Tirtayasa The Sultan of Banten
Tirtayasa The Sultan of Banten | |
---|---|
Sutradara | Darwin Mahesa |
Produser | Darwin Mahesa |
Skenario | Darwin Mahesa, Ade Ubaidil |
Pemeran | Krisna Murti Wibowo Claudio Damanik Cahya Taufiq Tubagus Dian Kurniawan |
Penata musik | Tya Subiakto |
Sinematografer | Ikbal Fadillah |
Penyunting | Darwin Mahesa Dilfiandi |
Perusahaan produksi | |
Distributor | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan |
Tanggal rilis |
|
Durasi | 30 menit |
Negara | Indonesia |
Bahasa | Indonesia |
Tirtayasa The Sultan of Banten merupakan film Indonesia tahun 2017 yang disutradarai oleh Darwin Mahesa dan musik oleh Tya Subiakto. Film dokudrama ini diproduksi oleh Kremov Pictures didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam fasilitasi komunitas sejarah tahun 2017. Dibintangi oleh sederet pemain lokal dan beberapa aktor Indonesia, seperti Krisna Murti Wibowo, Claudio, Damanik Cahya Taufiq, dan Tubagus Dian Kurniawan. Film ini mengangkat tema sejarah biografi perjuangan pahlawan Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten "Tirtayasa The Sultan of Banten". radarbanten.co.id. Diakses tanggal 13 Agustus 2017. Film ini mengeksplorasi tema kearifan lokal,film ini dirilis pada 21 November 2017 oleh Kremov Pictures.
Plot
[sunting | sunting sumber]Ketulusan, kemunafikan, pengkhianatan, permusuhan, persekutuan, pemberontakan, siasat dan adu domba melebur menjadi satu. Semua bermula dari sebuah perebutan kekuasaan. Puncak kejayaan dan masa keemasan Kesultanan Banten dahulu berhasil direngkuh di bawah kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa. Sebagaimana pepatah lama mengatakan, semakin tinggi pohon bertumbuh, semakin kuat pula angin yang menerpa tubuh. Pun dengan Kerajaan ini. Satu per satu rintangan dan musuh berdatangan, bukan saja dari luar namun dari dalam. Seperti yang dilakukan Sultan Haji. Siapa sangka, ia meramu siasat dengan Kapten Tack, si kompeni Belanda dan VOC yang licik dan penuh tipu muslihat. Kapten Tack bersama VOC berulah dengan memblokade perairan teluk Banten, sehingga para pedagang dari mancanegara kesulitan untuk masuk ke pelabuhan, ia hendak membangun kerja sama untuk memonopoli perdagangan. Tentu saja Sultan Ageng Tirtayasa menentangnya karena itu akan berpengaruh buruk pada perekonomian di Banten.
Produksi
[sunting | sunting sumber]Darwin Mahesa, yang sebelumnya sukses melalui Jawara Kidul, bertindak sebagai sutradara. sementara musisi ternama, Tya Subiakto, menyediakan musik untuk film ini. Penyanyi lokal Andhien Tyas menyumbangkan suaranya dalam lagu tema "Tirtayasa" diciptakan oleh Darwin Mahesa.