Lompat ke isi

Harimau tasmania: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 173: Baris 173:
[[Berkas:Thylacine-tring.jpg|jmpl|Spesimen di [[Museum Zoologi Walter Rothschild]], [[Tring]], [[Inggris]].]]
[[Berkas:Thylacine-tring.jpg|jmpl|Spesimen di [[Museum Zoologi Walter Rothschild]], [[Tring]], [[Inggris]].]]
[[Berkas:Thylacine_skull.jpg|jmpl|Tengkorak harimau tasmania di Museum dan Galeri Seni Tasmania.]]{{periksaterjemahan|en|Thylacine}}
[[Berkas:Thylacine_skull.jpg|jmpl|Tengkorak harimau tasmania di Museum dan Galeri Seni Tasmania.]]{{periksaterjemahan|en|Thylacine}}
Pada permulaan abad ke-20, kelangkaan harimau tasmania telah mendorong permintaan spesimen hewan ini dari kebun binatang di luar negeri.<ref>Department of the Environment (2018). [http://www.environment.gov.au/cgi-bin/sprat/public/publicspecies.pl?taxon_id=342 Thylacinus cynocephalus] dalam Species Profile and Threats Database, Department of the Environment, Canberra. Diakses 7 April 2018.</ref> Meskipun harimau tasmania telah dikirim ke luar negeri, upaya untuk mengembangbiakkan mereka di penangkaran tidak berhasil dan harimau tasmania terakhir di luar Australia meninggal di Kebun Binatang London pada tahun 1931.<ref>[https://theconversation.com/friday-essay-on-the-trail-of-the-london-thylacines-91473 The hunt for London's thylacines shows a greater truth about Australian extinction] ''[[The Conversation (website)|The Conversation]]'', 6 April 2018. Diakses 7 April 2018.</ref>


[[Museum Australia]] di [[Sydney]] mulai melakukan proyek [[kloning]] pada tahun 1999.<ref name="GU">{{cite news |url=https://www.theguardian.com/Archive/Article/0,4273,4424142,00.html |title=Back from the dead |author=Leigh, Julia |work=The Guardian| location=London |date=30 Mei 2002 |accessdate =22 November 2006}}</ref> Proyek ini ingin menggunakan [[genetika|materi genetik]] yang diperoleh dari berbagai spesimen pada awal abad ke-20 untuk untuk meng[[kloning]] individu baru dan mengembalikan spesies dari kepunahan. Namun, beberapa pakar biologi molekuler telah menganggap proyek tersebut sebagai upaya untuk mencari publisitas, sementara pendukung utama proyek ini, yaitu Profesor Mike Archer, dinominasikan untuk memperoleh ''[[Penghargaan Bent Spoon|Bent Spoon Award]]'' ("Penghargaan Sendok Bengkok") dari kelompok [[skeptisisme|Skeptik]] Australia pada tahun tahun 2002 yang biasanya diberikan kepada "pembuat omong kosong paranormal atau [[ilmu semu|pseudoilmiah]] yang paling tidak masuk akal".<ref name="AGE">{{cite news |url=http://www.theage.com.au/articles/2002/08/21/1029114134051.html |title=Tasmanian tiger clone a fantasy: scientist |newspaper=The Age |date=22 August 2002 |accessdate=28 December 2006}}</ref>
Rekaman seluruh spesimen, banyak yang merupakan koleksi Eropa, yang sekarang disimpan di ''[[International Thylacine Specimen Database]]''.
[[Museum Australia]] di [[Sydney]] mulai melakukan proyek [[kloning]] sejak tahun 1999.<ref name="GU">{{cite web|url=http://www.guardian.co.uk/Archive/Article/0,4273,4424142,00.html|title=Back from the dead|author=Julia Leigh|publisher=The Guardian|location=London|date=2002-05-30|accessdaymonth=22 November |accessyear=2006}}</ref> Hasilnya digunakan untuk [[genetika|materi genetika]] dari berbagai spesimen yang diambil dan dipelihara pada awal abad 20 untuk meng[[kloning]] individu baru dan mengembalikan spesies dari kepunahan. Beberapa pakar mikrobiologi serius telah menganggap remeh proyek sebagai akrobat PR dan anjuran pemimpinnya, Profesor Mike Archer, menerima nominasi tahun 2002 untuk [[penghargaan Bent Spoon]] orang Australia yang suka meragui untuk "pelaku bagian paling tidak masuk akal atau secara ilmiah tidak masuk akal".<ref name="AGE">{{cite web|url=http://www.theage.com.au/articles/2002/08/21/1029114134051.html|title=
Tasmanian tiger clone a fantasy: scientist|publisher=Melbourne Age|date=August 22 2002|accessdaymonth=28 December |accessyear=2006}}</ref>


Pada akhir tahun [[2002]], para ilmuan berhasil mendapat [[DNA]] harimau tasmania yang dapat direplikasi.<ref name="AMC">{{cite web|url=http://www.amonline.net.au/thylacine/summary.htm|title= Attempting to make a genomic library of an extinct animal|publisher=Australian Museum|date=1999|accessdaymonth=22 November |accessyear=2006}}</ref> Pada tanggal [[15 Februari]] [[2005]], museum mengumumkan akan menghentikan proyek setelah uji coba menunjukan DNA yang didapat dari spesimen terlalu terdegradasi untuk digunakan.<ref name="abc1">{{cite web|url=http://www.abc.net.au/news/newsitems/200502/s1303501.htm|title=Museum ditches thylacine cloning project|publisher=ABC News Online|date=2005-02-15|accessdaymonth=22 November |accessyear=2006|archiveurl=http://web.archive.org/web/20050218005512/http://www.abc.net.au/news/newsitems/200502/s1303501.htm|archivedate=2005-02-18}}</ref><ref name="smhclone2">{{cite web|url=http://www.smh.com.au/news/science/tassie-tiger-cloning-pieinthesky-science/2005/02/16/1108500157295.html |title=Tassie tiger cloning 'pie-in-the-sky science'|author=Deborah Smith|publisher=Sydney Morning Herald|date=2005-02-17|accessdaymonth=22 November |accessyear=2006}}</ref> Pada bulan [[Mei]] tahun [[2005]], profesor Michael Archer, ketua ilmu pengetahuan [[Universitas New South Wales]], mantan direktur [[museum Australia]] dan ahli biologi evolusioner mengumumkan bahwa proyek diulang kembali oleh grup universitas dan institut penelitian yang tertarik.<ref name="smhclone" /><ref name="abcs">{{cite web|url=http://www.abc.net.au/science/news/stories/s1302459.htm|title=Thylacine cloning project dumped|author=Judy Skatssoon|publisher=ABC Science Online|date=2005-02-15|accessdaymonth=22 November |accessyear=2006}}</ref>
Pada akhir tahun 2002, para ilmuan cukup berhasil memperoleh [[DNA]] harimau tasmania yang dapat direplikasi dari spesimen-spesimen yang ada.<ref name="AMC">{{cite web |url=http://australianmuseum.net.au/The-Thylacine |archiveurl=https://web.archive.org/web/20100414003805/http://australianmuseum.net.au/The-Thylacine |archivedate=14 April 2010 |title=Attempting to make a genomic library of an extinct animal |publisher=Australian Museum |year=1999 |accessdate =22 November 2006}}</ref> Namun, pada tanggal 15 Februari 2005, Museum Australia mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan proyek tersebut setelah hasil uji coba menunjukkan bahwa DNA yang didapat dari spesimen tersebut terlalu rusak untuk dapat dimanfaatkan.<ref name="abc1">{{cite web |url=http://www.abc.net.au/news/newsitems/200502/s1303501.htm |title=Museum ditches thylacine cloning project |publisher=ABC News Online |date=15 February 2005 |accessdate =22 November 2006 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20081015173047/http://www.abc.net.au/news/newsitems/200502/s1303501.htm |archivedate=15 October 2008}}</ref><ref name="smhclone2">{{cite news |url=http://www.smh.com.au/news/science/tassie-tiger-cloning-pieinthesky-science/2005/02/16/1108500157295.html |title=Tassie tiger cloning 'pie-in-the-sky science' |author=Smith, Deborah |newspaper=The Sydney Morning Herald |date=17 February 2005 |accessdate=22 November 2006}}</ref> Pada Mei 2005, Michael Archer yang menjabat sebagai Dekan Ilmu Pengetahuan di [[Universitas New South Wales]] pada masa itu (dan juga merupakan mantan direktur [[Museum Australia]]) mengumumkan bahwa proyek ini dimulai lagi oleh sejumlah universitas dan institut penelitian.<ref name="smhclone"/><ref name="abcs">{{cite web |url=http://www.abc.net.au/science/news/stories/s1302459.htm |title=Thylacine cloning project dumped |author=Skatssoon, Judy |publisher=ABC Science Online |date=15 Februari 2005 |accessdate =22 November 2006}}</ref>


''[[International Thylacine Specimen Database]]'' (ITSD) selesai pada [[April]] [[2005]] dan merupakan puncak proyek penelitian 4 tahun untuk katalog dan foto digital, jika mungkin, semua koleksi pribadi dan material spesimen harimau tasmania yang diketahui selamat. Catatan diadakan di ''[[Zoological Society of London]]''.<ref name="IUCN" />
''[[International Thylacine Specimen Database]]'' ("Basis Data Spesimen Harimau Tasmania Internasional") selesai dibuat pada April 2005, dan merupakan hasil dari proyek penelitian selama empat tahun untuk mencatat dan memfoto secara digital semua spesimen harimau tasmania yang diketahui keberadaannya di museum-museum, universitas-universitas, serta di tangan pribadi.<ref name="CM2"/>


Pada tahun 2008, ilmuwan Andrew J. Pask, Richard R. Behringer1 dan Marilyn B. Renfree melaporkan bahwa mereka berhasil merestorasi kemampuan gen ''[[Col2A1]]'' yang didapat dari jaringan harimau tasmania berusia 100 tahun dari koleksi museum. Mereka lalu menghidupkan kembali gen tersebut di dalam embrio tikus. Penelitian ini diharap dapat mengembalikan populasi harimau tasmania<ref>[http://www.plosone.org/article/info%3Adoi%2F10.1371%2Fjournal.pone.0002240 Resurrection of DNA Function In Vivo from an Extinct Genome] by Andrew J. Pask, Richard R. Behringer1 and Marilyn B. Renfree ''PLoS ONE'' [[21 Mei]] [[2008]]</ref><ref>[http://www.nature.com/news/2008/080520/full/news.2008.841.html Tasmanian tiger gene lives again] Nature News [[20 Mei]] [[2008]]</ref>
Pada tahun 2008, ilmuwan Andrew J. Pask, Richard R. Behringer, dan Marilyn B. Renfree melaporkan bahwa mereka berhasil mengembalikan gen ''[[Col2A1]]'' yang diperoleh dari jaringan harimau tasmania berusia 100 tahun dari koleksi museum. Mereka lalu menghidupkan kembali gen tersebut di dalam embrio tikus. Penelitian ini diharap dapat mengembalikan populasi harimau tasmania.<ref>{{cite journal |title=Resurrection of DNA function ''in vivo'' from an extinct genome |journal=PLoS ONE |volume=3 |issue=5 |pages=e2240 |year=2008 |pmid=18493600 |pmc=2375112 |doi=10.1371/journal.pone.0002240|author1=Pask |first1=A. J. |last2=Behringer |first2=R. R. |last3=Renfree |first3=M. B. |bibcode=2008PLoSO...3.2240P }}</ref><ref>{{cite journal|author=Sanderson, Katharine |title=Tasmanian tiger gene lives again|journal= Nature News |date=20 May 2008|doi=10.1038/news.2008.841}}</ref> Pada tahun yang sama, sekelompok peneliti lainnya berhasil melakukan [[sekuensing]] genom [[mitokondria|mitokondrial]] harimau tasmania dari dua spesimen yang disimpan di museum. Keberhasilan ini menunjukka nbahwa mungkin genom inti harimau tasmania dapat sepenuhnya di[[sekuensing]] dari spesimen-spesimen museum.<ref name="GR1"/>


== Referensi budaya ==
== Referensi budaya ==

Revisi per 11 Oktober 2018 14.23

Harimau tasmania[1]
Rentang fosil: Pliosen Awal-Holosen
Harimau tasmania di Washington D.C., kira-kira tahun 1906

Punah  (1936)  (IUCN 3.1)[2]
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Infrakelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
T. cynocephalus
Nama binomial
Thylacinus cynocephalus
(Harris, 1808)
Sejarah persebaran harimau tasmania di Tasmania[3]
Sinonim
Daftar
  • Didelphis cynocephala Harris, 1808
  • Dasyurus cynocephalus Geoffroy, 1810
  • Thylacinus harrisii Temminck, 1824
  • Dasyurus lucocephalus Grant, 1831
  • Thylacinus striatus Warlow, 1833
  • Thylacinus communis Anon., 1859
  • Thylacinus breviceps Krefft, 1868

Harimau tasmania (bahasa Latin: Thylacinus cynocephalus) adalah marsupialia karnivora terbesar pada masa modern. Hewan ini diberi julukan "harimau" karena memiliki punggung yang bercorak belang, namun ada juga yang menyebutnya serigala tasmania karena bentuk tubuh dan sifatnya mirip hewan dari famili Canidae. Hewan ini merupakan hewan asli Australia, Tasmania, dan Papua. Harimau tasmania mengalami kepunahan pada abad ke-20, padahal hewan ini merupakan spesies terakhir dari familinya, Thylacinidae. Spesimen-spesimen anggota famili Thylacinidae sendiri telah ditemukan dalam rekaman fosil yang dapat ditilik kembali hingga kala Oligosen.

Berdasarkan bukti-bukti yang ada, hewan ini adalah hewan nokturnal yang cukup pemalu, dengan bentuk tubuh yang mirip dengan anjing, kecuali untuk ekornya yang kaku, kantong di perut (mirip dengan kanguru), serta corak belang di punggungnya. Harimau tasmania merupakan predator puncak seperti harimau dan serigala di Belahan Utara. Namun, hewan ini sama sekali tidak berkerabat dekat dengan hewan-hewan tersebut karena harimau tasmania tergolong sebagai marsupialia, tetapi akibat proses evolusi konvergen hewan ini memiliki bentuk tubuh dan adaptasi yang mirip dengan mereka. Kerabat terdekatnya pada masa modern adalah setan tasmania atau numbat. Harimau tasmania merupakan salah satu dari dua spesies marsupialia di dunia dengan kantong pada hewan betina dan jantan (yang lainnya adalah (oposum air). Kantong pada harimau tasmania jantan berfungsi sebagai selaput pelindung yang menutupi organ reproduksi luarnya saat ia melewati belukar-belukar tebal. Harimau tasmania telah dideskripsikan sebagai predator yang ulung berkat kemampuannya untuk bertahan hidup dan memburu mangsa di wilayah yang jarang dihuni.[3]

Harimau tasmania telah menjadi hewan yang amat langka atau bahkan punah di benua Australia sebelum masa penjajahan Britania, namun hewan ini berhasil bertahan di Pulau Tasmania bersama dengan sejumlah spesies endemik lainnya, termasuk setan tasmania. Selain akibat perburuan berhadiah yang berlebihan, kepunahan hewan ini mungkin juga dipicu oleh serangan penyakit, kedatangan spesies anjing, dan gangguan manusia terhadap habitatnya. Meskipun secara resmi dianggap telah punah, laporan tentang terlihatnya hewan ini masih muncul, walaupun belum ada yang terbukti.

Evolusi

Illustrasi Thylacinus potens, hidup pada masa Miosen, yang dianggap sebagai saudara harimau tasmania terbesar yang diketahui.

Harimau tasmania modern pertama kali muncul sekitar empat juta tahun lalu. Spesies dari famili Thylacinidae telah ada sejak awal kala Miosen; semenjak awal era 1990-an, sedikitnya tujuh spesies telah ditemukan dalam bentuk fosil di Riversleigh, bagian dari Taman Nasional Lawn Hill di Queensland barat laut.[4][5] Harimau tasmania dickson (Nimbacinus dicksoni), spesies tertua dari antara ketujuh spesies yang ditemukan, dapat ditilik kembali ke masa sekitar 23 juta tahun yang lalu. Thylacinidae yang ini jauh lebih kecil daripada kerabat-kerabatnya.[6] Spesies terbesar, yaitu Thylacinus potens yang tumbuh hingga seukuran serigala, merupakan satu-satunya spesies yang masih bertahan hingga kala Miosen akhir.[7] Pada kala Pleistosen akhir dan Holosen awal, harimau tasmania modern tersebar luas (meskipun tidak banyak jumlahnya) di Australia dan Pulau Papua.[8]

Tengkorak harimau tasmania (kiri) dan serigala abu-abu (Canis lupus) sangat mirip meskipun spesiesnya tidak berkerabat. Penelitian menunjukan bentuk tengkorak rubah merah, Vulpes vulpes, bahkan lebih mirip dengan harimau tasmania.[9]

Sebagai contoh evolusi konvergen, harimau tasmania memiliki banyak kemiripan dengan anggota famili Canidae di belahan utara: gigi yang tajam, rahang yang kuat, pergelangan kaki yang terangkat, dan bentuk tubuh yang serupa. Di Australia, harimau tasmania mengisi relung ekologi yang serupa dengan anjing di belahan dunia lainnya, sehingga perkembangan mereka pun serupa. Namun, perlu ditegaskan bahwa hewan ini tidak berkerabat dengan predator-predator di Belahan Utara.[10]

Hewan ini mudah dibedakan dari anjing yang sesungguhnya karena corak belang pada punggungnya, tapi tidak dengan kerangkanya. Mahasiswa zoologi di Oxford diberi tugas mengidentifikasi 100 spesimen zoologi sebagai bagian dari ujian akhir. Beredar kabar [di kalangan mahasiswa], setiap kali tengkorak 'anjing' diperlihatkan, supaya aman bisa langsung ditebak sebagai Thylacinus, alasannya bila tengkorak yang jelas-jelas tengkorak anjing diujikan, pastinya itu soal jebakan. Kemudian pada suatu tahun, berkat inisiatif dosen penguji, tengkorak anjing yang asli diletakkan untuk menjebak mahasiswa. Cara yang paling mudah untuk mengetahui perbedaannya adalah adanya dua lubang mencolok di tulang langit-langit mulut, yang merupakan karakteristik marsupialia pada umumnya.[11]

Penemuan dan taksonomi

Lukisan batu harimau tasmania di Ubirr, Australia.

Penduduk asli Australia telah mengenal harimau tasmania sejak lama, terbukti dari adanya seni batu yang dapat ditilik kembali paling tidak ke tahun 1000 SM.[12] Lukisan petroglif harimau tasmania telah ditemukan di daerah seni batu Dampier di Murujuga, Australia Barat. Pada saat penjelajah Eropa pertama tiba, binatang ini sudah punah di daratan Australia dan jarang ditemui di Tasmania. Ketika Abel Tasman dan rombongannya tiba di Tasmania pada tahun 1642, mereka menemukan jejak kaki "binatang buas yang memiliki cakar seperti harimau".[13] Marc-Joseph Marion du Fresne, yang datang dengan menumpangi kapal Mascarin pada tahun 1772, melaporkan bahwa ia telah melihat seekor "kucing harimau".[14] Laporan ini tidak dapat ditelan mentah-mentah sebagai bukti penampakan harimau tasmania, karena quoll harimau (Dasyurus maculatus) memiliki deskripsi yang serupa. Perjumpaan pertama yang dapat dipastikan sebagai perjumpaan dengan harimau tasmania adalah perjumpaan hewan tersebut dengan para penjelajah Prancis pada tanggal 13 Mei 1792, seperti yang dicatat oleh Jacques Labillardière dalam jurnalnya. Kemudian, pada tahun 1805, Letnan Gubernur Tasmania William Paterson mengirimkan sebuah deskripsi lengkap untuk diterbitkan di koran Sydney Gazette.[15]

Deskripsi ilmiah harimau tasmania yang pertama dibuat oleh George Harris pada tahun 1808, lima tahun setelah pendirian permukiman pertama di Pulau Tasmania.[16][17] Harris awalnya menempatkan harimau tasmania dalam genus Didelphis, yang telah diciptakan oleh Carolus Linnaeus untuk menggolongkan oposum Amerika. Harris mendeskripsikan harimau tasmania sebagai Didelphis cynocephala, "anjing berkepala oposum". Setelah marsupialia Australia diakui sebagai kelompok yang berbeda dari mamalia lainnya, dibuatlah skema klasifikasi yang baru, dan pada tahun 1796 Geoffroy Saint-Hilaire menciptakan genus Dasyurus dan ia menempatkan harimau tasmania di dalam genus tersebut pada tahun 1810. Untuk menghindari percampuran tata nama Yunani dan Latin, nama spesiesnya diubah menjadi cynocephalus. Pada tahun 1824, hewan ini dimasukkan ke dalam genusnya tersendiri, yaitu Thylacinus, oleh Temminck.[18] Nama umum hewan ini dalam bahasa Inggris, thylacine, berasal dari nama genus ini, yang berakar dari kata dalam bahasa Yunani θύλακος (thylakos), yang berarti kantung.[19]

Menurut beberapa hasil penelitian, harimau tasmania merupakan anggota basal dari ordo Dasyuromorphia, dan setan tasmania merupakan kerabat terdekatnya. Namun, hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Genome Research pada Januari 2009 menunjukkan bahwa numbat lebih basal daripada setan tasmania. Maka dari itu, kladogramnya dapat digambarkan sebagai berikut:[20]

Dasyuromorphia

Thylacinus (harimau tasmania)

Myrmecobius (numbat)

Sminthopsis (dunart)

Phascogale (wambenger)

Dasyurus (quoll)

Deskripsi

Spesimen harimau tasmania di Madrid

Deskripsi tentang harimau tasmania bermacam-macam karena bukti yang ada hanya terbatas pada spesimen joey, rekaman fosil, sisa-sisa kulit dan kerangka, foto dan film hitam putih harimau tasmania di penangkaran, serta laporan dari lapangan. Harimau tasmania merupakan predator terbesar di Australia hingga masa ketika dingo dibawa oleh manusia sekitar 3.500 tahun yang lalu.[21] Harimau tasmania mirip dengan anjing besar, dan banyak pemukim Eropa yang juga telah membandingkan harimau tasmania dengan hiena.[10] Harimau tasmania dewasa memiliki panjang tubuh yang berkisar antara 100-130 cm, ditambah dengan ekor sepanjang 50-65 cm.[22] Tinggi harimau tasmania di bagian pundak mencapai 60 cm, dan massanya tercatat sekitar 20-30 kg.[22] Harimau tasmania memiliki kepala yang besar, yang akan melebar seiring bertambahnya usia. Mereka memiliki rinarium (ujung hidung) yang "telanjang". Tulang belakangnya cukup seimbang, dan panjang tungkai belakangnya kurang lebih setara dengan tungkai depannya.[23]

Harimau tasmania mempunyai ekor yang kaku dan membentang seperti ekor kanguru, tetapi ekor ini tidak dapat dikibas-kibaskan secara lateral seperti anjing. Harimau tasmania juga memiliki 15 sampai 20 garis belang di punggung, bokong, dan ekornya.[23] Garis-garisnya lebih terlihat jelas pada spesimen yang lebih muda, dan lalu memudar seiring dengan bertambahnya usia.[23] Salah satu garisnya membentang ke bawah ke bagian belakang paha. Rambut di tubuhnya tebal dan lembut, dengan panjang hingga 15 mm. Saat masih muda, ujung ekor harimau tasmania memiliki semacam jambul. Telinganya tegak dan berbentuk bundar dengan panjang sekitar 8 cm dan dilapisi oleh rambut-rambut yang pendek.[24] Warna hewan ini bermacam-macam dari coklat muda kekuningan hingga coklat tua, sementara perutnya berwarna krem.[25]

Terdapat sedikit dimorfisme seksual pada hewan ini, karena hewan jantan sedikit lebih besar daripada hewan betina.[26] Harimau tasmania betina memiliki kantong di perut dengan empat puting susu; namun, tidak seperti marsupialia lainnya, kantong perutnya terbuka ke bagian belakang tubuhnya. Sementara itu, harimau tasmania jantan memiliki kantong di daerah skrotum dan mereka dapat menarik kantung pelir mereka ke dalam kantong tersebut.[23]

Semua rekaman video harimau tasmania yang masih hidup

Harimau tasmania dapat membuka rahangnya hingga mencapai sudut 80°.[27] Kemampuan ini dapat terlihat dalam rekaman film pendek hitam putih buatan David Fleay dari tahun 1933. Rahangnya memiliki otot (walaupun otot tersebut lemah) dan 46 gigi.[24]

Jejak kaki harimau tasmania dengan mudah dibedakan dari binatang-binatang lainnya.

Harimau tasmania betina telah diamati melompat setinggi 1,8 hingga 2,4 m dari lantai kandang ke bagian atas tembok. Hewan ini tampaknya memiliki dua cara pergerakan, yaitu berjalan dengan empat kaki seperti kebanyakan mamalia, atau melompat secara bipedal seperti kanguru.[23] Sementara itu, jejak kaki harimau tasmania dapat dibedakan dari binatang lainnya; tidak seperti rubah, kucing, anjing, wombat atau setan tasmania, harimau tasmania memiliki satu bantalan belakang yang besar dan empat bantalan depan yang tersusun seperti garis yang hampir lurus.[28] Kaki belakangnya mirip dengan kaki depan, tetapi memiliki 4 jari kaki dan bukan 5. Cakar mereka tidak dapat ditarik masuk.[23]

Hasil penelitian awal menunjukkan bahwa harimau tasmania memiliki indra penciuman yang kuat yang membuatnya dapat melacak mangsa,[28] tetapi analisis struktur otaknya menemukan bahwa bulbus olfaktorius harimau tasmania tidak berkembang dengan baik. Binatang ini mungkin lebih mengandalkan penglihatan dan pendengaran ketika berburu.[23] Beberapa pengamat mendeskripsikan harimau tasmania sebagai hewan yang memiliki bau yang kuat dan istimewa, sementara yang lain menggambarkannya sebagai hewan dengan bau binatang yang samar-samar, dan bahkan ada juga yang menganggapnya tidak bau sama sekali. Terdapat kemungkinan bahwa hewan ini mengeluarkan bau ketika sedang merasa terganggu, seperti yang terjadi pada kerabat dekatnya, setan tasmania.[29]

Pengamat harimau tasmania di alam bebas dan di penangkaran mencatat bahwa binatang tersebut akan menggeram dan mendesis ketika diganggu, yang seringkali diikuti oleh kuapan yang mengancam. Saat sedang berburu, harimau tasmania akan mengeluarkan semacam gonggongan seperti batuk yang berlangsung cepat yang berulang kali, mungkin untuk berkomunikasi dengan harimau tasmania yang lain.[30] Harimau tasmania juga mengeluarkan teriakan rengekan yang panjang (kemungkinan untuk identifikasi dari kejauhan) dan suara dengus panjang yang digunakan untuk komunikasi antar anggota keluarga.[31]

Ekologi dan sifat

Salah satu dari dua foto harimau tasmania dengan kantong yang ditempati oleh anaknya. Kebun Binatang Adelaide, 1889.

Harimau tasmania mungkin menyukai hutan eukaliptus kering, lahan basah, dan padang rumput di Australia.[28] Lukisan batu karya penduduk asli Australia menunjukkan bahwa harimau tasmania hidup di Australia dan Pulau Papua. Bukti keberadaan binatang ini di Australia berasal dari bangkai yang ditemukan di sebuah gua di dataran Nullarbor di Australia Barat pada tahun 1990; penanggalan radiokarbon menunjukkan bahwa bangkai itu berusia sekitar 3.300 tahun.[32]

Keluarga harimau tasmania di Kebun Binatang Beaumaris, Hobart, pada tahun 1909.
Keluarga harimau tasmania di Kebun Binatang Beaumaris Zoo, Hobart, pada tahun 1910.

Di Tasmania, harimau tasmania lebih menyukai daerah hutan di pedalaman dan lahan kosong di dekat pantai.[33] Corak belang di tubuhnya mungkin memberikan kamuflase di wilayah hutan,[23] tetapi dapat juga berfungsi sebagai identifikasi.[34] Jangkauan tempat tinggalnya berkisar antara 40 sampai 80 km².[25] Harimau tasmania tampaknya tetap berada di dalam kawasan tersebut tanpa menjadi hewan yang teritorial; kawanan yang terlalu besar jumlahnya untuk disebut keluarga kadang-kadang terlihat sedang bersama.[35]

Harimau tasmania adalah binatang yang nokturnal (muncul pada malam hari) dan pemburu krepuskular (aktif pada waktu senja dan fajar). Hewan ini menghabiskan waktu siang hari di gua kecil atau batang pohon berlubang di sebuah sarang ranting pohon atau pakis. Harimau tasmania seringkali lari ke bukit dan hutan untuk berlindung selama siang hari dan lalu keluar ke lahan terbuka untuk berburu pada malam hari. Pengamatan awal menunjukkan bahwa binatang tersebut umumnya bersifat pemalu; mereka sadar akan keberadaan manusia dan mencoba menghindarinya, walaupun kadang-kadang hewan ini juga menunjukkan sikap ingin tahu.[30]

Terdapat bukti bahwa mungkin mereka berkembang biak sepanjang tahun (terutama mengingat bahwa dari hasil pembunuhan harimau tasmania secara selektif, seringkali ditemukan joey di kantong harimau tasmania betina), walaupun puncak musim berkembang biak berlangsung pada saat musim dingin dan musim semi.[23] Setiap kali hewan ini beranak, dapat dihasilkan lebih dari empat anak (biasanya dua atau tiga), dan lalu yang masih kecil akan dibawa di dalam kantong hingga selama tiga bulan dan akan terus dilindungi sampai anak-anak itu paling tidak berukuran setengah dewasa. Anak yang lahir awalnya buta dan tidak memiliki rambut, tetapi mata mereka terbuka ketika meninggalkan kantong perut.[23] Setelah meninggalkan kantong perut, dan sampai mereka cukup besar, anak-anak akan tetap berada di sarang mereka sementara sang induk akan berburu.[36] Harimau tasmania hanya berhasil berkembang biak sekali di penangkaran, yaitu di Kebun Binatang Melbourne pada tahun 1899.[37] Harapan hidup mereka di alam bebas diperkirakan lima hingga tujuh tahun, walaupun harimau tasmania di penangkaran mampu bertahan sampai sembilan tahun.[28]

Makanan

Analisis tulang yang menunjukkan bahwa ketika berburu, harimau tasmania lebih mengandalkan stamina daripada kecepatan saat mengejar.

Hewan ini merupakan hewan karnivora. Mangsa harimau tasmania diduga meliputi kanguru, walabi, wombat, serta burung dan binatang kecil seperti potoroo dan posum. Emu tasmania mungkin juga pernah menjadi mangsanya. Emu adalah burung besar yang tidak dapat terbang dan berbagi habitat dengan harimau tasmania, tetapi burung ini diburu oleh manusia sampai punah sekitar tahun 1850, kemungkinan bertepatan dengan berkurangnya jumlah harimau tasmania.[38] Pada abad ke-20, harimau tasmania sering digambarkan sebagai hewan yang haus darah; menurut Robert Paddle, kepopuleran cerita ini kemungkinan berasal dari suatu kabar yang didengar oleh Geoffrey Smith (1881–1916) di sebuah pondok gembala.[39] Akibatnya, para pemukim Eropa meyakini bahwa harimau tasmania memangsa domba dan unggas mereka.[40] Di penangkaran, harimau tasmania diberi berbagai jenis makanan, seperti kelinci dan walabi mati serta daging sapi, daging domba, daging kuda, dan kadang-kadang unggas.[41] Namun, Michael Sharland menerbitkan sebuah artikel pada tahun 1957 yang menyatakan bahwa harimau tasmania di penangkaran menolak makan walabi mati atau membunuh dan memakan walabi hidup yang diberikan kepadanya, tetapi "pada akhirnya mau makan setelah mencium bau darah walabi yang baru mati di depan hidungnya."[42]

Perut binatang ini berotot dan dapat digembungkan, sehingga mereka dapat makan dalam jumlah besar; kemungkinan ini adalah hasil adaptasi untuk "mengganti rugi" masa ketika perburuan tidak berhasil dan makanan pun jarang.[23] Analisis tulang harimau tasmania dan pengamatan di penangkaran menunjukkan bahwa hewan ini cenderung mengincar satu hewan saja dan akan mengejarnya hingga hewan itu kelelahan. Beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa harimau tasmania mungkin pernah berburu dalam kelompok keluarga yang kecil: kelompok utama akan menggiring mangsa ke arah individu yang sedang menunggu untuk melakukan penyergapan.[16] Para pemasang perangkap juga melaporkan bahwa hewan ini tergolong sebagai predator penyergap.[23] Namun, hasil penelitian dari Universitas New South Wales pada tahun 2011 yang menggunakan pemodelan komputer menunjukkan bahwa hewan ini memiliki rahang yang lemah, sehingga kemungkinan mereka hanya dapat memangsa hewan-hewan kecil seperti bandekut dan posum.[43] Jika benar, maka mereka tidak akan mampu memangsa hewan besar seperti domba.[43]

Kepunahan

Bangkai harimau tasmania yang digantung. Foto diambil dari tahun 1869.

Australia kehilangan lebih dari 90% vertebrata-vertebrata darat besarnya sekitar 40.000 tahun yang lalu, kecuali kanguru dan harimau tasmania.[44] Hasil kajian dari tahun 2010 yang menyelidiki hal ini menunjukkan bahwa manusia kemungkinan merupakan salah satu faktor utama yang memicu kepunahan hewan-hewan tersebut dengan faktor tambahan dari perubahan iklim dan peristiwa kebakaran, walaupun para peneliti dalam kajian tersebut memperingatkan bahwa penjelasan yang hanya bergantung pada satu faktor saja itu terlalu sederhana.[44] Harimau tasmania sendiri kemungkinan sudah hampir punah di daratan Australia sekitar 2.000 tahun yang lalu.[2] Namun, keberadaan harimau tasmania di Australia Selatan (walaupun terbatas di daerah yang jarang penduduknya dan di Pegunungan Flinders) dan New South Wales (Blue Mountains) telah dilaporkan paling tidak dari era 1830-an oleh penduduk asli maupun oleh orang Eropa.[45] Kepunahan hewan ini di daratan Australia diduga disebabkan oleh persaingan dengan penduduk asli Australia dan dingo yang merupakan spesies pendatang. Johnson dan Wroe mengamati bahwa kedatangan dingo mungkin telah memicu kepunahan setan tasmania, harimau tasmania, dan burung Tribonyx mortierii di daratan Australia, karena dingo mungkin bersaing dengan harimau tasmania dan setan tasmania dalam upaya untuk memangsa burung Tribonyx mortierii, tetapi para peneliti ini juga menyimpulkan bahwa bertambahnya jumlah manusia sekitar 4.000 tahun yang lalu mungkin juga semakin memperparah keadaan.[46] Sempat muncul keraguan mengenai dampak dingo terhadap harimau tasmania, karena dingo berburu pada siang hari, sementara harimau tasmania diduga berburu pada malam hari. Selain itu, harimau tasmania memiliki tubuh yang lebih kuat, sehingga kemungkinan mereka lebih unggul jika harus bertarung.[47] Namun, hasil penelitian morfologis terhadap tengkorak dingo dan harimau tasmania menunjukkan bahwa meskipun gigitan dingo lebih lemah, tengkorak mereka dapat menahan tekanan yang lebih besar, sehingga mereka lebih mampu menjatuhkan mangsa yang lebih besar ketimbang harimau tasmania. Selain itu, lingkungan mereka sebenarnya memang saling bertumpang tindih: subfosil harimau tasmania telah ditemukan berdekatan dengan dingo. Maka dari itu, penggunaan dingo sebagai hewan untuk berburu oleh penduduk asli mungkin menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan kepunahan harimau tasmania.[8]

Foto karya Henry Burrell dari tahun 1921 yang banyak disebarluaskan. Di dalam foto ini, seekor harimau tasmania terlihat sedang menggigit seekor ayam, dan mungkin foto ini semakin memperkuat reputasi harimau tasmania sebagai pencuri unggas. Faktanya, gambar itu dipotong untuk menyembunyikan pagar, dan analisis seorang peneliti menunjukkan bahwa "harimau tasmania" di gambar ini adalah spesimen hasil awetan yang dipasang untuk difoto.[48]

Meskipun harimau tasmania terlebih dulu punah di daratan Australia, spesies ini berhasil bertahan di Pulau Tasmania hingga era 1930-an. Pada waktu bangsa Eropa mendirikan permukiman pertama mereka di Tasmania, harimau tasmania paling banyak tersebar di wilayah timur laut, barat laut, dan pedalaman utara.[33] Hewan ini jarang terlihat pada masa itu, akan tetapi spesies tersebut mulai dianggap sebagai biang keladi penyerangan terhadap domba. Akibatnya, muncullah sayembara untuk mengurangi jumlah harimau tasmania. Van Diemen's Land Company menawarkan hadiah paling tidak dari tahun 1830, sementara pemerintah Tasmania dari tahun 1888 sampai 1909 menawarkan £1 untuk setiap kepala harimau tasmania (sama dengan £100 atau lebih saat ini) dan 10 shilling untuk anaknya. Secara keseluruhan, pemerintah telah memberikan 2.184 hadiah, namun kemungkinan jumlah harimau tasmania yang dibunuh jauh lebih banyak.[28] Kepunahannya seringkali dikaitkan dengan upaya pemusnahan yang dilakukan oleh para petani dan pemburu bayaran.[28] Walaupun begitu, kemungkinan terdapat sejumlah faktor yang mengakibatkan kepunahan hewan ini di Pulau Tasmania, termasuk kompetisi dengan anjing liar yang dibawa oleh pendatang Eropa,[49] berkurangnya habitat, kepunahan spesies mangsa, dan penyakit yang menyerang banyak spesies di penangkaran pada saat itu.[25][50] Hasil penelitian yang diterbitkan pada tahun 2012 juga menyatakan bahwa apabila tidak ada faktor penyakit, kepunahan harimau tasmania masih dapat dicegah atau paling tidak dapat ditunda, tetapi penyakit tersebut dianggap telah menyebar terlalu cepat.[51] Apapun alasannya, harimau tasmania sudah menjadi sangat langka di alam bebas pada akhir era 1920-an. Walaupun hewan ini dibenci karena dianggap sebagai pemangsa domba, pada tahun 1928 Tasmanian Advisory Committee for Native Fauna menyarankan pendirian cagar untuk melindungi harimau tasmania yang tersisa, dan tempat yang dianggap cocok adalah daerah Arthur-Pieman di Tasmania barat.[52]

Wilf Batty dengan harimau tasmania liar terakhir yang dibunuh

Harimau tasmania liar terakhir dibunuh dengan cara ditembak pada tahun 1930 oleh petani Wilf Batty di Mawbanna di Tasmania barat laut. Hewan ini (diduga jantan) sebelumnya terlihat di sekitaran kandang ayam Batty selama beberapa minggu.[53][54]

Hasil penelitian pada tahun 2012 menyelidiki keanekaragaman genetik pada harimau tasmania sebelum kepunahan mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa keanekaragaman genetika mereka rendah karena mereka terisolasi dari daratan Australia.[55] Hasil penyelidikan pada tahun 2017 lalu menemukan bukti bahwa berkurangnya keanekaragaman genetik sudah mulai dari masa sebelum manusia tiba di Australia, dan mungkin sudah berlangsung sejak 70-120 ribu tahun yang lalu.[56]

Benjamin dan pencarian

Harimau tasmania terakhir di penangkaran, yang nantinya dijuluki Benjamin (walaupun jenis kelaminnya tidak diketahui secara pasti), ditangkap di Lembah Florentine oleh Elias Churchill pada tahun 1933 dan dikirim ke Kebun Binatang Hobart. Benjamin hidup di sana selama tiga tahun. Benjamin meninggal pada tanggal 7 September 1936, kemungkinan akibat kelalaian. Ia terkunci di luar tempat tidurnya yang tertutup, sehingga ia menjadi korban cuaca Tasmania yang ekstrem pada saat itu: siang hari yang amat panas dan malam hari yang sangat dingin.[57] Benjamin muncul di dalam rekaman video harimau tasmania yang terakhir sepanjang 62 detik yang diabadikan pada tahun 1933.[58] Hari Spesies Terancam Nasional diadakan tiap tahunnya pada tanggal 7 September di Australia untuk mengenang Benjamin. Perayaan ini digelar sejak tahun 1996.[59]

Foto Benjamin pada tahun 1933. Kantong di daerah skrotumnya tidak terlihat di gambar ini atau gambar dan video lainnya, sehingga muncul anggapan bahwa "Benjamin" adalah seekor betina. Namun, analisis dari tahun 2011 menunjukkan bahwa "Benjamin" adalah seekor jantan.

Jenis kelamin Benjamin telah diperdebatkan semenjak kematiannya. Pada tahun 2011, penyelidikan bingkai video Benjamin menunjukkan bahwa ia adalah seekor jantan. Dengan meningkatkan pencahayaan menjadi 20% dan kontras menjadi 45%, keberadaan testis dapat terlihat.[60]

Setelah kematian Benjamin, Kebun Binatang Hobart merasa bahwa mereka akan segera menemukan penggantinya,[53] dan kematian Benjamin tidak dilaporkan di media pada saat itu.[61] Walaupun terdapat gerakan konservasi yang menuntut perlindungan harimau tasmania sejak tahun 1901 (salah satunya karena semakin sulit mencari spesimen untuk dikoleksi di luar negeri), perlindungan baru ditetapkan pada tahun 1936 akibat permasalahan politik. Pemerintah Tasmania secara resmi melindungi hewan ini pada tanggal 10 Juli 1936, 59 hari sebelum spesimen terakhir meninggal di penangkaran.[62]

Seekor harimau tasmania dilaporkan telah ditembak dan difoto di Mawbanna pada tahun 1938. Dilaporkan hewan ini juga terlihat dari sebuah helikopter pada tahun 1957, walaupun laporan penampakan ini tidak dapat dikonfirmasi di darat. Selain itu, seekor binatang yang dibunuh di Sandy Cape pada malam hari tahun 1961 sempat diidentifikasi sebagai harimau tasmania.[53] Hasil pencarian berikutnya mengindikasikan bahwa hewan ini mungkin masih bertahan hidup di Tasmania hingga era 1960-an. Pencarian yang dilakukan oleh Dr. Eric Guiler dan David Fleay di Tasmania barat laut menemukan jejak kaki dan feses yang mungkin berasal dari harimau tasmania, dan mereka mengaku telah mendengar suara yang cocok dengan deskripsi suara harimau tasmania, ditambah mereka juga mengumpulkan bukti-bukti anekdotal dari orang-orang yang bersaksi pernah melihat hewan ini. Namun demikian, tidak ada bukti yang secara tegas menunjukkan bahwa harimau tasmania masih hidup di alam bebas.[10] Dari tahun 1967 hingga 1973, ahli zoologi Jeremy Griffith dan peternak James Malley melakukan pencarian yang paling mendalam, termasuk pencarian di pesisir barat Tasmania, pemasangan kamera otomatis, penyelidikan terhadap klaim penampakan, dan pembentukan Tim Ekspedisi Harimau Tasmania bersama dengan Dr. Bob Brown pada tahun 1972, tetapi bukti keberadaan hewan ini masih tetap tidak ditemukan.[63]

Harimau tasmania digolongkan sebagai "spesies terancam" sampai tahun 1980-an. Standar internasional pada masa itu menyatakan bahwa hewan baru dapat dinyatakan punah jika spesimennya tidak ditemukan selama 50 tahun. Semenjak kematian Benjamin pada tahun 1936, tidak lagi ditemukan bukti keberadaan hewan ini, sehingga harimau tasmania memenuhi kriteria tersebut dan lalu dinyatakan punah oleh IUCN pada tahun 1982.[2] Spesies ini juga dikeluarkan dari Lampiran I The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) pada tahun 2013.[64]

Penampakan yang belum dikonfirmasi

Ilustrasi dua ekor harimau tasmania dari tahun 1883.

The Australian Rare Fauna Research Association melaporkan bahwa menurut data dari daratan Australia, terdapat 3.800 laporan penampakan harimau tasmania sejak kepunahan hewan ini pada tahun 1936,[65] sementara Mystery Animal Research Centre of Australia mencatat 138 laporan penampakan hingga tahun 1998, dan Departemen Konservasi dan Pengelolaan Tanah menerima 65 laporan penampakan di Australia Barat pada periode yang sama.[30] Peneliti harimau tasmania Buck dan Joan Emburg dari Tasmania melaporkan 360 penampakan di Tasmania dan 269 penampakan di daratan Australia setelah terjadinya kepunahan, dan angka ini diperoleh dari beberapa sumber.[66] Di daratan Australia, penampakan paling sering dilaporkan di negara bagian Victoria bagian selatan.[67]

Beberapa penampakan telah menarik perhatian media. Pada tahun 1973, Gary dan Liz Doyle merekam film 8 mm sepanjang sepuluh detik yang menunjukkan hewan tak dikenal yang sedang menyeberangi jalan di Australia Selatan.[68] Upaya untuk mengenali hewan tersebut sulit dilakukan akibat kualitas rekaman yang buruk.[69] Pada tahun 1982, seorang peneliti dari Tasmania Parks and Wildlife Service, Hans Naarding, mengaku bahwa ia pernah melihat seekor harimau tasmania selama tiga menit pada malam hari di sebuah tempat di dekat Sungai Arthur, Tasmania barat laut. Akibat penampakan ini, dilakukan pencarian sepanjang tahun yang didanai oleh pemerintah.[70] Kemudian, pada tahun 1985, seorang pelacak berlatar belakang Aborigin yang bernama Kevin Cameron mengabadikan lima foto yang diklaim sebagai seekor harimau tasmania yang sedang menggali di Australia Barat.[71]

Pada Januari 1995, seorang petugas dari Tasmania Parks and Wildlife Service melaporkan bahwa ia telah melihat seekor harimau tasmania di Pyengana, Tasmania timur laut. Pencarian kemudian dilakukan, tetapi tidak membuahkan hasil.[72] Pada tahun 1997, warga setempat dan misionaris di dekat Gunung Cartenz di Irian Jaya mengaku telah melihat harimau tasmania.[73][74] Penduduk setempat rupanya sudah mengetahui tentang Harimau Tasmania selama bertahun-tahun, tetapi baru membuat laporan resmi pada saat itu.[75] Pada Februari 2005, seorang wisatawan Jerman yang bernama Klaus Emmerichs mengklaim bahwa ia telah mengabadikan foto harimau tasmania yang ia lihat di dekat Taman Nasional Gunung Cradle-Danau St Clair, tetapi keaslian foto itu masih belum dipastikan.[76] Foto tersebut, yang hanya menunjukkan bagian punggung hewannya, tidak dianggap sebagai bukti yang memastikan bahwa harimau tasmania masih belum punah.[77]

Sayembara

Pada tahun 1983, Ted Turner menawarkan hadiah sebesar $100.000 untuk mereka yang dapat membuktikan keberadaan harimau tasmania.[78] Namun, surat yang menjawab pertanyaan dari seorang pencari harimau tasmania yang bernama Murray McAllister pada tahun 2000 mengatakan bahwa tawaran pemberian hadiah sudah dicabut.[79] Pada Maret 2005, majalah berita Australia The Bulletin, sebagai bagian dari perayaan ulang tahunnya yang ke-125, menawarkan hadiah sebesar $1,25 juta untuk mereka yang dapat menangkap harimau tasmania hidup-hidup. Ketika penawaran tersebut ditutup pada akhir Juni 2005, tidak ada satu pun yang dapat menunjukkan bukti keberadaan binatang tersebut. Selain itu, tawaran hadiah sebesar $1,75 juta juga pernah diajukan oleh Stewart Malcolm, seorang penyedia jasa wisata dari Tasmania.[77]

Penelitian dan proyek modern

Spesimen di Museum Zoologi Walter Rothschild, Tring, Inggris.
Tengkorak harimau tasmania di Museum dan Galeri Seni Tasmania.

Pada permulaan abad ke-20, kelangkaan harimau tasmania telah mendorong permintaan spesimen hewan ini dari kebun binatang di luar negeri.[80] Meskipun harimau tasmania telah dikirim ke luar negeri, upaya untuk mengembangbiakkan mereka di penangkaran tidak berhasil dan harimau tasmania terakhir di luar Australia meninggal di Kebun Binatang London pada tahun 1931.[81]

Museum Australia di Sydney mulai melakukan proyek kloning pada tahun 1999.[82] Proyek ini ingin menggunakan materi genetik yang diperoleh dari berbagai spesimen pada awal abad ke-20 untuk untuk mengkloning individu baru dan mengembalikan spesies dari kepunahan. Namun, beberapa pakar biologi molekuler telah menganggap proyek tersebut sebagai upaya untuk mencari publisitas, sementara pendukung utama proyek ini, yaitu Profesor Mike Archer, dinominasikan untuk memperoleh Bent Spoon Award ("Penghargaan Sendok Bengkok") dari kelompok Skeptik Australia pada tahun tahun 2002 yang biasanya diberikan kepada "pembuat omong kosong paranormal atau pseudoilmiah yang paling tidak masuk akal".[83]

Pada akhir tahun 2002, para ilmuan cukup berhasil memperoleh DNA harimau tasmania yang dapat direplikasi dari spesimen-spesimen yang ada.[84] Namun, pada tanggal 15 Februari 2005, Museum Australia mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan proyek tersebut setelah hasil uji coba menunjukkan bahwa DNA yang didapat dari spesimen tersebut terlalu rusak untuk dapat dimanfaatkan.[85][86] Pada Mei 2005, Michael Archer yang menjabat sebagai Dekan Ilmu Pengetahuan di Universitas New South Wales pada masa itu (dan juga merupakan mantan direktur Museum Australia) mengumumkan bahwa proyek ini dimulai lagi oleh sejumlah universitas dan institut penelitian.[77][87]

International Thylacine Specimen Database ("Basis Data Spesimen Harimau Tasmania Internasional") selesai dibuat pada April 2005, dan merupakan hasil dari proyek penelitian selama empat tahun untuk mencatat dan memfoto secara digital semua spesimen harimau tasmania yang diketahui keberadaannya di museum-museum, universitas-universitas, serta di tangan pribadi.[52]

Pada tahun 2008, ilmuwan Andrew J. Pask, Richard R. Behringer, dan Marilyn B. Renfree melaporkan bahwa mereka berhasil mengembalikan gen Col2A1 yang diperoleh dari jaringan harimau tasmania berusia 100 tahun dari koleksi museum. Mereka lalu menghidupkan kembali gen tersebut di dalam embrio tikus. Penelitian ini diharap dapat mengembalikan populasi harimau tasmania.[88][89] Pada tahun yang sama, sekelompok peneliti lainnya berhasil melakukan sekuensing genom mitokondrial harimau tasmania dari dua spesimen yang disimpan di museum. Keberhasilan ini menunjukka nbahwa mungkin genom inti harimau tasmania dapat sepenuhnya disekuensing dari spesimen-spesimen museum.[20]

Referensi budaya

Pada lambang Tasmania terdapat harimau tasmania sebagai pendukung.

Harimau tasmania digunakan sebagai simbol Tasmania. Binatang ini muncul pada lambang negara Tasmania. Harimau tasmania digunakan pada logo resmi pariwisata Tasmania dan dewan kota Launceston. Sejak tahun 1998, harimau tasmania ada pada plat lisensi mobil Tasmania.

Keadaan buruk harimau tasmania muncul pada kampanye The Wilderness Society berjudul Kami terbiasa berburu harimau tasmania. Harimau tasmania muncul pada produk bir Cascade Brewery dan pada iklan televisinya. Pada permainan video, Ty the Tasmanian Tiger adalah bintang dari triloginya sendiri. Pada awal tahun 1990-an, acara kartun "Taz-Mania" menunjukan karakter Wendell T. Wolf sebagai serigala Tasmania terakhir yang selamat. Tiger Tale adalah cerita anak-anak berdasarkan mitos Aborigin tentang bagaimana harimau tasmania mendapat garisnya. Harimau tasmania adalah maskot untuk tim kriket Tasmanian Tigers dan juga muncul pada perangko di Australia, Guinea Khatulistiwa, dan Mikronesia.[90]

Catatan kaki

  1. ^ Groves, C.P. (2005). Wilson, D.E.; Reeder, D.M., ed. Mammal Species of the World: A Taxonomic and Geographic Reference (edisi ke-3). Baltimore: Johns Hopkins University Press. hlm. 23. ISBN 0-801-88221-4. OCLC 62265494. 
  2. ^ a b c McKnight, M. (2008). "Thylacinus cynocephalus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2011.2. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 23 July 2010.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "IUCN" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  3. ^ a b Paddle (2000)
  4. ^ "Riversleigh". Australian Museum. 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 June 2006. Diakses tanggal 21 November 2006. 
  5. ^ "Is there a fossil Thylacine?". Australian Museum. 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 June 2009. Diakses tanggal 21 November 2006. 
  6. ^ "Lost Kingdoms: Dickson's Thylacine (Nimbacinus dicksoni)". Australian Museum. 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 March 2006. Diakses tanggal 21 November 2006. 
  7. ^ "Lost Kingdoms: Powerful Thylacine (Thylacinus potens)". Australian Museum. 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 March 2005. Diakses tanggal 21 November 2006. 
  8. ^ a b Johnson, C. N.; Wroe, S. (November 2003). "Causes of extinction of vertebrates during the Holocene of mainland Australia: arrival of the dingo, or human impact?". The Holocene. 13 (6): 941–948. Bibcode:2003Holoc..13..941J. doi:10.1191/0959683603hl682fa. 
  9. ^ Werdelin, L. (1986). "Comparison of Skull Shape in Marsupial and Placental Carnivores". Australian Journal of Zoology. 34 (2): 109–117. doi:10.1071/ZO9860109. 
  10. ^ a b c "Threatened Species: Thylacine – Tasmanian tiger, Thylacinus cynocephalus" (PDF). Parks and Wildlife Service, Tasmania. December 2003. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2 October 2006. Diakses tanggal 22 November 2006. 
  11. ^ Dawkins, Richard (2016). The Ancestor's Tale. Mariner Books. hlm. 277. 
  12. ^ Salleh, Anna (15 Desember 2004). "Rock art shows attempts to save thylacine". ABC Science Online. Diakses tanggal 21 November 2006. 
  13. ^ Rembrants. D. (1682) "A short relation out of the journal of Captain Abel Jansen Tasman, upon the discovery of the South Terra incognita; not long since published in the Low Dutch". Philosophical Collections of the Royal Society of London, (6), 179–86. Dikutip dalam Paddle (2000), hlm. 3.
  14. ^ Roth, H. L. (1891) "Crozet's Voyage to Tasmania, New Zealand, etc ... 1771–1772.". London. Truslove and Shirley. Dikutip dalam Paddle (2000), hlm. 3.
  15. ^ Paddle (2000), hlm. 3.
  16. ^ a b "Information sheet: Thylacine Thylacinus cynocephalus" (PDF). Victoria Museum. April 2005. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 9 November 2006. Diakses tanggal 21 November 2006. 
  17. ^ "Thylacinus cynocephalus (Harris, 1808)". Australian Faunal Directory. ABRS. 9 October 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 October 2012. Diakses tanggal 2 May 2009. 
  18. ^ Robert Paddle (2002). The Last Tasmanian Tiger: The History and Extinction of the Thylacine. Cambridge University Press. hlm. 5. ISBN 0-521-53154-3. 
  19. ^ Hoad, T. F., ed. (1986). The Concise Oxford Dictionary of English Etymology. Oxford: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-863120-0. 
  20. ^ a b Miller, W; Drautz, DI; Janecka, JE; et al. (February 2009). "The mitochondrial genome sequence of the Tasmanian tiger (Thylacinus cynocephalus)". Genome Res. 19 (2): 213–20. doi:10.1101/gr.082628.108. PMC 2652203alt=Dapat diakses gratis. PMID 19139089. 
  21. ^ Letnic, M.; Fillios, M.; Crowther, M. S. (2012). "Could Direct Killing by Larger Dingoes Have Caused the Extinction of the Thylacine from Mainland Australia?". PLoS ONE. 7 (5): e34877. Bibcode:2012PLoSO...734877L. doi:10.1371/journal.pone.0034877. PMC 3342279alt=Dapat diakses gratis. PMID 22567093. 
  22. ^ a b Bryant, Sally; Jackson, Jean; Threatened Species Unit, Parks & Wildlife Service, Tasmania (1999). Tasmania's Threatened Fauna Handbook. Bryant and Jackson. hlm. 190–193. ISBN 978-0-7246-6223-4. 
  23. ^ a b c d e f g h i j k l Dixon, Joan. "Fauna of Australia chap.20 vol.1b" (PDF). Australian Biological Resources Study (ABRS). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 8 January 2009. Diakses tanggal 22 November 2006. 
  24. ^ a b "Australia's Thylacine: What did the Thylacine look like?". Australian Museum. 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 Oktober 2009. Diakses tanggal 21 November 2006. 
  25. ^ a b c Guiler, Eric (2006). "Profile – Thylacine". Zoology Department, University of Tasmania. Diakses tanggal 21 November 2006. 
  26. ^ Jones, Menna (1997). "Character displacement in Australian dasyurid carnivores: size relationships and prey size patterns". Ecology. 78 (8): 2569–2587. doi:10.1890/0012-9658(1997)078[2569:CDIADC]2.0.CO;2. 
  27. ^ AFP (21 October 2003). "Extinct Thylacine May Live Again". Discovery Channel. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 October 2012. Diakses tanggal 28 November 2007. 
  28. ^ a b c d e f "Wildlife of Tasmania: Mammals of Tasmania: Thylacine, or Tasmanian tiger, Thylacinus cynocephalus". Parks and Wildlife Service, Tasmania. 2006. Diakses tanggal 21 November 2006. 
  29. ^ Paddle (2000), hlm. 49
  30. ^ a b c Heberle, G. (1977). "Reports of alleged thylacine sightings in Western Australia" (PDF). Sunday Telegraph [Sydney]: 46. Diarsipkan dari versi asli (w) tanggal 21 May 2013. Diakses tanggal 5 February 2012. 
  31. ^ Paddle (2000), hlm. 65–66
  32. ^ "Mummified thylacine has national message". National Museum of Australia, Canberra. 16 June 2004. Diakses tanggal 21 November 2006. 
  33. ^ a b "Australia's Thylacine: Where did the Thylacine live?". Australian Museum. 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 June 2009. Diakses tanggal 21 November 2006. 
  34. ^ Paddle (2000), hlm. 42–43.
  35. ^ Paddle (2000), hlm. 38–39
  36. ^ Paddle (2000), hlm. 60
  37. ^ Paddle (2000), hlm. 228–231
  38. ^ Paddle (2000), hlm. 81
  39. ^ Paddle (2000), hlm. 29–35
  40. ^ Paddle (2000), hlm. 79–138.
  41. ^ Paddle (2000), hlm. 96
  42. ^ Paddle (2000), hlm. 32.
  43. ^ a b Attard, M. R. G.; Chamoli, U.; Ferrara, T. L.; Rogers, T. L.; Wroe, S. (2011). "Skull mechanics and implications for feeding behaviour in a large marsupial carnivore guild: The thylacine, Tasmanian devil and spotted-tailed quoll". Journal of Zoology. 285 (4): 292. doi:10.1111/j.1469-7998.2011.00844.x. 
  44. ^ a b Prideaux, Gavin J.; Gully, Grant A.; Couzens, Aidan M. C.; Ayliffe, Linda K.; Jankowski, Nathan R.; Jacobs, Zenobia; Roberts, Richard G.; Hellstrom, John C.; Gagan, Michael K.; Hatcher, Lindsay M. (December 2010). "Timing and dynamics of Late Pleistocene mammal extinctions in southwestern Australia". Proceedings of the National Academy of Sciences. 107 (51): 22157–22162. Bibcode:2010PNAS..10722157P. doi:10.1073/pnas.1011073107. PMC 3009796alt=Dapat diakses gratis. PMID 21127262. 
  45. ^ Paddle (2000), hlm. 23–24.
  46. ^ Johnson, CN; Wroe, S. (September 2003). "Causes of Extinction of Vertebrates during the Holocene of Mainland Australia: Arrival of the Dingo, or Human Impact?". The Holocene. 13 (6): 941–948. Bibcode:2003Holoc..13..941J. doi:10.1191/0959683603hl682fa. 
  47. ^ "Introducing the Thylacine". The Thylacine Museum. Diakses tanggal 23 May 2007. 
  48. ^ Freeman, Carol (June 2005). "Is this picture worth a thousand words? An analysis of Henry Burrell's photograph of a thylacine with a chicken" (PDF). Australian Zoologist. 33 (1). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 5 September 2012. 
  49. ^ Boyce, James (2006). "Canine Revolution: The Social and Environmental Impact of the Introduction of the Dog to Tasmania". Environmental History. 11 (1): 102–129. doi:10.1093/envhis/11.1.102. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 September 2009. 
  50. ^ Paddle (2000), hlm. 202–203
  51. ^ Paddle, R. (2012). "The thylacine's last straw: Epidemic disease in a recent mammalian extinction". Australian Zoologist. 36 (1): 75–92. doi:10.7882/az.2012.008. 
  52. ^ a b "Pelt of a thylacine shot in the Pieman River-Zeehan area of Tasmania in 1930: Charles Selby Wilson collection". National Museum of Australia, Canberra. Diakses tanggal 9 January 2012. 
  53. ^ a b c Ley, Willy (December 1964). "The Rarest Animals". For Your Information. Galaxy Science Fiction. hlm. 94–103. 
  54. ^ "History – Persecution – (page 10)". The Thylacine Museum. 2006. Diakses tanggal 27 November 2006. 
  55. ^ Menzies, Brandon R.; Renfree, Marilyn B.; Heider, Thomas; Mayer, Frieder; Hildebrandt, Thomas B.; Pask, Andrew J. (18 April 2012). "Limited Genetic Diversity Preceded Extinction of the Tasmanian Tiger". PLoS ONE. 7 (4): e35433. Bibcode:2012PLoSO...735433M. doi:10.1371/journal.pone.0035433. PMC 3329426alt=Dapat diakses gratis. PMID 22530022. 
  56. ^ Feigin, Charles Y.; Newton, Alex H.; Doronina, Liliya; et al. (11 December 2017). "Genome of the Tasmanian tiger provides insights into the evolution and demography of an extinct marsupial carnivore". Nature Ecology & Evolution. 2: 182–192. doi:10.1038/s41559-017-0417-y. Diakses tanggal 13 December 2017. 
  57. ^ Paddle (2000). hlm. 195
  58. ^ Dayton, Leigh (19 May 2001). "Rough Justice". New Scientist. Diakses tanggal 15 February 2010. 
  59. ^ "National Threatened Species Day". Department of the Environment and Heritage, Australian Government. 2006. Diakses tanggal 21 November 2006. 
  60. ^ Sleightholme, Stephen (2011). "Confirmation of the gender of the last captive Thylacine". Royal Zoological Society of NSW. 35 (4): 953–956. doi:10.7882/AZ.2011.047. 
  61. ^ Edmonds, Penny; Stark, Hannah (6 April 2018). "'Specimen 91' and the hunt for London's thylacines". ABC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 5 April 2018. 
  62. ^ Paddle (2000), hlm. 184.
  63. ^ Park, Andy (July 1986). "Tasmanian tiger – extinct or merely elusive?". Australian Geographic. 1 (3): 66–83. 
  64. ^ "Amendments to appendices I and II of the Convention" (PDF). Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora. 19 April 2013. Diakses tanggal 16 December 2014. 
  65. ^ "ARFRA Information/FAQ". Australian Rare Fauna Research Association. 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 January 2011. Diakses tanggal 22 November 2006. 
  66. ^ Emburg, Buck & Emburg, Joan. "Thylacine Sightings Map". Tasmanian-tiger.com. Diakses tanggal 22 November 2006. 
  67. ^ "Thyla seen near CBD?". The Sydney Morning Herald. 18 Agustus 2003. Diakses tanggal 15 Februari 2010. 
  68. ^ TheThylacineVideos (6 November 2009). "Film of a Possible Thylacine - South Australia, 1973" – via YouTube. 
  69. ^ Hall, Phil (16 February 2007). "The Bootleg Files: "Footage of the Last Thylacine"". Film Threat. Diakses tanggal 14 Februari 2009. 
  70. ^ "Mystery that burns so bright". The Sydney Morning Herald. 9 May 2000. Diakses tanggal 15 February 2010. 
  71. ^ Douglas, Athol (1985). "Tigers in Western Australia". New Scientist. Reed International Limited. 110 (1505): 44–47. Diakses tanggal 16 Oktober 2012. 
  72. ^ Woodford, James (30 January 1995). "New bush sighting puts tiger hunter back in business". The Sydney Morning Herald. Diakses tanggal 21 November 2006. 
  73. ^ Dingoes, the thylacine's possible competitor, are now rare, if not extinct, in Western New Guinea.
  74. ^ "Canis lupus ssp. dingo". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2011.2. International Union for Conservation of Nature. 2004. Diakses tanggal 21 November 2006. 
  75. ^ Williams, Louise (15 April 1997). "Tassie tiger sighting claim in Irian Jaya". The Sydney Morning Herald. Diakses tanggal 21 November 2006. 
  76. ^ "Tourist claims to have snapped Tasmanian tiger". The Sydney Morning Herald. 1 March 2005. Diakses tanggal 21 November 2006. 
  77. ^ a b c Dasey, Daniel (15 May 2005). "Researchers revive plan to clone the Tassie tiger". The Sydney Morning Herald. Diakses tanggal 22 November 2006. 
  78. ^ Steger, Jason (26 March 2005). "Extinct or not, the story won't die". The Age. Melbourne. Diakses tanggal 22 November 2006. 
  79. ^ McAllister, Murray (2000). "Reward Monies Withdrawn". Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 December 2007. Diakses tanggal 22 November 2006. 
  80. ^ Department of the Environment (2018). Thylacinus cynocephalus dalam Species Profile and Threats Database, Department of the Environment, Canberra. Diakses 7 April 2018.
  81. ^ The hunt for London's thylacines shows a greater truth about Australian extinction The Conversation, 6 April 2018. Diakses 7 April 2018.
  82. ^ Leigh, Julia (30 Mei 2002). "Back from the dead". The Guardian. London. Diakses tanggal 22 November 2006. 
  83. ^ "Tasmanian tiger clone a fantasy: scientist". The Age. 22 August 2002. Diakses tanggal 28 December 2006. 
  84. ^ "Attempting to make a genomic library of an extinct animal". Australian Museum. 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 April 2010. Diakses tanggal 22 November 2006. 
  85. ^ "Museum ditches thylacine cloning project". ABC News Online. 15 February 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 October 2008. Diakses tanggal 22 November 2006. 
  86. ^ Smith, Deborah (17 February 2005). "Tassie tiger cloning 'pie-in-the-sky science'". The Sydney Morning Herald. Diakses tanggal 22 November 2006. 
  87. ^ Skatssoon, Judy (15 Februari 2005). "Thylacine cloning project dumped". ABC Science Online. Diakses tanggal 22 November 2006. 
  88. ^ Pask, A. J.; Behringer, R. R.; Renfree, M. B. (2008). "Resurrection of DNA function in vivo from an extinct genome". PLoS ONE. 3 (5): e2240. Bibcode:2008PLoSO...3.2240P. doi:10.1371/journal.pone.0002240. PMC 2375112alt=Dapat diakses gratis. PMID 18493600. 
  89. ^ Sanderson, Katharine (20 May 2008). "Tasmanian tiger gene lives again". Nature News. doi:10.1038/news.2008.841. 
  90. ^ Philip R. Burns (2003-07-06). "Thylacine Stamps". 

Daftar pustaka

  • Paddle, Robert (2000). The Last Tasmanian Tiger: the History and Extinction of the Thylacine. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-53154-2. 

Bacaan lanjutan

  • Bailey, C. (2013) Shadow of the Thylacine. Five mile press. ISBN 978-1-74346-485-4
  • Guiler, E. (1985) Thylacine: The Tragedy of the Tasmanian Tiger. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-554603-3
  • Guiler, E. & Godard, P. (1998) Tasmanian Tiger: A lesson to be learnt. Abrolhos Publishing. ISBN 978-0-9585791-0-0
  • Guiler, E. R. (1961a). "Breeding season of the thylacine". Journal of Mammalogy. 42 (3): 396–397. doi:10.2307/1377040. JSTOR 1377040. 
  • Guiler, E. R. (1961b). "The former distribution and decline of the Thylacine". Australian Journal of Science. 23 (7): 207–210. 
  • Lord, C. (1927). "Existing Tasmanian marsupials". Papers and Proceedings of the Royal Society of Tasmania. 61: 17–24. 
  • Lowry, D. C. (1967) "Discovery of a Thylacine (Tasmanian Tiger) Carcase in a Cave near Eucla, Western Australia". Helictite.
  • Owen, David (2003). Thylacine: the Tragic Tale of the Tasmanian Tiger. Allen & Unwin. ISBN 978-1-86508-758-0. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 April 2012. Diakses tanggal 28 August 2010. 
  • Pearce, R (1976). "Thylacines in Tasmania". Australian Mammal Society Bulletin. 3: 58. 
  • Sleightholme, S. & Ayliffe, N. (2005) International Thylacine Specimen Database. CD-Rom. Master Copy: Zoological Society, London
  • Smith, S. J. (1980) "The Tasmanian Tiger – 1980. A report on an investigation of the current status of thylacine Thylacinus cynocephalus, funded by the World Wildlife Fund Australia". Hobart: National Parks and Wildlife Service, Tasmania.

Pranala luar