Tumpang sari: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambahkan Kategori:Wanatani menggunakan HotCat
Baris 17: Baris 17:
== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/7255/2004oha_oteng.doc?sequence=2 Penerapan model tumpang sari dan penggunaan pupuk majemuk pada agribisnis hortikultura dataran rendah dalam penanggulangan penurunan produktivitas lahan dan pendapatan usaha tani di desa mitra lingkar kampus IPB Darmaga]
* [http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/7255/2004oha_oteng.doc?sequence=2 Penerapan model tumpang sari dan penggunaan pupuk majemuk pada agribisnis hortikultura dataran rendah dalam penanggulangan penurunan produktivitas lahan dan pendapatan usaha tani di desa mitra lingkar kampus IPB Darmaga]

tanaman tumpang sari sangat bermanfaat karena menghasilkan keuntungan 2 kali dalam satu panen



{{pertanian-stub}}
{{pertanian-stub}}

Revisi per 24 April 2014 17.40

Berkas:Pemanfaatan lahan hutan dengan penanaman padi gogo..JPG
Pemanfaatan lahan hutan dengan penanaman padi gogo (wana tani).

Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan atau agak bersamaan. Tumpang sari yang umum dilakukan adalah penanaman dalam waktu yang hampir bersamaan untuk dua jenis tanaman budidaya yang sama, seperti jagung dan kedelai, atau jagung dan kacang tanah. Dalam kepustakaan, hal ini dikenal sebagai double-cropping. Penanaman yang dilakukan segera setelah tanaman pertama dipanen (seperti jagung dan kedelai atau jagung dan kacang panjang) dikenal sebagai tumpang gilir.

Tumpang sari dapat pula dilakukan pada pertanaman tunggal (monokultur) suatu tanaman perkebunan besar atau tanaman kehutanan sewaktu tanaman pokok masih kecil atau belum produktif. Hal ini dikenal sebagai tumpang sela (intercropping). Jagung atau kedelai biasanya adalah tanaman sela yang dipilih. Dalam kehutanan hal ini disebut sebagai wana tani. Suatu konsep serupa juga diterapkan bagi budidaya padi dan ikan air tawar yang dikenal sebagai mina tani.

Pola penanaman tumpang sari dapat memaksimalkan lahan dibandingkan pola monokultur karena:

  1. Hasil panen pada lahan tidak luas bisa beberapa kali dengan usia panen dan jenis tanaman berbeda,
  2. petani mendapat hasil jual yang saling menguntungkan atau menggantikan dari tiap jenis tanaman berbeda dan,
  3. resiko kerugian dapat ditekan karena terbagi pada setiap tanaman.

Penggunaan pupuk majemuk dalam tumpang sari lebih menguntungkan karena:

  • lebih murah dibandingkan dengan pupuk tunggal dan,
  • pemakaiannya sekali.

Namun sistem teknologi model tersebut masih sedikit orang yang melaksanakannya.

Pranala luar

tanaman tumpang sari sangat bermanfaat karena menghasilkan keuntungan 2 kali dalam satu panen