Covid-19 dan kehamilan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 13: Baris 13:


=== Dampak terhadap perempuan hamil ===
=== Dampak terhadap perempuan hamil ===
Royal College of Obstetricians and Gynaecologists (RCOG) dan Royal College of Midwives (RCM) di Inggris melaporkan temuan dari Sistem Pengawasan Obstetri Britania Raya (UKOSS) terhadap 427 wanita hamil dan bayinya, sebanyak 4,9 wanita hamil per 1000 mendapatkan perawatan COVID-19 di rumah sakit dan 1 dari 10 di antaranya dirawat secara intensif.<ref name=":3">{{Cite journal|last=Knight|first=Marian|last2=Bunch|first2=Kathryn|last3=Vousden|first3=Nicola|last4=Morris|first4=Edward|last5=Simpson|first5=Nigel|last6=Gale|first6=Chris|last7=O’Brien|first7=Patrick|last8=Quigley|first8=Maria|last9=Brocklehurst|first9=Peter|date=2020-06-08|title=Characteristics and outcomes of pregnant women admitted to hospital with confirmed SARS-CoV-2 infection in UK: national population based cohort study|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7277610/|journal=The BMJ|volume=369|doi=10.1136/bmj.m2107|issn=0959-8138|pmc=7277610|pmid=32513659}}</ref> Temuan ini menguatkan penelitian terdahulu bahwa perempuan hamil tidak berisiko lebih besar untuk mengalami sakit parah dibandingkan mereka yang tidak hamil. Faktor risiko yang sama juga berlaku di sini, mereka yang harus dirawat di rumah sakit pada umumnya memiliki faktor kesehatan yang lain, di antaranya usia lanjut, mengalami obesitas, dan memiliki penyakit penyerta, misalnya diabetes dan tekanan darah tinggi.<ref>{{Cite web|title=RCOG and RCM respond to UKOSS study of more than 400 pregnant women hospitalised with coronavirus|url=https://www.rcog.org.uk/en/news/rcog-and-rcm-respond-to-ukoss-study-of-more-than-400-pregnant-women-hospitalised-with-coronavirus/|website=Royal College of Obstetricians &amp; Gynaecologists|language=en-US|access-date=2021-03-21}}</ref> Dari laporan yang sama ditemukan sebanyak 5 pasien meninggaln, tapi tidak diketahui apakah virus menjadi penyebab kematiannya.<ref name=":3" /> Risiko lebih besar mungkin dihadapi oleh perempuan hamil di triwulan pertama karena studi ini menemukan mereka lebih rentan untuk mengalami sakit parah. RCOG dan RCM merekomendasikan penjarakan sosial untuk kelompok ini. Sebanyak 55% wanita hamil yang dirawat di rumah sakit adalah mereka yang berlatar belakang kulit hitam, Asia, dan minoritas etnis lainnya (''the black, Asian, and minority ethnic/BAME).'' Angkanya jauh lebih besar dari persentase wanita BAME dari seluruh Britania Raya.<ref name=":3" />
Royal College of Obstetricians and Gynaecologists (RCOG) dan Royal College of Midwives (RCM) di Inggris melaporkan temuan dari Sistem Pengawasan Obstetri Britania Raya (UKOSS) terhadap 427 wanita hamil dan bayinya, sebanyak 4,9 wanita hamil per 1000 mendapatkan perawatan COVID-19 di rumah sakit dan 1 dari 10 di antaranya dirawat secara intensif.<ref name=":3">{{Cite journal|last=Knight|first=Marian|last2=Bunch|first2=Kathryn|last3=Vousden|first3=Nicola|last4=Morris|first4=Edward|last5=Simpson|first5=Nigel|last6=Gale|first6=Chris|last7=O’Brien|first7=Patrick|last8=Quigley|first8=Maria|last9=Brocklehurst|first9=Peter|date=2020-06-08|title=Characteristics and outcomes of pregnant women admitted to hospital with confirmed SARS-CoV-2 infection in UK: national population based cohort study|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7277610/|journal=The BMJ|volume=369|doi=10.1136/bmj.m2107|issn=0959-8138|pmc=7277610|pmid=32513659}}</ref> Temuan ini menguatkan penelitian terdahulu bahwa perempuan hamil tidak berisiko lebih besar untuk mengalami sakit parah dibandingkan mereka yang tidak hamil. Faktor risiko yang sama juga berlaku di sini, mereka yang harus dirawat di rumah sakit pada umumnya memiliki faktor kesehatan yang lain, di antaranya usia lanjut, mengalami [[kegemukan]], dan memiliki penyakit penyerta, misalnya diabetes dan tekanan darah tinggi.<ref>{{Cite web|title=RCOG and RCM respond to UKOSS study of more than 400 pregnant women hospitalised with coronavirus|url=https://www.rcog.org.uk/en/news/rcog-and-rcm-respond-to-ukoss-study-of-more-than-400-pregnant-women-hospitalised-with-coronavirus/|website=Royal College of Obstetricians &amp; Gynaecologists|language=en-US|access-date=2021-03-21}}</ref> Dari laporan yang sama ditemukan sebanyak 5 pasien meninggaln, tapi tidak diketahui apakah virus menjadi penyebab kematiannya.<ref name=":3" /> Risiko lebih besar mungkin dihadapi oleh perempuan hamil di triwulan pertama karena studi ini menemukan mereka lebih rentan untuk mengalami sakit parah. RCOG dan RCM merekomendasikan penjarakan sosial untuk kelompok ini. Sebanyak 55% wanita hamil yang dirawat di rumah sakit adalah mereka yang berlatar belakang kulit hitam, Asia, dan minoritas etnis lainnya (''the black, Asian, and minority ethnic/BAME).''<ref name=":3" />

Sebanyak 43 perempuan yang positif COVID-19 di New York menunjukkan pola yang mirip dengan orang dewasa lainnya yang tidak hamil. Sebanyak 86% merasakan gejala ringan, 9.3% sakit parah, dan 4.7% dalam kondisi kritis.<ref>{{Cite journal|last=Breslin|first=Noelle|last2=Baptiste|first2=Caitlin|last3=Gyamfi-Bannerman|first3=Cynthia|last4=Miller|first4=Russell|last5=Martinez|first5=Rebecca|last6=Bernstein|first6=Kyra|last7=Ring|first7=Laurence|last8=Landau|first8=Ruth|last9=Purisch|first9=Stephanie|date=2020-5|title=Coronavirus disease 2019 infection among asymptomatic and symptomatic pregnant women: two weeks of confirmed presentations to an affiliated pair of New York City hospitals|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7144599/|journal=American Journal of Obstetrics & Gynecology Mfm|volume=2|issue=2|pages=100118|doi=10.1016/j.ajogmf.2020.100118|issn=2589-9333|pmc=7144599|pmid=32292903}}</ref> Studi yang lain tentang kasus radang paru-paru pada ibu hamil dengan COVID-19 menunjukkan para perempuan tersebut hanya merasakan gejala ringan dan kemudian pulih dengan baik.<ref>{{Cite journal|last=Liu|first=Dehan|last2=Li|first2=Lin|last3=Wu|first3=Xin|last4=Zheng|first4=Dandan|last5=Wang|first5=Jiazheng|last6=Yang|first6=Lian|last7=Zheng|first7=Chuansheng|date=2020-03-18|title=Pregnancy and Perinatal Outcomes of Women With Coronavirus Disease (COVID-19) Pneumonia: A Preliminary Analysis|url=https://www.ajronline.org/doi/10.2214/AJR.20.23072|journal=American Journal of Roentgenology|volume=215|issue=1|pages=127–132|doi=10.2214/AJR.20.23072|issn=0361-803X}}</ref>

Penelitian pada 9 perempuan hamil triwulan pertama dan positif terinfeksi di [[Wuhan]], Tiongkok, menemukan bahwa mereka mereka merasakan demam (enam dari sembilan orang), nyeri otot (3 orang), radang tenggorokan (2 orang), dan [[malaise]] (2 orang). Gawat janin dilaporkan dalam dua kasus. Tidak ada wanita yang mengalami pneumonia COVID-19 parah atau meninggal. Semuanya memiliki kehamilan lahir hidup dan tidak ada asfiksia neonatal parah yang diamati. Sampel ASI, cairan ketuban, darah tali pusat dan uji swab tenggorokan neonatal hasilnya negatif.<ref>{{Cite journal|last=Chen|first=Huijun|last2=Guo|first2=Juanjuan|last3=Wang|first3=Chen|last4=Luo|first4=Fan|last5=Yu|first5=Xuechen|last6=Zhang|first6=Wei|last7=Li|first7=Jiafu|last8=Zhao|first8=Dongchi|last9=Xu|first9=Dan|date=2020-03-07|title=Clinical characteristics and intrauterine vertical transmission potential of COVID-19 infection in nine pregnant women: a retrospective review of medical records|url=https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(20)30360-3/abstract|journal=The Lancet|language=English|volume=395|issue=10226|pages=809–815|doi=10.1016/S0140-6736(20)30360-3|issn=0140-6736|pmid=32151335}}</ref>


== Daftar referensi ==
== Daftar referensi ==

Revisi per 21 Maret 2021 20.52

Pengaruh COVID-19 pada kehamilan belum dapat diketahui secara pasti.[1] Hal ini disebabkan oleh sedikitnya informasi tepercaya yang dapat ditemukan.[2][3] Meski mungkin ditemukan kasus peningkatan risiko pada ibu hamil dan janin, hal ini belum tentu dapat dikonfirmasi. Penelitian menunjukkan bahwa wanita hamil lebih berisiko mengalami infeksi akut saat tertular penyakit infeksi serupa, misalnya SARS dan MERS.[1] Oleh karenanya, di masa pandemi COVID-19, perempuan hamil dipandang lebih rentan terhadap infeksi akut.[1] Namun, sejauh ini studi menemukan bahwa karakteristik radang paru-paru akibat COVID-19 pada ibu hamil tidak berbeda dengan orang dewasa tidak hamil.[4]

Perubahan fisiologis selama kehamilan memengaruhi sistem imunitas, sistem pernapasan, fungsi kardiovaskular, dan koagulasi.[1] Secara umum, respon imunitas terhadap infeksi virus dapat menyebabkan gejala yang lebih parah, terutama bila penularan terjadi pada triwulan ketiga kehamilan. Hal yang sama juga berlaku pada infeksi COVID-19.[2]

Sejauh ini belum ditemukan data mengenai kaitan infeksi COVID-19 dengan peningkatan risiko keguguran. Infeksi virus yang terjadi sebelumnya, SARS dan MERS, tidak menunjukkan adanya korelasi antara infeksi dan keguguran.[5] Penelitian di Kanada juga menyatakan bahwa pandemi COVID-19 tampaknya tidak berpengaruh pada angka keguguran triwulan pertama awal pada pasien tanpa gejala.[6]

Saat ini belum diketahui apakah masalah kesehatan yang muncul saat kehamilan, seperti diabetes melitus, gagal jantung, hiperkoagulabilitas (pengentalan darah) dan tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko tambahan untuk wanita hamil seperti halnya yang terjadi pada wanita tidak hamil.[4]

Dari sedikit informasi yang tersedia, transmisi vertikal (penularan penyakit dari ibu ke bayi) pada triwulan ketiga kemungkinan tidak terjadi atau sangat jarang terjadi. Belum ditemukan bukti mengenai penularan vertikal ini di awal kehamilan.[4]

Penelitian mengenai kehamilan di masa pandemi COVID-19

Dampak terhadap perempuan hamil

Royal College of Obstetricians and Gynaecologists (RCOG) dan Royal College of Midwives (RCM) di Inggris melaporkan temuan dari Sistem Pengawasan Obstetri Britania Raya (UKOSS) terhadap 427 wanita hamil dan bayinya, sebanyak 4,9 wanita hamil per 1000 mendapatkan perawatan COVID-19 di rumah sakit dan 1 dari 10 di antaranya dirawat secara intensif.[7] Temuan ini menguatkan penelitian terdahulu bahwa perempuan hamil tidak berisiko lebih besar untuk mengalami sakit parah dibandingkan mereka yang tidak hamil. Faktor risiko yang sama juga berlaku di sini, mereka yang harus dirawat di rumah sakit pada umumnya memiliki faktor kesehatan yang lain, di antaranya usia lanjut, mengalami kegemukan, dan memiliki penyakit penyerta, misalnya diabetes dan tekanan darah tinggi.[8] Dari laporan yang sama ditemukan sebanyak 5 pasien meninggaln, tapi tidak diketahui apakah virus menjadi penyebab kematiannya.[7] Risiko lebih besar mungkin dihadapi oleh perempuan hamil di triwulan pertama karena studi ini menemukan mereka lebih rentan untuk mengalami sakit parah. RCOG dan RCM merekomendasikan penjarakan sosial untuk kelompok ini. Sebanyak 55% wanita hamil yang dirawat di rumah sakit adalah mereka yang berlatar belakang kulit hitam, Asia, dan minoritas etnis lainnya (the black, Asian, and minority ethnic/BAME).[7]

Sebanyak 43 perempuan yang positif COVID-19 di New York menunjukkan pola yang mirip dengan orang dewasa lainnya yang tidak hamil. Sebanyak 86% merasakan gejala ringan, 9.3% sakit parah, dan 4.7% dalam kondisi kritis.[9] Studi yang lain tentang kasus radang paru-paru pada ibu hamil dengan COVID-19 menunjukkan para perempuan tersebut hanya merasakan gejala ringan dan kemudian pulih dengan baik.[10]

Penelitian pada 9 perempuan hamil triwulan pertama dan positif terinfeksi di Wuhan, Tiongkok, menemukan bahwa mereka mereka merasakan demam (enam dari sembilan orang), nyeri otot (3 orang), radang tenggorokan (2 orang), dan malaise (2 orang). Gawat janin dilaporkan dalam dua kasus. Tidak ada wanita yang mengalami pneumonia COVID-19 parah atau meninggal. Semuanya memiliki kehamilan lahir hidup dan tidak ada asfiksia neonatal parah yang diamati. Sampel ASI, cairan ketuban, darah tali pusat dan uji swab tenggorokan neonatal hasilnya negatif.[11]

Daftar referensi

  1. ^ a b c d Wastnedge, Elizabeth A. N.; Reynolds, Rebecca M.; van Boeckel, Sara R.; Stock, Sarah J.; Denison, Fiona C.; Maybin, Jacqueline A.; Critchley, Hilary O. D. (2020-09-24). "Pregnancy and COVID-19". Physiological Reviews. 101 (1): 303–318. doi:10.1152/physrev.00024.2020. ISSN 0031-9333. PMC 7686875alt=Dapat diakses gratis. PMID 32969772. 
  2. ^ a b Ortiz, Edgar Iván; Herrera, Enrique; De La Torre, Alejandro. "Coronavirus (COVID 19) Infection in Pregnancy". Colombia Médica : CM. 51 (2). doi:10.25100/cm.v51i2.4271. ISSN 0120-8322. PMC 7518733alt=Dapat diakses gratis. PMID 33012886 Periksa nilai |pmid= (bantuan). 
  3. ^ CDC (2020-02-11). "COVID-19 and Your Health". Centers for Disease Control and Prevention (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-03-21. 
  4. ^ a b c Mimouni, Francis; Lakshminrusimha, Satyan; Pearlman, Stephen A.; Raju, Tonse; Gallagher, Patrick G.; Mendlovic, Joseph (2020-04-10). "Perinatal aspects on the covid-19 pandemic: a practical resource for perinatal–neonatal specialists". Journal of Perinatology: 1–7. doi:10.1038/s41372-020-0665-6. ISSN 0743-8346. PMC 7147357alt=Dapat diakses gratis. PMID 32277162. 
  5. ^ "Coronavirus (COVID-19) infection and pregnancy". Royal College of Obstetricians & Gynaecologists (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-03-21. 
  6. ^ Rotshenker-Olshinka, Keren; Volodarsky-Perel, Alexander; Steiner, Naama; Rubenfeld, Eryn; Dahan, Michael H. (2021-03-01). "COVID-19 pandemic effect on early pregnancy: are miscarriage rates altered, in asymptomatic women?". Archives of Gynecology and Obstetrics (dalam bahasa Inggris). 303 (3): 839–845. doi:10.1007/s00404-020-05848-0. ISSN 1432-0711. PMC 7652042alt=Dapat diakses gratis. PMID 33169234 Periksa nilai |pmid= (bantuan). 
  7. ^ a b c Knight, Marian; Bunch, Kathryn; Vousden, Nicola; Morris, Edward; Simpson, Nigel; Gale, Chris; O’Brien, Patrick; Quigley, Maria; Brocklehurst, Peter (2020-06-08). "Characteristics and outcomes of pregnant women admitted to hospital with confirmed SARS-CoV-2 infection in UK: national population based cohort study". The BMJ. 369. doi:10.1136/bmj.m2107. ISSN 0959-8138. PMC 7277610alt=Dapat diakses gratis. PMID 32513659. 
  8. ^ "RCOG and RCM respond to UKOSS study of more than 400 pregnant women hospitalised with coronavirus". Royal College of Obstetricians & Gynaecologists (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-03-21. 
  9. ^ Breslin, Noelle; Baptiste, Caitlin; Gyamfi-Bannerman, Cynthia; Miller, Russell; Martinez, Rebecca; Bernstein, Kyra; Ring, Laurence; Landau, Ruth; Purisch, Stephanie (2020-5). "Coronavirus disease 2019 infection among asymptomatic and symptomatic pregnant women: two weeks of confirmed presentations to an affiliated pair of New York City hospitals". American Journal of Obstetrics & Gynecology Mfm. 2 (2): 100118. doi:10.1016/j.ajogmf.2020.100118. ISSN 2589-9333. PMC 7144599alt=Dapat diakses gratis. PMID 32292903. 
  10. ^ Liu, Dehan; Li, Lin; Wu, Xin; Zheng, Dandan; Wang, Jiazheng; Yang, Lian; Zheng, Chuansheng (2020-03-18). "Pregnancy and Perinatal Outcomes of Women With Coronavirus Disease (COVID-19) Pneumonia: A Preliminary Analysis". American Journal of Roentgenology. 215 (1): 127–132. doi:10.2214/AJR.20.23072. ISSN 0361-803X. 
  11. ^ Chen, Huijun; Guo, Juanjuan; Wang, Chen; Luo, Fan; Yu, Xuechen; Zhang, Wei; Li, Jiafu; Zhao, Dongchi; Xu, Dan (2020-03-07). "Clinical characteristics and intrauterine vertical transmission potential of COVID-19 infection in nine pregnant women: a retrospective review of medical records". The Lancet (dalam bahasa English). 395 (10226): 809–815. doi:10.1016/S0140-6736(20)30360-3. ISSN 0140-6736. PMID 32151335.