Transportasi hewan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
RianHS (bicara | kontrib)
Baris 15: Baris 15:


=== Terhadap hewan yang ditransportasikan ===
=== Terhadap hewan yang ditransportasikan ===
Transportasi merupakan stresor besar bagi hewan yang dapat memengaruhi [[Kesehatan hewan|kesehatan]] dan [[Kesejahteraan hewan|kesejahteraan]] mereka.<ref>{{Cite journal|last=Grandin|first=T.|date=1997|title=Assessment of stress during handling and transport.|url=https://academic.oup.com/jas/article/75/1/249-257/4637218|journal=Journal of Animal Science|volume=75|issue=1|pages=249|doi=10.2527/1997.751249x|issn=0021-8812}}</ref> Stres dapat disebabkan oleh perubahan situasi; desain wadah, kandang, dan kendaraan; kompetensi orang-orang yang terlibat dalam transportasi hewan; durasi perjalanan; serta ketersediaan kebutuhan seperti pakan dan air minum.<ref>{{Cite journal|last=Swallow|first=Jeremy|last2=Anderson|first2=David|last3=Buckwell|first3=Anthony C|last4=Harris|first4=Tim|last5=Hawkins|first5=Penny|last6=Kirkwood|first6=James|last7=Lomas|first7=Mike|last8=Meacham|first8=Steve|last9=Peters|first9=Alan|date=1 Januari 2005|title=Guidance on the transport of laboratory animals|url=http://journals.sagepub.com/doi/10.1258/0023677052886493|journal=Laboratory Animals|volume=39|issue=1|pages=1–39|doi=10.1258/0023677052886493|issn=0023-6772|pmc=PMC7610432|pmid=15703122}}</ref> Sejumlah peneliti telah mengukur beberapa parameter stres seperti kadar hormon [[kortisol]], nafsu makan dan minum, perilaku, serta penurunan berat badan pada hewan yang ditransportasikan, serta periode waktu yang dibutuhkan hingga parameter tersebut, misalnya kadar hormon, kembali ke tingkat semula. Kadar [[kortikosteron]] tikus melonjak saat ditransportasikan dan baru kembali ke level normalnya setelah 48 jam,<ref>{{Cite journal|last=Landi|first=M.S.|last2=Kreider|first2=J.W.|last3=Lang|first3=C.M.|last4=Bullock|first4=L.P.|date=September 1982|title=Effects of shipping on the immune function in mice|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/7149414|journal=American Journal of Veterinary Research|volume=43|issue=9|pages=1654–1657|issn=0002-9645|pmid=7149414}}</ref> sedangkan penelitian lain menyatakan masa aklimatisasi tikus setelah transportasi setidaknya empat hari.<ref>{{Cite journal|last=Tuli|first=J.S.|last2=Smith|first2=J.A.|last3=Morton|first3=D.B.|date=1 April 1995|title=Stress measurements in mice after transportation|url=http://journals.sagepub.com/doi/10.1258/002367795780740249|journal=Laboratory Animals|volume=29|issue=2|pages=132–138|doi=10.1258/002367795780740249|issn=0023-6772}}</ref> Kelinci disarankan untuk diberi waktu stabilisasi dua hari pascatransportasi.<ref>{{Cite journal|last=Toth|first=L.A.|last2=January|first2=B.|date=Juli 1990|title=Physiological stabilization of rabbits after shipping|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/2166865|journal=Laboratory Animal Science|volume=40|issue=4|pages=384–387|issn=0023-6764|pmid=2166865}}</ref>
Transportasi merupakan stresor besar bagi hewan yang dapat memengaruhi [[Kesehatan hewan|kesehatan]] dan [[Kesejahteraan hewan|kesejahteraan]] mereka.<ref>{{Cite journal|last=Grandin|first=T.|date=1997|title=Assessment of stress during handling and transport.|url=https://academic.oup.com/jas/article/75/1/249-257/4637218|journal=Journal of Animal Science|volume=75|issue=1|pages=249|doi=10.2527/1997.751249x|issn=0021-8812}}</ref> Stres dapat disebabkan oleh perubahan situasi; desain wadah, kandang, dan kendaraan; kompetensi orang-orang yang terlibat dalam transportasi hewan; durasi perjalanan; serta ketersediaan kebutuhan seperti pakan dan air minum.<ref>{{Cite journal|last=Swallow|first=Jeremy|last2=Anderson|first2=David|last3=Buckwell|first3=Anthony C|last4=Harris|first4=Tim|last5=Hawkins|first5=Penny|last6=Kirkwood|first6=James|last7=Lomas|first7=Mike|last8=Meacham|first8=Steve|last9=Peters|first9=Alan|date=1 Januari 2005|title=Guidance on the transport of laboratory animals|url=http://journals.sagepub.com/doi/10.1258/0023677052886493|journal=Laboratory Animals|volume=39|issue=1|pages=1–39|doi=10.1258/0023677052886493|issn=0023-6772|pmc=PMC7610432|pmid=15703122}}</ref> Sejumlah peneliti telah mengukur beberapa parameter stres seperti kadar hormon [[kortisol]], nafsu makan dan minum, perilaku, serta penurunan berat badan pada hewan yang ditransportasikan, serta periode waktu yang dibutuhkan hingga parameter tersebut, misalnya kadar hormon, kembali ke tingkat semula. Kadar [[kortikosteron]] tikus melonjak saat ditransportasikan dan baru kembali ke level normalnya setelah 48 jam,<ref>{{Cite journal|last=Landi|first=M.S.|last2=Kreider|first2=J.W.|last3=Lang|first3=C.M.|last4=Bullock|first4=L.P.|date=September 1982|title=Effects of shipping on the immune function in mice|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/7149414|journal=American Journal of Veterinary Research|volume=43|issue=9|pages=1654–1657|issn=0002-9645|pmid=7149414}}</ref> sedangkan penelitian lain menyatakan masa aklimatisasi tikus setelah transportasi setidaknya empat hari.<ref>{{Cite journal|last=Tuli|first=J.S.|last2=Smith|first2=J.A.|last3=Morton|first3=D.B.|date=1 April 1995|title=Stress measurements in mice after transportation|url=http://journals.sagepub.com/doi/10.1258/002367795780740249|journal=Laboratory Animals|volume=29|issue=2|pages=132–138|doi=10.1258/002367795780740249|issn=0023-6772}}</ref> Kelinci disarankan untuk diberi waktu stabilisasi dua hari pascatransportasi.<ref>{{Cite journal|last=Toth|first=L.A.|last2=January|first2=B.|date=Juli 1990|title=Physiological stabilization of rabbits after shipping|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/2166865|journal=Laboratory Animal Science|volume=40|issue=4|pages=384–387|issn=0023-6764|pmid=2166865}}</ref> Penelitian-penelitian serupa juga dilakukan terhadap hewan-hewan lain, seperti anjing,<ref>{{Cite journal|last=Bergeron|first=Renée|last2=Scott|first2=Shannon L.|last3=Émond|first3=Jean-Pierre|last4=Mercier|first4=Florent|last5=Cook|first5=Nigel J.|last6=Schaefer|first6=Al L.|date=Juli 2002|title=Physiology and behavior of dogs during air transport|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC227007/|journal=Canadian Journal of Veterinary Research|volume=66|issue=3|pages=211–216|issn=0830-9000|pmc=PMC227007|pmid=12146895}}</ref> babi,<ref>{{Cite journal|last=Dalin|first=A.M.|last2=Magnusson|first2=U.|last3=Häggendal|first3=J.|last4=Nyberg|first4=L.|date=1 Maret 1993|title=The Effect of Transport Stress on Plasma Levels of Catecholamines, Cortisol, Corticosteroid-Binding Globulin, Blood Cell Count, and Lymphocyte Proliferation in Pigs|url=https://doi.org/10.1186/BF03548224|journal=Acta Veterinaria Scandinavica|volume=34|issue=1|pages=59–68|doi=10.1186/BF03548224|issn=1751-0147|pmid=8342466}}</ref> domba,<ref>{{Cite journal|last=Knowles|first=T.|last2=Brown|first2=S.|last3=Warriss|first3=P.|last4=Phillips|first4=A.|last5=Dolan|first5=S.|last6=Hunt|first6=P.|last7=Ford|first7=J.|last8=Edwards|first8=J.|last9=Watkins|first9=P.|date=29 April 1995|title=Effects on sheep of transport by road for up to 24 hours|url=https://veterinaryrecord.bmj.com/lookup/doi/10.1136/vr.136.17.431|journal=Veterinary Record|volume=136|issue=17|pages=431–438|doi=10.1136/vr.136.17.431|issn=0042-4900}}</ref> dan sapi.<ref>{{Cite journal|last=D|first=Ashenafi|date=3 April 2018|title=The Effect of long Distance Transportation Stress on Cattle: a Review|url=https://biomedres.us/fulltexts/BJSTR.MS.ID.000908.php|journal=Biomedical Journal of Scientific & Technical Research|volume=3|issue=3|doi=10.26717/BJSTR.2018.03.000908}}</ref> Sementara itu, [[monyet kra]] yang diteliti menunjukkan perubahan perilaku hingga satu bulan setelah dibawa ke lokasi baru.<ref>{{Cite journal|last=Honess|first=P.E.|last2=Johnson|first2=P.J.|last3=Wolfensohn|first3=S.E.|date=1 April 2004|title=A study of behavioural responses of non-human primates to air transport and re-housing|url=http://journals.sagepub.com/doi/10.1258/002367704322968795|journal=Laboratory Animals|volume=38|issue=2|pages=119–132|doi=10.1258/002367704322968795|issn=0023-6772}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 3 Mei 2023 13.41

Seekor gajah ditempatkan dalam peti khusus yang kemudian diangkut oleh pesawat udara.

Transportasi hewan merupakan aktivitas memindahkan hewan dari satu lokasi ke lokasi lain. Berbagai hewan ditransportasikan untuk berbagai tujuan, misalnya untuk diperdagangkan, ditranslokasikan ke habitat aslinya, atau dibawa oleh pemilik yang bepergian. Hewan-hewan tersebut dapat diangkut oleh angkutan darat seperti truk, angkutan perairan seperti kapal laut, angkutan udara seperti pesawat terbang, serta kombinasinya. Transportasi memengaruhi kesejahteraan dan kesehatan hewan serta berpotensi mengubah kondisi lingkungan dan kehidupan masyarakat yang terlibat. Beberapa organisasi internasional membuat panduan mengenai tata cara transportasi hewan dan sejumlah negara telah menerbitkan produk hukum yang mengatur transportasi hewan.

Sejarah

Hewan telah ditransportasikan dalam jarak jauh sejak zaman dahulu kala. Satwa liar seperti singa dan macan tutul, yang kebanyakan berasal dari Afrika, dibawa ke Roma untuk ditampilkan dalam pertunjukan sejak 186 SM. Pertunjukan ini semakin lama melibatkan semakin banyak hewan. Pompeius menampilkan sekitar 20 gajah, 410 macan tutul, dan 600 singa pada tahun 55 SM; Gordianus I menampilkan 1.000 beruang; sedangkan Probus menampilkan 1.000 rusa, 1.000 babi hutan, dan 1.000 burung unta pada tahun 281.[1] Contoh individu hewan terkenal yang ditransportasikan jarak jauh adalah Hanno, seekor gajah albino dari Asia yang diberikan oleh Raja Manuel I dari Portugal kepada Paus Leo X pada masa pengangkatannya.[2]

Kondisi saat ini

Pada masa modern, industri pangan memiliki kontribusi besar dalam transportasi hewan. Sebanyak 1,9 miliar hewan ternak diangkut dengan truk dan kapal laut untuk ditransportasikan lintas negara pada tahun 2017. Angka ini tidak mencakup hewan yang ditransportasikan secara domestik (dalam negeri). Sementara itu, nilai ekonomi perdagangan global hewan pada tahun 2017 mencapai US$21 miliar.[3] Menurut Parlemen Eropa, perdagangan hewan di kalangan negara-negara Uni Eropa pada 2018 yaitu 1 miliar ekor unggas; 33,4 juta ekor babi; 4,3 juta ekor sapi; serta 3,5 juta ekor kambing dan domba.[4]

Di sisi lain, industri hewan kesayangan semakin berkembang seiring dengan semakin banyaknya orang yang memelihara anjing dan kucing di rumahnya. Sebuah survei pada 2021 menyatakan bahwa setiap tahun, 78% penduduk Amerika Serikat membawa hewan kesayangannya saat mereka bepergian,[5][6] sedangkan survei yang berbeda pada 2022 menyatakan bahwa 60% pemilik anjing dan kucing membawa hewannya saat berlibur.[7] Maskapai penerbangan menawarkan penumpangnya untuk membawa kucing dan anjing berukuran kecil dalam kabin pesawat atau menempatkan mereka dalam kargo. Lebih dari empat juta hewan ditransportasikan di seluruh dunia melalui pesawat udara dan lebih dari dua juta hewan di antaranya ditransportasikan di Amerika Serikat.[8]

Menurut sekretariat CITES, sekitar 82 juta ekor satwa liar diperdagangkan antarnegara selama periode 2011–2020. Ekspor reptil dan ikan menyumbang sekitar 72% dari angka rata-rata tahunan yang dicatat oleh CITES.[9]

Dampak

Terhadap hewan yang ditransportasikan

Transportasi merupakan stresor besar bagi hewan yang dapat memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan mereka.[10] Stres dapat disebabkan oleh perubahan situasi; desain wadah, kandang, dan kendaraan; kompetensi orang-orang yang terlibat dalam transportasi hewan; durasi perjalanan; serta ketersediaan kebutuhan seperti pakan dan air minum.[11] Sejumlah peneliti telah mengukur beberapa parameter stres seperti kadar hormon kortisol, nafsu makan dan minum, perilaku, serta penurunan berat badan pada hewan yang ditransportasikan, serta periode waktu yang dibutuhkan hingga parameter tersebut, misalnya kadar hormon, kembali ke tingkat semula. Kadar kortikosteron tikus melonjak saat ditransportasikan dan baru kembali ke level normalnya setelah 48 jam,[12] sedangkan penelitian lain menyatakan masa aklimatisasi tikus setelah transportasi setidaknya empat hari.[13] Kelinci disarankan untuk diberi waktu stabilisasi dua hari pascatransportasi.[14] Penelitian-penelitian serupa juga dilakukan terhadap hewan-hewan lain, seperti anjing,[15] babi,[16] domba,[17] dan sapi.[18] Sementara itu, monyet kra yang diteliti menunjukkan perubahan perilaku hingga satu bulan setelah dibawa ke lokasi baru.[19]

Referensi

  1. ^ Blancou, Jean; Parsonson, Ian (2008). "Historical perspectives on long distance transport of animals". Veterinaria Italiana. 44 (1): 19–30. ISSN 1828-1427. PMID 20405409. 
  2. ^ Bedini, Silvio A. (1997). The Pope's elephant. Fundação Calouste Gulbenkian. Manchester: Carcanet in association with the Calouste Gulbenkian Foundation and the Discoveries Commission, Lisbon. ISBN 1-85754-277-0. OCLC 37738261. 
  3. ^ Osborne, Hilary; Zee, Bibi van der (20 Januari 2020). "Live export: animals at risk in giant global industry". The Guardian. ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 3 Mei 2023. 
  4. ^ Uni Eropa (2020), EU trade and transport of live animals (PDF), Parlemen Eropa 
  5. ^ "Discriminating Pet Travelers: Poll Reveals their Preferences and Habits". Trips With Pets. 26 Januari 2021. Diakses tanggal 3 Mei 2023. 
  6. ^ "Survey reveals America's love for pets is evident in travel habits". Roanoke Times. 2021. Diakses tanggal 3 Mei 2023. 
  7. ^ Falk, Tim (15 Juni 2022). "Wag!'s Comprehensive Survey Highlights the Importance of Pet-Friendly Travel". Wag Walking. Diakses tanggal 3 Mei 2023. 
  8. ^ Goldstein, Michael (22 Februari 2019). "Americans Spending Billions On Pet Travel And Boarding". Forbes. Diakses tanggal 3 Mei 2023. 
  9. ^ "Ground-breaking report draws first overall picture of global wildlife trade | CITES". CITES. 15 November 2022. Diakses tanggal 3 Mei 2023. 
  10. ^ Grandin, T. (1997). "Assessment of stress during handling and transport". Journal of Animal Science. 75 (1): 249. doi:10.2527/1997.751249x. ISSN 0021-8812. 
  11. ^ Swallow, Jeremy; Anderson, David; Buckwell, Anthony C; Harris, Tim; Hawkins, Penny; Kirkwood, James; Lomas, Mike; Meacham, Steve; Peters, Alan (1 Januari 2005). "Guidance on the transport of laboratory animals". Laboratory Animals. 39 (1): 1–39. doi:10.1258/0023677052886493. ISSN 0023-6772. PMC 7610432alt=Dapat diakses gratis. PMID 15703122. 
  12. ^ Landi, M.S.; Kreider, J.W.; Lang, C.M.; Bullock, L.P. (September 1982). "Effects of shipping on the immune function in mice". American Journal of Veterinary Research. 43 (9): 1654–1657. ISSN 0002-9645. PMID 7149414. 
  13. ^ Tuli, J.S.; Smith, J.A.; Morton, D.B. (1 April 1995). "Stress measurements in mice after transportation". Laboratory Animals. 29 (2): 132–138. doi:10.1258/002367795780740249. ISSN 0023-6772. 
  14. ^ Toth, L.A.; January, B. (Juli 1990). "Physiological stabilization of rabbits after shipping". Laboratory Animal Science. 40 (4): 384–387. ISSN 0023-6764. PMID 2166865. 
  15. ^ Bergeron, Renée; Scott, Shannon L.; Émond, Jean-Pierre; Mercier, Florent; Cook, Nigel J.; Schaefer, Al L. (Juli 2002). "Physiology and behavior of dogs during air transport". Canadian Journal of Veterinary Research. 66 (3): 211–216. ISSN 0830-9000. PMC 227007alt=Dapat diakses gratis. PMID 12146895. 
  16. ^ Dalin, A.M.; Magnusson, U.; Häggendal, J.; Nyberg, L. (1 Maret 1993). "The Effect of Transport Stress on Plasma Levels of Catecholamines, Cortisol, Corticosteroid-Binding Globulin, Blood Cell Count, and Lymphocyte Proliferation in Pigs". Acta Veterinaria Scandinavica. 34 (1): 59–68. doi:10.1186/BF03548224. ISSN 1751-0147. PMID 8342466. 
  17. ^ Knowles, T.; Brown, S.; Warriss, P.; Phillips, A.; Dolan, S.; Hunt, P.; Ford, J.; Edwards, J.; Watkins, P. (29 April 1995). "Effects on sheep of transport by road for up to 24 hours". Veterinary Record. 136 (17): 431–438. doi:10.1136/vr.136.17.431. ISSN 0042-4900. 
  18. ^ D, Ashenafi (3 April 2018). "The Effect of long Distance Transportation Stress on Cattle: a Review". Biomedical Journal of Scientific & Technical Research. 3 (3). doi:10.26717/BJSTR.2018.03.000908. 
  19. ^ Honess, P.E.; Johnson, P.J.; Wolfensohn, S.E. (1 April 2004). "A study of behavioural responses of non-human primates to air transport and re-housing". Laboratory Animals. 38 (2): 119–132. doi:10.1258/002367704322968795. ISSN 0023-6772. 

Bacaan lanjutan