The ear.jpg|thumb|Anatomi telinga mamalia]]
[[File:Holland Lop Ears UpDown.png|thumb|Kelinci yang sedang menelungkupkan telinganya untuk menyesuaikan gelombang suara]]
Dalam ordo [[lagomorf]] , telinga digunakan untuk mendeteksi dan menghindari [[pemangsa]]. Dalam keluarga Leporidae , telinga biasanya lebih panjang daripada lebarnya. Misalnya, pada [[terwelu ekor-hitam]] , telinga panjangnya menutupi area permukaan yang lebih luas dibandingkan ukuran tubuhnya sehingga memungkinkan mereka mendeteksi predator dari jauh. Berbeda dengan [[kelinci ekor-kapas]], telinga mereka lebih kecil dan pendek, sehingga predator harus berada lebih dekat sebelum mereka dapat mendeteksi dan melarikan diri. [[Evolusi]] lebih menyukai kelinci yang memiliki telinga lebih pendek, sehingga luas permukaan yang lebih besar tidak menyebabkan mereka kehilangan panas di daerah beriklim sedang. Hal sebaliknya terlihat pada kelinci yang hidup di [[iklim]] panas; memiliki telinga yang lebih panjang dengan luas permukaan yang lebih besar membantu penyebaran panas. Karena suara kurang dapat merambat dengan baik di daerah kering dibandingkan di udara yang lebih dingin, telinga yang lebih panjang dapat membantu [[organisme]] dalam mendeteksi predator lebih cepat, pada suhu yang lebih hangat.<ref name="Hall">{{Cite book|title=The Mammals of North America|last=Hall|first=E. Raymond |publisher=The Blackburn Press|year=2001|isbn=978-1-930665-35-4}}</ref>{{page needed|date=October 2021}} Rabbits are characterized by shorter ears than hares.<ref name="Bensley 1910">{{Cite book|title=Practical anatomy of the rabbit|last=Bensley|first=Benjamin Arthur|publisher=The University Press|year=1910}}</ref> Kelinci memiliki ciri telinga yang lebih pendek daripada kelinci. Telinga kelinci merupakan struktur penting untuk membantu [[termoregulasi]] serta mendeteksi predator karena cara otot telinga luar, tengah, dan dalam berkoordinasi satu sama lain. Otot telinga juga membantu menjaga keseimbangan dan pergerakan saat melarikan diri dari predator.<ref>{{Cite journal|last=Meyer|first=D. L.|date=1971|title=Single Unit Responses of Rabbit Ear-Muscles to Postural and Accelerative Stimulation|journal=Experimental Brain Research|volume=14|issue=2|pages=118–26|doi=10.1007/BF00234795|pmid=5016586|s2cid=6466476}}</ref>
=== Gelemberan ===
{{main|Gelemberan}}
[[File:Palomino rabbit with kit.jpg|thumb|Seekor kelinci yang menunjukkan gelemberannya]]
Gelemberan adalah lipatan kulit memanjang atau daging serupa yang menggantung di bawah [[rahang]] bawah atau [[leher]]. Merupakan ciri [[seks]] sekunder pada kelinci yang disebabkan oleh adanya [[hormon]] seks [[betina]]. Mereka berkembang seiring [[pubertas]]. Kelinci betina yang telah dikebiri sebelum mencapai kematangan seksual tidak akan menumbuhkan gelemberan, dan meskipun seekor kelinci betina dikebiri setelah menumbuhkan gelemberan, gelemberan tersebut akan hilang secara bertahap selama beberapa bulan.

Hal ini juga sejalan dengan hasil penyuntikan hormon seks betina pada kelinci [[jantan]], khususnya yang berasal dari urin betina yang sedang hamil . Kelinci jantan menumbuhkan gelemberan, yang kemudian berangsur-angsur hilang setelah pemberian dihentikan.<ref>{{Cite journal |last1=Hu |first1=C.-k. |last2=Frazier |first2=C. N. |date=1938-02-01 |title=Relationship Between Female Sex Hormone and Dewlap in the Rabbit |url=http://ebm.sagepub.com/lookup/doi/10.3181/00379727-38-9761 |journal=Experimental Biology and Medicine |language=en |volume=38 |issue=1 |pages=116–119 |doi=10.3181/00379727-38-9761 |s2cid=87987542 |issn=1535-3702}}</ref> (Ini bukan proses ujian kelinci , cara umum untuk menguji kehamilan betina pada manusia di abad ke-20; tes kehamilan melibatkan pembedahan kelinci betina setelah disuntik dengan urin untuk melihat apakah indung telurnya membesar.) Meskipun tidak jelas apa sebenarnya fungsi gelemberan, kelinci betina yang hamil akan mencabut bulu dari gelemberan sesaat sebelum melahirkan untuk membuat sarang bagi anak-anaknya.<ref>{{cite news|title=Dr Maurice Friedman 87 Dies Created Rabbit Pregnancy Test|last=Howe|first=Marvine|date=10 March 1991|newspaper=The New York Times}}</ref> While it is unclear exactly what function a dewlap performs, pregnant female rabbits will pluck fur from their dewlaps shortly before giving birth to line a nest for their young.<ref>{{Citation |last1=Vennen |first1=Kristine M. |date=2009-01-01 |journal=Manual of Exotic Pet Practice |pages=375–405 |editor-last=Mitchell |editor-first=Mark A. |place=Saint Louis |publisher=W.B. Saunders |language=en |doi=10.1016/b978-141600119-5.50017-2 |isbn=978-1-4160-0119-5 |pmc=7152457 |last2=Mitchell |first2=Mark A. |title=Rabbits |editor2-last=Tully |editor2-first=Thomas N.}}</ref>
=== Termoregulasi ===
[[Termoregulasi]] adalah proses yang digunakan organisme untuk mempertahankan suhu tubuh optimal terlepas dari kondisi eksternal.<ref>{{cite journal |last1=Romanovsky |first1=A. A. |title=Skin temperature: its role in thermoregulation |journal=Acta Physiologica |date=March 2014 |volume=210 |issue=3 |pages=498–507 |pmid=24716231 |pmc=4159593 |doi=10.1111/apha.12231 }}</ref> Proses ini dilakukan oleh pinnae, yang menempati sebagian besar permukaan tubuh kelinci dan mengandung jaringan pembuluh darah dan pirau arteriovenosa.<ref>{{Cite book|title=Ferrets, Rabbits, and Rodents: Clinical, Medicine, and Surgery |last=Vella|first=David|publisher=Elsevier|year=2012|isbn=978-1-4160-6621-7}}{{page needed|date=March 2019}}</ref> Pada kelinci, suhu tubuh optimal adalah sekitar 38,5–40,0 °C (101,3–104,0 °F).<ref>{{cite book |last1=Fayez |first1=I |last2=Marai |first2=M |last3=Alnaimy |first3=A |last4=Habeeb |first4=M |chapter=Thermoregulation in rabbits |editor1-last=Baselga |editor1-first=M |editor2-last=Marai |editor2-first=I.F.M. |title=Rabbit production in hot climates |location=Zaragoza |publisher=CIHEAM |year=1994 |pages=33–41 |chapter-url=http://om.ciheam.org/article.php?IDPDF=95605277 }}</ref> Jika suhu tubuhnya melebihi atau tidak memenuhi suhu optimal ini, kelinci harus kembali ke [[homeostatis]] . Homeostasis suhu tubuh dipertahankan dengan menggunakan telinganya yang besar dan memiliki banyak pembuluh darah yang mampu mengubah jumlah aliran darah yang melewati telinga.
=== Perkembangbiakan ===
Bentuk sistem perkembangbiakan jantan dewasa sama seperti kebanyakan [[mamalia]] dengan kompartemen tubular seminiferus yang berisi [[sel Sertoli]] dan kompartemen adluminal yang berisi [[sel Leydig]] .<ref name="Foote 2000">{{Cite journal|last1=Foote|first1=Robert H|last2=Carney|first2=Edward W|year=2000|title=The rabbit as a model for reproductive and developmental toxicity studies|journal=Reproductive Toxicology|volume=14|issue=6|pages=477–493|doi=10.1016/s0890-6238(00)00101-5|pmid=11099874|issn=0890-6238}}</ref><ref name="Foote 2000" /> Sel Leydig menghasilkan [[testosteron]] , yang menjaga [[libido]] dan menciptakan karakteristik seks sekunder seperti tuberkel genital dan [[penis]] . Sel Sertoli memicu produksi hormon saluran Anti-Müllerian , yang menyerap saluran Müllerian. Pada kelinci jantan dewasa, selubung penis berbentuk silinder dan dapat dikeluarkan sejak usia dua bulan.<ref name="LafeberVet repro basics">{{cite web|url=https://lafeber.com/vet/rabbit-reproduction-basics/|title=Rabbit Reproduction Basics|date=2014-05-05|website=LafeberVet|language=en-US|access-date=2019-05-06}}</ref> Kantung [[skrotum]] terletak di samping penis dan berisi bantalan lemak epididimis yang melindungi testis. Antara minggu 10 dan 14, testis turun dan mampu masuk ke dalam rongga panggul untuk melakukan [[termoregulasi]].<ref name="LafeberVet repro basics" /> Selain itu, ciri-ciri seks sekunder, seperti testis, bersifat kompleks dan mengeluarkan banyak [[senyawa]]. Senyawa ini termasuk [[fruktosa]], [[asam sitrat]] , [[mineral]], dan [[katalase]] dalam jumlah tinggi .<ref name="Foote 2000" />
[[File:Female repro system labelled.JPG|thumb|Diagram organ reproduksi kelinci betina]]
Saluran reproduksi betina dewasa bersifat
[[bipartit]] , yang mencegah embrio berpindah antar rahim.<ref>{{Cite book|date=1974|title=The Biology of the Laboratory Rabbit|doi=10.1016/c2013-0-11681-9|isbn=978-0-12-742150-6|last1=Weisbroth|first1=Steven H.|last2=Flatt|first2=Ronald E.|last3=Kraus|first3=Alan L.}}</ref> Kedua tanduk [[rahim]] berkomunikasi dengan dua leher rahim dan membentuk satu saluran vagina . Selain bersifat bipartit, kelinci betina tidak mengalami siklus estrus yang menyebabkan terjadinya [[ovulasi]] akibat perkawinan .
<ref name="LafeberVet repro basics" />

Rata-rata kelinci betina menjadi dewasa secara seksual pada usia tiga hingga delapan bulan dan dapat hamil kapan saja sepanjang hidupnya. Produksi [[sel telur]] dan [[sperma]] bisa mulai menurun setelah tiga tahun.<ref name="Foote 2000" /> Saat kawin, kelinci jantan akan menunggangi kelinci betina dari belakang dan memasukkan penisnya ke dalam betina dan melakukan dorongan pinggul panggul dengan cepat. Pertemuan tersebut hanya berlangsung selama 20-40 detik dan setelah itu, pejantan akan melemparkan dirinya ke belakang dari betina.<ref>{{cite web|url=http://florida4h.org/projects/rabbits/MarketRabbits/Activity8_Mating4.html|title=Understanding the Mating Process for Breeding Rabbits|website=florida4h.org|access-date=2019-04-12}}</ref>

Masa kehamilan kelinci berlangsung singkat berkisar antara 28 hingga 36 hari dengan rata-rata jangka waktu 31 hari. Masa kehamilan yang lebih lama umumnya akan menghasilkan jumlah anak yang lebih kecil, sedangkan masa kehamilan yang lebih pendek akan menghasilkan jumlah anak yang lebih besar. Ukuran satu anak dapat berkisar dari empat hingga 12 ekor sehingga memungkinkan seekor betina melahirkan hingga 60 ekor baru dalam setahun. Setelah lahir, betina bisa hamil lagi keesokan harinya.<ref name="LafeberVet repro basics" />

Setelah [[kawin]], pada beberapa spesies, perubahan hormonal akan menyebabkan kelinci betina mulai menggali liang sarangnya sekitar seminggu sebelum melahirkan. Antara tiga hari dan beberapa jam sebelum melahirkan, serangkaian perubahan hormonal lainnya akan menyebabkan dia mempersiapkan struktur sarangnya. Sang betina pertama-tama akan mengumpulkan rumput untuk dijadikan sebuah bangunan, dan peningkatan prolaktin sesaat sebelum lahir akan menyebabkan bulunya rontok yang kemudian digunakan oleh rusa betina untuk melapisi sarang, memberikan isolasi bagi bayi yang baru lahir.<ref name="stress">{{cite journal |last1=Benedek |first1=I |last2=Altbӓcker |first2=V |last3=Molnár |first3=T |date=2021 |title=Stress reactivity near birth affects nest building timing and offspring number and survival in the European rabbit (''Oryctolagus cuniculus''). |journal=PLOS ONE |volume=16 |issue=1 |pages=e0246258 |bibcode=2021PLoSO..1646258B |doi=10.1371/journal.pone.0246258 |pmc=7845978 |pmid=33513198 |doi-access=free}}</ref>

Tingkat kematian embrio pada kelinci tergolong tinggi dan dapat disebabkan oleh infeksi, trauma, gizi buruk, dan tekanan lingkungan sehingga tingkat kesuburan yang tinggi diperlukan untuk mengatasi hal ini.<ref name="LafeberVet repro basics" />
=== Tidur ===
Kelinci mungkin tampak [[krepuskular]] , tetapi kecenderungan alami mereka adalah melakukan kegiatan malam hari .<ref>{{cite journal |last1=Jilge |first1=B |year=1991 |title=The rabbit: a diurnal or a nocturnal animal? |journal=Journal of Experimental Animal Science |volume=34 |issue=5–6 |pages=170–183 |pmid=1814463 }}</ref><ref>"40 Winks?" Jennifer S. Holland, ''National Geographic'' Vol. 220, No. 1. July 2011.</ref> Pada tahun 2011, rata-rata waktu tidur kelinci di penangkaran dihitung 8,4 jam per hari. Seperti hewan mangsa lainnya , kelinci sering kali tidur dengan mata terbuka, sehingga gerakan yang tiba-tiba akan membangunkan kelinci untuk merespons potensi bahaya.<ref>{{cite book |title=For The Love of Parsley. A Guide To Your Rabbit's Most Common Behaviours |publisher=Lulu |author=Wright, Samantha |year=2011 |pages=35–36 |isbn=978-1-4467-9111-0}}</ref>
== Jenis ==
== Jenis ==
Secara umum, kelinci terbagi menjadi dua jenis. Pertama, [[kelinci liar]]. Kedua, [[kelinci peliharaan]]. Yang termasuk dalam kategori kelinci liar adalah terwelu (''Lepus curpaeums'') dan [[kelinci Eropa|kelinci liar]] (''Oryctolagus cuniculus'').
Secara umum, kelinci terbagi menjadi dua jenis. Pertama, [[kelinci liar]]. Kedua, [[kelinci peliharaan]]. Yang termasuk dalam kategori kelinci liar adalah terwelu (''Lepus curpaeums'') dan [[kelinci Eropa|kelinci liar]] (''Oryctolagus cuniculus'').

Revisi per 15 April 2024 14.31

Kelinci
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Superfilum:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Leporidae
sebagian
Genera yang termasuk

Kelinci ,kucing tapai atau kuilu[1] adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat ditemukan di banyak bagian bumi. Kelinci berkembang biak dengan cara beranak yang disebut vivipar. Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di Afrika hingga ke daratan Eropa. Pada perkembangannya, tahun 1912, kelinci diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha. Ordo ini dibedakan menjadi dua famili, yakni Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul) dan Leporidae (termasuk jenis kelinci terwelu). Asal kata 'kelinci' berasal dari bahasa Belanda, yaitu konijntje yang berarti "anak kelinci". Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Nusantara mulai mengenali kelinci saat masa kolonial, padahal di Pulau Sumatra ada satu spesies asli kelinci sumatera (Nesolagus netscheri) yang baru ditemukan pada tahun 1972.

Saat ini sejumlah jenis kelinci menjadi hewan peliharaan dan hewan pedaging. Beberapa jenis kelinci hewan pedaging juga ada yang dijadikan sebagai hewan peliharaan. Jenis kelinci terbesar di dunia, yaitu Continental Giant, biasanya dijadikan hewan pedaging, tetapi ada juga yang memeliharanya dan secara resmi telah menjadi kelinci terbesar di dunia dengan tinggi/panjang 4 kaki + 4 inci (132 sentimeter) dan berat 3,5 stones (22,2 kilogram).[2]

Taksonomi

Perbedaan dengan terwelu

Terwelu
Johann Daniel Meyer (1748)
Kelinci
Johann Daniel Meyer (1748)

Istilah kelinci biasanya digunakan untuk semua spesies Leporidae kecuali genus Lepus . Anggota genus tersebut dikenal sebagai terwelu.

Terwelu bersifat prekosial , terlahir relatif dewasa dan mudah bergerak, memiliki rambut dan penglihatan yang baik, sedangkan spesies kelinci bersifat altrisial , terlahir tanpa bulu dan buta. Terwelu dan beberapa kelinci hidup relatif menyendiri di rumah sederhana di atas tanah, sementara kelinci lainnya hidup dalam kelompok sosial di liang , yang dikelompokkan bersama membentuk sarang . Terwlu umumnya berukuran lebih besar dari kelinci, dengan telinga yang lebih memanjang, dan kaki belakang yang lebih besar dan panjang. Keturunan kelinci Eropa biasanya dibiakkan sebagai hewan ternak dan dipelihara sebagai hewan peliharaan, sedangkan tidak ada terwelj yang didomestikasi – jenis kelinci yang disebut "terwelu Belgia" sebenarnya adalah kelinci domestik yang dibiakkan secara selektif agar menyerupai terwelu.

Penjinakan

Kelinci telah lama dijinakkan. Kelinci Eropa telah banyak dipelihara sebagai hewan ternak, dimulai pada zaman Romawi kuno . Pembiakan selektif , yang dimulai pada Abad Pertengahan, telah menghasilkan berbagai macam ras kelinci , yang banyak di antaranya (sejak awal abad ke-19) juga dipelihara sebagai hewan peliharaan. Beberapa trah kelinci telah diternakkan secara khusus sebagai subjek penelitian .[3]

Sebagai hewan ternak, kelinci diternakkan untuk diambil daging dan bulunya . Ras yang paling awal merupakan sumber daging yang penting, sehingga menjadi lebih besar dari kelinci liar, namun kelinci domestik di zaman modern memiliki ukuran yang bervariasi dari kerdil hingga raksasa . Bulu kelinci, yang dihargai karena kelembutannya, dapat ditemukan dalam berbagai macam warna dan pola bulu , serta panjangnya. Jenis kelinci Angora , misalnya, dikembangkan karena bulunya yang panjang dan halus, yang sering dipintal dengan tangan menjadi benang. Ras kelinci domestik lainnya telah dikembangkan terutama untuk perdagangan bulu komersial , termasuk Rex , yang memiliki bulu pendek dan mewah .

Biologi

Evolusi

Karena epiglotis kelinci berada di atas langit-langit lunak kecuali saat menelan, kelinci merupakan pernafasan hidung wajib . Kelinci mempunyai dua set gigi seri, satu di belakang yang lain. Dengan cara ini mereka dapat dibedakan dari hewan pengerat.[4] Perbedaan lainnya adalah pada kelinci, seluruh giginya terus tumbuh, sedangkan pada kebanyakan hewan pengerat, hanya gigi serinya yang terus tumbuh. Carl Linnaeus awalnya mengelompokkan kelinci dan hewan pengerat di bawah kelas Glires ; kemudian, mereka dipisahkan karena konsensus ilmiah menyatakan bahwa banyak kesamaan mereka disebabkan oleh evolusi konvergen . Analisis DNA terbaru dan penemuan nenek moyang yang sama telah mendukung pandangan bahwa mereka memiliki garis keturunan yang sama, sehingga kelinci dan hewan pengerat kini sering dikelompokkan bersama dalam superordo Glires.[5]

Morfologi

Kerangka tulang kelinci

Karena kecepatan dan ketangkasan adalah pertahanan utama kelinci melawan pemangsa (termasuk rubah cepat), kelinci memiliki tulang kaki belakang yang besar dan otot yang berkembang dengan baik. Meskipun jika kelinci tidak bergerak secara plantigrada, kelinci tetap berjinjit saat berlari, dengan postur digitigrada . Kelinci menggunakan cakarnya yang kuat untuk menggali dan (bersama dengan giginya) untuk pertahanan.[6] Setiap kaki depan memiliki empat jari kaki ditambah cakar embun . Setiap kaki belakang memiliki empat jari kaki (tetapi tidak ada cakar embun).[7] .

Melanistik
Oryctologus cuniculus
Kelinci Eropa (liar)

Kebanyakan kelinci liar (terutama dibandingkan dengan terwelu ) memiliki tubuh berbentuk telur yang relatif penuh. Bulu lembut kelinci liar berwarna agouti (atau, jarang, melanistik ), yang membantu kamuflase . Ekor kelinci (kecuali kelinci ekor-kapas) berwarna gelap di bagian atas dan putih di bagian bawah. Kelinci ekor-kapas memiliki warna putih di bagian atas ekornya.[8]

Akibat posisi mata di tengkoraknya, kelinci memiliki bidang penglihatan hampir 360 derajat, hanya dengan titik buta kecil di pangkal hidung[9].

Unsur tulang belakang

Anatomi tungkai belakang kelinci secara struktural mirip dengan mamalia darat lainnya dan berkontribusi pada bentuk penggerak khusus mereka. Tulang tungkai belakang terdiri dari tulang panjang (tulang paha, tibia, fibula, dan ruas) serta tulang pendek (tarsal). Tulang-tulang ini diciptakan melalui osifikasi endokondral selama perkembangan. Seperti kebanyakan mamalia darat, kepala tulang paha yang bulat berartikulasi dengan acetabulum os coxae. Tulang paha berartikulasi dengan tibia, tetapi tidak dengan fibula, yang menyatu dengan tibia. Tibia dan fibula berartikulasi dengan tarsal pes, biasa disebut kaki. Tungkai belakang kelinci lebih panjang dibandingkan tungkai depan. Hal ini memungkinkan mereka untuk menghasilkan bentuk penggerak yang melompat. Tungkai belakang yang lebih panjang lebih mampu menghasilkan kecepatan lebih cepat.[10] Rabbits stay just on their toes when moving; this is called digitigrade locomotion. The hind feet have four long toes that allow for this and are webbed to prevent them from spreading when hopping.[11] Kelinci , yang memiliki kaki lebih panjang dibandingkan kelinci ekor-kapas, mampu bergerak lebih cepat. Kelinci tetap berjinjit ketika bergerak; ini disebut penggerak digitigrada . Kaki belakangnya memiliki empat jari kaki panjang yang memungkinkan hal ini dan berselaput untuk mencegahnya menyebar saat melompat.[12] Kelinci tidak memiliki bantalan kaki di kakinya seperti kebanyakan hewan lain yang menggunakan penggerak digitigrade. Sebaliknya, mereka memiliki rambut kasar yang memberikan perlindungan.[13]

Otot

Tungkai kelinci (penampang lateral)

Kelinci memiliki kaki belakang berotot yang memungkinkan kekuatan maksimum, kemampuan manuver, dan percepatan yang dibagi menjadi tiga bagian utama: kaki, paha, dan tungkai. Tungkai belakang kelinci adalah ciri yang berlebihan. Mereka jauh lebih panjang dibandingkan kaki depan, sehingga memberikan kekuatan yang lebih besar. Kelinci berlari dengan jari kakinya untuk mendapatkan langkah optimal saat bergerak. Kekuatan yang dikeluarkan oleh tungkai belakang disumbangkan oleh anatomi struktural fusi tibia dan fibula, dan fitur otot.[14] Pembentukan dan pengangkatan tulang, dari sudut pandang seluler, berkorelasi langsung dengan otot tungkai belakang. Tekanan aksi dari otot menciptakan gaya yang kemudian didistribusikan melalui struktur rangka.

Kelinci yang menghasilkan lebih sedikit tenaga dan memberikan lebih sedikit tekanan pada tulang lebih rentan terhadap osteoporosis karena penipisan tulang .[15] Pada kelinci, semakin banyak serat dalam otot, semakin tahan terhadap kelelahan. Misalnya, kelinci memiliki ketahanan yang lebih besar terhadap kelelahan dibandingkan kelinci . Otot-otot tungkai belakang kelinci dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori utama: paha belakang , paha depan , dorsifleksor , atau plantar fleksor . Otot paha depan bertugas menghasilkan gaya saat melompat. Yang melengkapi otot-otot ini adalah paha belakang, yang membantu melakukan gerakan singkat. Otot-otot ini bekerja sama satu sama lain dengan cara yang sama seperti fleksor plantar dan dorsifleksor, berkontribusi pada pembentukan dan tindakan yang berhubungan dengan kekuatan.[16]

Telinga

Anatomi telinga mamalia
Kelinci yang sedang menelungkupkan telinganya untuk menyesuaikan gelombang suara

Dalam ordo lagomorf , telinga digunakan untuk mendeteksi dan menghindari pemangsa. Dalam keluarga Leporidae , telinga biasanya lebih panjang daripada lebarnya. Misalnya, pada terwelu ekor-hitam , telinga panjangnya menutupi area permukaan yang lebih luas dibandingkan ukuran tubuhnya sehingga memungkinkan mereka mendeteksi predator dari jauh. Berbeda dengan kelinci ekor-kapas, telinga mereka lebih kecil dan pendek, sehingga predator harus berada lebih dekat sebelum mereka dapat mendeteksi dan melarikan diri. Evolusi lebih menyukai kelinci yang memiliki telinga lebih pendek, sehingga luas permukaan yang lebih besar tidak menyebabkan mereka kehilangan panas di daerah beriklim sedang. Hal sebaliknya terlihat pada kelinci yang hidup di iklim panas; memiliki telinga yang lebih panjang dengan luas permukaan yang lebih besar membantu penyebaran panas. Karena suara kurang dapat merambat dengan baik di daerah kering dibandingkan di udara yang lebih dingin, telinga yang lebih panjang dapat membantu organisme dalam mendeteksi predator lebih cepat, pada suhu yang lebih hangat.[17][halaman dibutuhkan] Rabbits are characterized by shorter ears than hares.[18] Kelinci memiliki ciri telinga yang lebih pendek daripada kelinci. Telinga kelinci merupakan struktur penting untuk membantu termoregulasi serta mendeteksi predator karena cara otot telinga luar, tengah, dan dalam berkoordinasi satu sama lain. Otot telinga juga membantu menjaga keseimbangan dan pergerakan saat melarikan diri dari predator.[19]

Gelemberan

Seekor kelinci yang menunjukkan gelemberannya

Gelemberan adalah lipatan kulit memanjang atau daging serupa yang menggantung di bawah rahang bawah atau leher. Merupakan ciri seks sekunder pada kelinci yang disebabkan oleh adanya hormon seks betina. Mereka berkembang seiring pubertas. Kelinci betina yang telah dikebiri sebelum mencapai kematangan seksual tidak akan menumbuhkan gelemberan, dan meskipun seekor kelinci betina dikebiri setelah menumbuhkan gelemberan, gelemberan tersebut akan hilang secara bertahap selama beberapa bulan.

Hal ini juga sejalan dengan hasil penyuntikan hormon seks betina pada kelinci jantan, khususnya yang berasal dari urin betina yang sedang hamil . Kelinci jantan menumbuhkan gelemberan, yang kemudian berangsur-angsur hilang setelah pemberian dihentikan.[20] (Ini bukan proses ujian kelinci , cara umum untuk menguji kehamilan betina pada manusia di abad ke-20; tes kehamilan melibatkan pembedahan kelinci betina setelah disuntik dengan urin untuk melihat apakah indung telurnya membesar.) Meskipun tidak jelas apa sebenarnya fungsi gelemberan, kelinci betina yang hamil akan mencabut bulu dari gelemberan sesaat sebelum melahirkan untuk membuat sarang bagi anak-anaknya.[21] While it is unclear exactly what function a dewlap performs, pregnant female rabbits will pluck fur from their dewlaps shortly before giving birth to line a nest for their young.[22]

Termoregulasi

Termoregulasi adalah proses yang digunakan organisme untuk mempertahankan suhu tubuh optimal terlepas dari kondisi eksternal.[23] Proses ini dilakukan oleh pinnae, yang menempati sebagian besar permukaan tubuh kelinci dan mengandung jaringan pembuluh darah dan pirau arteriovenosa.[24] Pada kelinci, suhu tubuh optimal adalah sekitar 38,5–40,0 °C (101,3–104,0 °F).[25] Jika suhu tubuhnya melebihi atau tidak memenuhi suhu optimal ini, kelinci harus kembali ke homeostatis . Homeostasis suhu tubuh dipertahankan dengan menggunakan telinganya yang besar dan memiliki banyak pembuluh darah yang mampu mengubah jumlah aliran darah yang melewati telinga.

Perkembangbiakan

Bentuk sistem perkembangbiakan jantan dewasa sama seperti kebanyakan mamalia dengan kompartemen tubular seminiferus yang berisi sel Sertoli dan kompartemen adluminal yang berisi sel Leydig .[26][26] Sel Leydig menghasilkan testosteron , yang menjaga libido dan menciptakan karakteristik seks sekunder seperti tuberkel genital dan penis . Sel Sertoli memicu produksi hormon saluran Anti-Müllerian , yang menyerap saluran Müllerian. Pada kelinci jantan dewasa, selubung penis berbentuk silinder dan dapat dikeluarkan sejak usia dua bulan.[27] Kantung skrotum terletak di samping penis dan berisi bantalan lemak epididimis yang melindungi testis. Antara minggu 10 dan 14, testis turun dan mampu masuk ke dalam rongga panggul untuk melakukan termoregulasi.[27] Selain itu, ciri-ciri seks sekunder, seperti testis, bersifat kompleks dan mengeluarkan banyak senyawa. Senyawa ini termasuk fruktosa, asam sitrat , mineral, dan katalase dalam jumlah tinggi .[26]

Diagram organ reproduksi kelinci betina

Saluran reproduksi betina dewasa bersifat bipartit , yang mencegah embrio berpindah antar rahim.[28] Kedua tanduk rahim berkomunikasi dengan dua leher rahim dan membentuk satu saluran vagina . Selain bersifat bipartit, kelinci betina tidak mengalami siklus estrus yang menyebabkan terjadinya ovulasi akibat perkawinan . [27]

Rata-rata kelinci betina menjadi dewasa secara seksual pada usia tiga hingga delapan bulan dan dapat hamil kapan saja sepanjang hidupnya. Produksi sel telur dan sperma bisa mulai menurun setelah tiga tahun.[26] Saat kawin, kelinci jantan akan menunggangi kelinci betina dari belakang dan memasukkan penisnya ke dalam betina dan melakukan dorongan pinggul panggul dengan cepat. Pertemuan tersebut hanya berlangsung selama 20-40 detik dan setelah itu, pejantan akan melemparkan dirinya ke belakang dari betina.[29]

Masa kehamilan kelinci berlangsung singkat berkisar antara 28 hingga 36 hari dengan rata-rata jangka waktu 31 hari. Masa kehamilan yang lebih lama umumnya akan menghasilkan jumlah anak yang lebih kecil, sedangkan masa kehamilan yang lebih pendek akan menghasilkan jumlah anak yang lebih besar. Ukuran satu anak dapat berkisar dari empat hingga 12 ekor sehingga memungkinkan seekor betina melahirkan hingga 60 ekor baru dalam setahun. Setelah lahir, betina bisa hamil lagi keesokan harinya.[27]

Setelah kawin, pada beberapa spesies, perubahan hormonal akan menyebabkan kelinci betina mulai menggali liang sarangnya sekitar seminggu sebelum melahirkan. Antara tiga hari dan beberapa jam sebelum melahirkan, serangkaian perubahan hormonal lainnya akan menyebabkan dia mempersiapkan struktur sarangnya. Sang betina pertama-tama akan mengumpulkan rumput untuk dijadikan sebuah bangunan, dan peningkatan prolaktin sesaat sebelum lahir akan menyebabkan bulunya rontok yang kemudian digunakan oleh rusa betina untuk melapisi sarang, memberikan isolasi bagi bayi yang baru lahir.[30]

Tingkat kematian embrio pada kelinci tergolong tinggi dan dapat disebabkan oleh infeksi, trauma, gizi buruk, dan tekanan lingkungan sehingga tingkat kesuburan yang tinggi diperlukan untuk mengatasi hal ini.[27]

Tidur

Kelinci mungkin tampak krepuskular , tetapi kecenderungan alami mereka adalah melakukan kegiatan malam hari .[31][32] Pada tahun 2011, rata-rata waktu tidur kelinci di penangkaran dihitung 8,4 jam per hari. Seperti hewan mangsa lainnya , kelinci sering kali tidur dengan mata terbuka, sehingga gerakan yang tiba-tiba akan membangunkan kelinci untuk merespons potensi bahaya.[33]

Jenis

Secara umum, kelinci terbagi menjadi dua jenis. Pertama, kelinci liar. Kedua, kelinci peliharaan. Yang termasuk dalam kategori kelinci liar adalah terwelu (Lepus curpaeums) dan kelinci liar (Oryctolagus cuniculus).

Dilihat dari jenis bulunya, kelinci ini terdiri dari jenis berbulu pendek dan panjang dengan warna yang agak kekuningan. Ketika musim dingin, warna kekuningan berubah menjadi kelabu.

Menurut rasnya, kelinci terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya Angora, Lyon, American Chinchilla, Dutch, English Spot, Himalayan, dan lain-lain. Khusus Lyon sebenarnya adalah hasil dari persilangan luar antara Angora dengan ras lainnya. Namun di kalangan peternak kelinci hias, hasil persilangan itu disebut sebagai Lyon atau Angora jadi-jadian.

Di Indonesia hanya terdapat satu jenis kelinci, yakni Kelinci Sumatra (Nesolagus netseherischlgel), merupakan satu-satunya ras kelinci yang asli Indonesia. Habitatnya adalah hutan di pegunungan Pulau Sumatra. Panjang badannya mencapai 40 cm. Warna bulunya kelabu cokelat kekuningan.

Adapun kelinci jawa (Lepus negricollis) sebenarnya termasuk ke dalam jenis terwelu. Terwelu Jawa diperkirakan masih ada di hutan-hutan sekitar wilayah Jawa Barat. Warna bulunya cokelat perunggu kehitaman. Ekornya berwarna jingga dengan ujungnya yang hitam. Berat Kelinci jawa dewasa bisa mencapai 4 kg.

Data biologis

Bayi kelinci di dalam kandang.

Berikut berupa data biologis kelinci umum:

  • Masa hidup: 5-10 tahun
  • Masa produksi: 1-3 tahun
  • Masa kehamilan: 28-35 hari (rata-rata 29-31 hari)
  • Masa penyapihan: 6-8 minggu
  • Umur dewasa: 4-10 bulan
  • Umur dikawinkan: 6-12 bulan
  • Masa perkawinan setelah beranak (calving interval): 1 minggu setelah anak disapih.[34]
  • Siklus kelamin: Poliestrus dalam setahun bisa 5 kali bunting
  • Siklus berahi: Sekitar 2 minggu
  • Periode estrus: 11-15 hari
  • Ovulasi: Terjadi pada hari kawin (9-13 jam kemudian)
  • Fertilitas: 1-2 jam sesudah kawin
  • Jumlah kelahiran: 4-10 ekor (rata-rata 6-8)
  • Volume darah: 40 ml/kg berat badan
  • Bobot dewasa: Sangat bervariasi, tergantung pada ras, jenis kelamin, dan faktor pemeliharaan.[34]

Kelinci di Indonesia

Dari catatan sejarah, kelinci pertama kali dibawa ke tanah Jawa oleh orang-orang dari Belanda pada tahun 1835. Waktu itu, kelinci sudah jadi ternak hias. Di Indonesia, peternakan kelinci dibagi dua yaitu peternakan daging dan hias.

Kelinci di Indonesia, khususnya pulau Jawa,banyak diternakkan secara komersial oleh para peternak kelinci di Lembang, di mana kelinci hias menjadi primadona para peternak. Sisa kelinci yang tidak termasuk kategori hias, akan mereka jual sebagai kelinci pedaging, di mana Lembang juga merupakan konsumen daging kelinci yang cukup besar dengan mengedepankan sate kelinci sebagai komoditas utama. Selain di Lembang, sate kelinci dapat pula dijumpai di daerah Sumedang dan Kabupaten Bogor.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Arti kata kuilu - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online". kbbi.web.id. Diakses tanggal 2023-05-18. 
  2. ^ Jack Crone (6 April 2015). "Bigs bunny! Darius the world's biggest rabbit who weighs almost four stone faces competition from another giant rival... his son Jeff". 
  3. ^ Irving-Pease, Evan K.; Frantz, Laurent A.F.; Sykes, Naomi; Callou, Cécile; Larson, Greger (2018). "Rabbits and the Specious Origins of Domestication". Trends in Ecology & Evolution. 33 (3): 149–152. doi:10.1016/j.tree.2017.12.009. ISSN 0169-5347. PMID 29454669. 
  4. ^ Brown, Louise (2001). How to Care for Your Rabbit. Kingdom Books. hlm. 6. ISBN 978-1-85279-167-4. 
  5. ^ Katherine Quesenberry & James W. Carpenter, Ferrets, Rabbits, and Rodents: Clinical Medicine and Surgery (3rd ed. 2012).
  6. ^ d'Ovidio, Dario; Pierantoni, Ludovica; Noviello, Emilio; Pirrone, Federica (September 2016). "Sex differences in human-directed social behavior in pet rabbits". Journal of Veterinary Behavior. 15: 37–42. doi:10.1016/j.jveb.2016.08.072. 
  7. ^ van Praag, Esther (2005). "Deformed claws in a rabbit, after traumatic fractures" (PDF). MediRabbit. 
  8. ^ "rabbit". Encyclopædia Britannica (edisi ke-Standard). Chicago: Encyclopædia Britannica, Inc. 2007. 
  9. ^ "What do Rabbits See?". Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 September 2015. Diakses tanggal 9 August 2013. 
  10. ^ Bensley, Benjamin Arthur (1910). Practical anatomy of the rabbit. The University Press. hlm. 1. rabbit skeletal anatomy. 
  11. ^ "Description and Physical Characteristics of Rabbits – All Other Pets – Merck Veterinary Manual". Merck Veterinary Manual. Diakses tanggal 2018-05-11. 
  12. ^ "Description and Physical Characteristics of Rabbits – All Other Pets – Merck Veterinary Manual". Merck Veterinary Manual. Diakses tanggal 2018-05-11. 
  13. ^ D.A.B.V.P., Margaret A. Wissman, D.V.M. "Rabbit Anatomy". exoticpetvet.net. Diakses tanggal 2018-05-11. 
  14. ^ Susan, Lumpkin; Seidensticker, John (2011). Rabbits: the animal answer guide. Baltimore: Johns Hopkins University Press. ISBN 978-1-4214-0126-3. OCLC 794700391. 
  15. ^ Geiser, Max; Trueta, Joseph (May 1958). "Muscle action, bone rarefaction and bone formation". The Journal of Bone and Joint Surgery. British Volume. 40–B (2): 282–311. doi:10.1302/0301-620X.40B2.282alt=Dapat diakses gratis. PMID 13539115. 
  16. ^ Lieber, Richard L.; Blevins, Field T. (January 1989). "Skeletal muscle architecture of the rabbit hindlimb: Functional implications of muscle design". Journal of Morphology. 199 (1): 93–101. doi:10.1002/jmor.1051990108. PMID 2921772. 
  17. ^ Hall, E. Raymond (2001). The Mammals of North America. The Blackburn Press. ISBN 978-1-930665-35-4. 
  18. ^ Bensley, Benjamin Arthur (1910). Practical anatomy of the rabbit. The University Press. 
  19. ^ Meyer, D. L. (1971). "Single Unit Responses of Rabbit Ear-Muscles to Postural and Accelerative Stimulation". Experimental Brain Research. 14 (2): 118–26. doi:10.1007/BF00234795. PMID 5016586. 
  20. ^ Hu, C.-k.; Frazier, C. N. (1938-02-01). "Relationship Between Female Sex Hormone and Dewlap in the Rabbit". Experimental Biology and Medicine (dalam bahasa Inggris). 38 (1): 116–119. doi:10.3181/00379727-38-9761. ISSN 1535-3702. 
  21. ^ Howe, Marvine (10 March 1991). "Dr Maurice Friedman 87 Dies Created Rabbit Pregnancy Test". The New York Times. 
  22. ^ Vennen, Kristine M.; Mitchell, Mark A. (2009-01-01), Mitchell, Mark A.; Tully, Thomas N., ed., "Rabbits", Manual of Exotic Pet Practice (dalam bahasa Inggris), Saint Louis: W.B. Saunders: 375–405, doi:10.1016/b978-141600119-5.50017-2, ISBN 978-1-4160-0119-5, PMC 7152457alt=Dapat diakses gratis 
  23. ^ Romanovsky, A. A. (March 2014). "Skin temperature: its role in thermoregulation". Acta Physiologica. 210 (3): 498–507. doi:10.1111/apha.12231. PMC 4159593alt=Dapat diakses gratis. PMID 24716231. 
  24. ^ Vella, David (2012). Ferrets, Rabbits, and Rodents: Clinical, Medicine, and Surgery. Elsevier. ISBN 978-1-4160-6621-7. [halaman dibutuhkan]
  25. ^ Fayez, I; Marai, M; Alnaimy, A; Habeeb, M (1994). "Thermoregulation in rabbits". Dalam Baselga, M; Marai, I.F.M. Rabbit production in hot climates. Zaragoza: CIHEAM. hlm. 33–41. 
  26. ^ a b c d Foote, Robert H; Carney, Edward W (2000). "The rabbit as a model for reproductive and developmental toxicity studies". Reproductive Toxicology. 14 (6): 477–493. doi:10.1016/s0890-6238(00)00101-5. ISSN 0890-6238. PMID 11099874. 
  27. ^ a b c d e "Rabbit Reproduction Basics". LafeberVet (dalam bahasa Inggris). 2014-05-05. Diakses tanggal 2019-05-06. 
  28. ^ Weisbroth, Steven H.; Flatt, Ronald E.; Kraus, Alan L. (1974). The Biology of the Laboratory Rabbit. doi:10.1016/c2013-0-11681-9. ISBN 978-0-12-742150-6. 
  29. ^ "Understanding the Mating Process for Breeding Rabbits". florida4h.org. Diakses tanggal 2019-04-12. 
  30. ^ Benedek, I; Altbӓcker, V; Molnár, T (2021). "Stress reactivity near birth affects nest building timing and offspring number and survival in the European rabbit (Oryctolagus cuniculus)". PLOS ONE. 16 (1): e0246258. Bibcode:2021PLoSO..1646258B. doi:10.1371/journal.pone.0246258alt=Dapat diakses gratis. PMC 7845978alt=Dapat diakses gratis. PMID 33513198 Periksa nilai |pmid= (bantuan). 
  31. ^ Jilge, B (1991). "The rabbit: a diurnal or a nocturnal animal?". Journal of Experimental Animal Science. 34 (5–6): 170–183. PMID 1814463. 
  32. ^ "40 Winks?" Jennifer S. Holland, National Geographic Vol. 220, No. 1. July 2011.
  33. ^ Wright, Samantha (2011). For The Love of Parsley. A Guide To Your Rabbit's Most Common Behaviours. Lulu. hlm. 35–36. ISBN 978-1-4467-9111-0. 
  34. ^ a b Huda, Miftachul (2020). Sukses Beternak Kelinci. New Media. hlm. 5. 

Galeri

Pranala luar