Analisis sitiran: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{inuseBP|BP12Mutia||5 April|4 April}} |
{{inuseBP|BP12Mutia||5 April|4 April}} |
||
[[File:Analisis Sitiran.gif|thumb|Pengertian Analisis Sitiran]] |
|||
'''Analisis Sitiran''' merupakan terjemahan kata '''''[[citation analysis]]'''''.<ref name="buku1">{{cite book|title=Pengantar Dokumentasi|author=Sulistyo-Basuki|year=2004|publisher=Rekayasa Sains|location=Bandung|page=71-75|isbn=979-97478-1-3}}</ref> Sitir menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya menyebut atau menulis kembali kata-kata yang telah disebut (ditulis) orang lain; mengutip.<ref name="kamus">{{cite book|title=Kamus Besar Bahasa Indonesia|author=Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa|year=2007|publisher=Balai Pustaka|location=Jakarta|page=1078|isbn=979-407-182-X|edition=3}}</ref> Pengeritian ini kalau dilihat dari [[Ilmu Informasi]] memiliki pengertian yang berlainan. <ref name="buku1"/> Dalam kaitannya dengan sitiran, dikenal dua istilah ialah ''referencing'' atau perujukan dan ''citation'' atau sitiran. <ref name="buku1"/>''Referencing'' mengarah pada perujukan ke karya yang telah ada sebelumnya dan mengutip pengarang sebelumnya sedangkan ''citation'' mengarah pada karya yang diacu yang dilakukan oleh pengarang sesudah karya yang diacu diterbitkan. <ref name="buku1"/>Sitiran merupakan hubungan anatara dokumen yang dikutip dengan dokumen yang mengutip. <ref name="buku1"/> Kajian tentang hubungan sitiran dalam segala aspek disebut fungsi analisis sitiran. <ref name="buku1"/> |
'''Analisis Sitiran''' merupakan terjemahan kata '''''[[citation analysis]]'''''.<ref name="buku1">{{cite book|title=Pengantar Dokumentasi|author=Sulistyo-Basuki|year=2004|publisher=Rekayasa Sains|location=Bandung|page=71-75|isbn=979-97478-1-3}}</ref> Sitir menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya menyebut atau menulis kembali kata-kata yang telah disebut (ditulis) orang lain; mengutip.<ref name="kamus">{{cite book|title=Kamus Besar Bahasa Indonesia|author=Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa|year=2007|publisher=Balai Pustaka|location=Jakarta|page=1078|isbn=979-407-182-X|edition=3}}</ref> Pengeritian ini kalau dilihat dari [[Ilmu Informasi]] memiliki pengertian yang berlainan. <ref name="buku1"/> Dalam kaitannya dengan sitiran, dikenal dua istilah ialah ''referencing'' atau perujukan dan ''citation'' atau sitiran. <ref name="buku1"/>''Referencing'' mengarah pada perujukan ke karya yang telah ada sebelumnya dan mengutip pengarang sebelumnya sedangkan ''citation'' mengarah pada karya yang diacu yang dilakukan oleh pengarang sesudah karya yang diacu diterbitkan. <ref name="buku1"/>Sitiran merupakan hubungan anatara dokumen yang dikutip dengan dokumen yang mengutip. <ref name="buku1"/> Kajian tentang hubungan sitiran dalam segala aspek disebut fungsi analisis sitiran. <ref name="buku1"/> |
||
Pembicaraan mengenai sitiran atau sitasi sangat erat kaitannya dengan pembicaraan mengenai karakteristik literatur.<ref name="journal1">{{cite journal |
Pembicaraan mengenai sitiran atau sitasi sangat erat kaitannya dengan pembicaraan mengenai karakteristik literatur.<ref name="journal1">{{cite journal |
Revisi per 5 April 2014 07.25
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP12Mutia (bicara). Untuk sementara waktu (hingga ), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 5 April. Halaman ini terakhir disunting oleh BP12Mutia (Kontrib • Log) 3689 hari 835 menit lalu. |
Analisis Sitiran merupakan terjemahan kata citation analysis.[1] Sitir menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya menyebut atau menulis kembali kata-kata yang telah disebut (ditulis) orang lain; mengutip.[2] Pengeritian ini kalau dilihat dari Ilmu Informasi memiliki pengertian yang berlainan. [1] Dalam kaitannya dengan sitiran, dikenal dua istilah ialah referencing atau perujukan dan citation atau sitiran. [1]Referencing mengarah pada perujukan ke karya yang telah ada sebelumnya dan mengutip pengarang sebelumnya sedangkan citation mengarah pada karya yang diacu yang dilakukan oleh pengarang sesudah karya yang diacu diterbitkan. [1]Sitiran merupakan hubungan anatara dokumen yang dikutip dengan dokumen yang mengutip. [1] Kajian tentang hubungan sitiran dalam segala aspek disebut fungsi analisis sitiran. [1] Pembicaraan mengenai sitiran atau sitasi sangat erat kaitannya dengan pembicaraan mengenai karakteristik literatur.[3] Pengkajian tentang karakteristik literatur merupakan salah satu kajian dalam bidang bibliometrika.[3] Pengkajian tersebut sering disebut analisis sitiran yaitu suatu kajian terhadap sejumlah sitiran atau sejumlah rujukan yang terdapat di dalam karya tulis ilmiah atau literatur primer.[3] analisis sitiran adalah suatu kajian berkisar atau mengenai area bibliometrika yang mempelajari tentang sitiran atau kutipan dari sebuah dokumen.[4] Sedangkan menurut Lasa (1990: 26), analisis sitiran adalah cara perhitungan yang dilakukan atas karyatulis yang disitir oleh para pengarang.[4]
Sitiran berhubungan dengan dua jenis data ialah:
- yang dikutip (cited) atau rujukan meruapakan sebuah dokumen atau unsur yang menunjukkan unit sumber; jadi selalu lebih tua daripada dokumen yang mengutip. Misalnya sebuah buku Bernard Dahm berjudul Soekarno memuat karya Thomas Raffles, The History of Java sebagai salah satu karya yang dirujuk, maka usia karya Rafles selalu lebih tua daripada karya yang mengutipnya atau dikenal dengan istilah predated
- Yang mengutip atau sitiran mengacu pada pengertian sebuah dokumen yang merupakan unit penerima; karena itu selalu lebih muda usianya daripada dokumen yang dikutip atau pasca tahun dalam hubungannya dengan rujukan. Sebagai contoh karya Raffles digunakan juga sebagai salah satu sumber rujukan oleh penulis A. Heuken,Dahm, Sartono Kartodirjo yang terbit kemudian dibandingkan dengan karya yang dirujuk.Dengan kata lain bahwa karya Heuken, Dahm dan Sartono Kartodirjo berusia lebih muda daripada karya Raffles, karena karya Raffles diacu oleh karya yang terbit kemudian hari. Disini dapat dikatakan bahwa Raffles memperoleh tiga sitiran, masing-masing satu dari Heuken, Dahm, dan satu dari Kartono. Bila megutip tulisan Linda Smith maka terdapat dua jenis sitiran ialah A reference is the acknowledgment that one document gives to another; a citation is the acknowledgment that one document receives from another; dengan demikian maka karya Raffles merupakan reference bagi karya Bernard Dahm dan karya Raffles memperoleh satu sitiran dari Bernard Dahm.[1]
Tujuan Pencantuman Daftar Pustaka ialah:
- Memberikan penghargaan terhadap karya sebelumnya
- Memberikan penghormatan pada karya yang berkaitan
- Mengidentifikasi metodologi, angka, dan sebagainya
- Memberikan bahan bacaan sebagai latar belakang
- Mengoreksi karya sendiri
- Mengoreksi karya orang lain
- Mengkritik karya sebelumnya
- Mendukung klaim sebuah penemuan
- Memberitahu peneliti tentang karya yang akan terbit
- Memberikan arahan pada karya yang tidak tersebar, tidak tercakup dalam majalah indeks atau karya yang tidak pernah dirujuk oleh pengarang lain.
- Memberi otentifikasi tentang data dan kelompok fakta
- Mengidentifikasi publikasi asli tempat sebuag ide atau gagasan dibahas
- Mengidentifikasi publikasi orisinal yang memberi sebuah konsep eponimik (eponymic concept) atau sebuah istilah seperti Pareto's law, Friedel-Craft reaction
- Mengawaklaim (declaiming) karya atau gagasan orang lain
- Menyangkal klaim yang diajukan oleh pengarang lain.[1]
Sejarah
Kajian tentang analisis sitiran telah berkembang pesat di luar negeri.[5] Penelitian pertama kali dilakukan oleh Gros and Gros pada tahun 1927 yaitu menganalisis sitiran terhadap majalah bidang kimia (Beni, 1999).[5] Selanjutnya diikuti penelitian-penelitian lainnya seperti yang dilakukan oleh Eugene Garfield yang menganalisis setiap bidang ilmu untuk mengevaluasi majalah/jurnal maupun penulis yang paling banyak disitir oleh jurnal lain atau penulis lainnya.[5]
Manfaat Analisis Sitiran
analisis sitiran sebagai cara untuk menentukan berbagai kepentingan atau kebijakan seperti:
- Evaluasi program riset
- Penentuan ilmu pengetahuan
- Visualisasi suatu disiplin ilmu
- Indikator iptek
- Faktor dampak dari suatu majalah (journal impact factor)
- Kualitas suatu majalah
- Pengembangan koleksi majalah, dan lain-lain.[6]
Manfaat Analisis Sitiran Bagi Perpustakaan
- Identifikasi literatur inti
- Mengidentifikasi arah gejala penelitian dan pertumbuhan pengetahuan pada berbagai disiplin ilmu yang berlainan
- Menduga keluasan literatur sekunder
- Mengenali kepengarangan dan arah gejalanya pada berbagai subyek
- Mengukur manfaat SDI dan retrospektif
- Meramalkan arah gejala perkembangan masa lalu, sekarang dan yang mendatang
- Mengidentifikasi majalah inti dalam berbagai ilmu
- Merumuskan garis haluan pengadaan berbasis kebutuhan yang tepat dalam batas anggaran belanja
- Menyusun garis haluan penyiangan dan penempatan dokumen di rak secara tepat
- Mengatur arus masuk informai dan komunikasi
- Mengkaji keusangan dan penyebaran literatur ilmiah
- Meramalkan produktivitas penerbit, pengarang, organisasi, negara atau seluruh disiplin
- Mengembangkan norma pembakuan.[6]
Rujukan
- ^ a b c d e f g h Sulistyo-Basuki (2004). Pengantar Dokumentasi. Bandung: Rekayasa Sains. hlm. 71-75. ISBN 979-97478-1-3.
- ^ Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ke-3). Jakarta: Balai Pustaka. hlm. 1078. ISBN 979-407-182-X.
- ^ a b c I Putu Suhartika (2012). "Karakteristik Literatur Bidang Sosial dan Politik: Analisis Sitiran terhadap Karya Ilmiah Ilmiah Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana". Kajian Informasi dan Perpustakaan. Jatinangor: Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Penerbitan (LP3), Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran. 1: 1. ISSN 2303-2677.
- ^ a b Elva Rahmah, Malta Nelisa, Marlini (2011). "Kajian Bibliometrika Menggunakan Analisis Sitiran Terhadap Skripsi" (pdf). Padang: 15-16. Diakses tanggal 3 April 2013.
- ^ a b c Jonner Hasugian (2005). "Analisis Sitiran terhadap Disertasi Program Doktor (S-3) Ilmu Kedokteran Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara" (pdf). Pustaha: Studi Perpustakaan dan Informasi. 1: 3. Diakses tanggal 3 April 2014.
- ^ a b "Bab II Tinjauan Literatur" (pdf): 7–9. Diakses tanggal 3 April 2014.