Metode deduksi: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 8: | Baris 8: | ||
Kesimpulan: Socrates pasti mati |
Kesimpulan: Socrates pasti mati |
||
Premis 1: Semua |
Premis 1: Semua manusia memiliki hidung |
||
Premis 2: Joni adalah |
Premis 2: Joni adalah manusia |
||
Kesimpulan: Joni memiliki hidung |
Kesimpulan: Joni memiliki hidung |
||
Premis 1: Semua |
Premis 1: Semua manusia berkaki dua |
||
Premis 2: Saya adalah |
Premis 2: Saya adalah manusia |
||
Kesimpulan: Saya berkaki |
Kesimpulan: Saya berkaki dua |
||
Premis 1: Jika |
Premis 1: Jika saya orang Indonesia, maka saya orang Asia |
||
Premis 2: |
Premis 2: saya orang Indonesia |
||
Kesimpulan: |
Kesimpulan: saya orang asia |
||
Premis 1: y = 3x + 5 |
Premis 1: y = 3x + 5 |
Revisi per 11 Oktober 2013 14.07
Deduksi berarti penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum atau penemuan yang khusus dari yang umum. Metode deduksi akan membuktikan suatu kebenaran baru berasal dari kebenaran-kebenaran yang sudah ada dan diketahui sebelumnya (berkesinambungan ). Metode deduksi umumnya dipakai pada bidang matematika untuk membuat turunan-turunan rumus yang lebih simpel.
Contoh-contoh penalaran deduksi
Premis 1: Semua manusia pasti mati Premis 2: Socrates adalah manusia Kesimpulan: Socrates pasti mati
Premis 1: Semua manusia memiliki hidung Premis 2: Joni adalah manusia Kesimpulan: Joni memiliki hidung
Premis 1: Semua manusia berkaki dua Premis 2: Saya adalah manusia Kesimpulan: Saya berkaki dua
Premis 1: Jika saya orang Indonesia, maka saya orang Asia Premis 2: saya orang Indonesia Kesimpulan: saya orang asia
Premis 1: y = 3x + 5 Premis 2: x=2 Kesimpulan: y = 11[1]
Salah kaprah penggunaan deduksi
Contoh salah kaprah penggunaan metode deduksi dalam kehidupan detektif dilakukan oleh Sherlock Holmes dalam setiap pembuktian kasus. Karena Sherlock Holmes sebenarnya tidak menggunakan deduksi 100%, sama seperti sains. [1]