Pondok Pesantren Darush Showab: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
AAbra (bicara | kontrib)
AAbra (bicara | kontrib)
Baris 51: Baris 51:


==METODE PEMBELAJARAN==
==METODE PEMBELAJARAN==
Sebagai pesantren salafiyah, Pesantren Darush Showab menjadikan kitab kuning sebagai kajian utama. Para alumni lulusan Pesantren Darush Showab diharapkan mampu membaca, menterjemahkan, memaknai, mengamalkan serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama Islam yang pada hakikatnya bersumber dari kitab suci al-Qur’an dan Sunnah Rosululloh Muhammad SAW. Disamping itu, para santri juga diperkenalkan pada beberapa disiplin ilmu sosial, wawasan teknologi dan kebangsaan. Dengan dukungan ini, para santri
diharapkan menjadi pribadi yang arif, santun, berwawasan ke depan (visioner) sehingga mudah diterima di tengah-tengah masyarakat.

Metode pembelajaran yang digunakan adalah :
Metode pembelajaran yang digunakan adalah :
*Bandongan
*Bandongan

Revisi per 14 September 2013 22.39

Pondok Pesantren Darush Showab
Alamat

,
Situs webwebsite resmi
Informasi
JenisPondok pesantren
AfiliasiIslam
Didirikan1940
PendiriAbuya K.H. Ahmad Damiri
PimpinanK.H. Hasan Basri, S.HI
Lain-lain
Moto

Sejarah

Pesantren Darush Showab didirikan pada tahun 1940 oleh al-Maghfurlah Abuya K.H. Ahmad Damiri, seorang abituren pesantren yang memiliki himmah keagamaan yang tinggi disertai dengan penguasaan ilmu keagamaan yang mumpuni. Bangunan pesantren menempati sebidang tanah wakaf dari Embah Le’ah Binti Makun (Nenek Abuya) yang berlokasi di kampung Babakan Ciawi Desa Nagasari Kecamatan Serang Baru Kabupaten Bekasi Jawa Barat.

Kesungguhan dan keistiqomahan Abuya dalam mengembangkan ilmu agama mendapat respons positif dari masyarakat, sehingga Pesantren Darush Showab menjadi salah satu rujukan dan tujuan para santri dalam menimba ilmu agama. Hal ini terlihat dari tersebarnya para alumni pesantren yang membuka pondok pesantren dan pengajian khususnya di wilayah Bekasi dan Bogor. Tidak sedikit pula para tokoh masyarakat dan pemerintahan yang pernah mondok di pesantren ini. Tercatat beberapa kyai yang pernah berjuang bersama Abuya dalam menghidupkan pendidikan dan menyebarkan ilmu pengetahuan agama (nasyr al-ilmi), diantaranya al-Maghfurlah K.H. Utsman (putera Abuya), al-Maghfurlah K.H. Hasan Djuwaeni Aladip (menantu Abuya) yang kemudian mendirikan Pondok Pesantren Darul Mu’allamah di Pasir Kupang, al-Maghfurlah Mama K.H. Syuja’i dan al-Maghfurlah K.H. Hambali Ahmad.

Pada tahun 1994, Abuya mengalami sakit, sehingga pengelolaan pesantren diselenggarakan oleh putera beliau yaitu K.H. Hambali Ahmad. Abuya K.H. Ahmad Damiri meninggal pada tahun 1997.

Pada tahun 2001, K.H. Hambali Ahmad tutup usia, Pesantren Darush Showab yang ditinggalkannya kemudian dikelola oleh adik beliau yaitu K.H. Saepudin.

Pada perkembangan berikutnya, mulai tahun 2004 Pondok Pesantren Darush Showab dipimpin oleh K.H. Saepudin sebagai sesepuh dan penasehat pesantren, Hasan Basri Hambali (Putera K.H. Hambali Ahmad) sebagai pengasuh pesantren, dan dibantu oleh beberapa staf pengajar.

Di era modern ini Pesantren Darush tetap mempertahankan ciri khasnya sebagai pesantren salafiyah, sehingga kitab kuning tetap menjadi kajian utama.

Kurikulum dan Pembelajaran

METODE PEMBELAJARAN

Sebagai pesantren salafiyah, Pesantren Darush Showab menjadikan kitab kuning sebagai kajian utama. Para alumni lulusan Pesantren Darush Showab diharapkan mampu membaca, menterjemahkan, memaknai, mengamalkan serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama Islam yang pada hakikatnya bersumber dari kitab suci al-Qur’an dan Sunnah Rosululloh Muhammad SAW. Disamping itu, para santri juga diperkenalkan pada beberapa disiplin ilmu sosial, wawasan teknologi dan kebangsaan. Dengan dukungan ini, para santri diharapkan menjadi pribadi yang arif, santun, berwawasan ke depan (visioner) sehingga mudah diterima di tengah-tengah masyarakat.

Metode pembelajaran yang digunakan adalah :

  • Bandongan
    • Bandongan adalah pola pengajaran dengan kitab atau materi tertentu yang disampaikan oleh ustadz dengan pendekatan seramah. Ustadz menterjemahkan kitab sementara para santri menulis terjemahan tersebut pada kitab masing- masing. Kemudian ustadz menjelaskan kandungan materi yang dibahas dan diakhiri dengan tanya jawab dan refleksi.
  • Sorogan dan Setoran
    • Sorogan adalah metode pengajian individual di mana santri mengikuti bacaan kitab dan terjemahannya yang dibimbing oleh ustadz. Dengan sorogan, santri membiasakan diri membaca kitab, menerapkan keterampilan nahwu dan shorof yang didapatkan dari pengajian bandongan dan klasikal serta memperkaya diri dengan kosakata (mufrodat, vocabulary) bahasa Arab.
    • Hasil sorogan kemudian dibacakan secara individual kepada ustadz dalam pengajian setoran. Dengan metode setoran, kemampuan para santri dalam menyerap materi ajar akan terukur dan berkesinambungan.
  • Hapalan
    • Materi yang wajib dihapal oleh santri meliputi materi kitab nahwu, shorof, do’a, ayat al-Qur’an dan dzikir tertentu yang berlaku dalam ubudiyah keseharian. Di samping itu, para santri dengan kemampuan dan minat khusus juga mengikuti hapalan ayat suci al-Qur’an (tahfizh al-Qur’an).
  • Klasikal
    • Pada metode klasikal, para santri di kelompokkan ke dalam beberapa kelas sesuai dengan kemampuan rata-rata. Penguasaan materi yang diajarkan pada pengajian klasikal digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian keberhasilan setiap santri serta menentukan kenaikan kelas ke jenjang yang lebih tinggi.

KITAB KAJIAN

Al-Qur'an dan Tafsir

  • Al-Qur’an al-Karim
  • Tafsir Jalalain

Hadits

  • Mukhtar al-Ahadits an-Nabawiyyah
  • Riyadh ash-Sholihin
  • Bulugh al-Marom

Tauhid

  • Tijan ad-Daruri
  • Kifayah al-‘Awam
  • Jauharoh at-Tauhid

Fiqih

  • Safinah an-Naja
  • Taqrib (Matan Abi Syuja’)
  • Fath al-Qorib al-Mujib
  • Fath al-Mu’in
  • Kifayah al-Akhyar
  • Minhaj ath-Tholibin
  • Al-Asybah wa an-Nazho’ir
  • Bidayah al-Mujtahid

Akhlak-Tashawuf

  • Risalah al-Mu’awanah
  • Bidayah al-Hidayah
  • Kifayah al-Atqiya
  • Adab Suluk al-Murid
  • Minhajul ‘Abidin
  • Ta’lim al-Muta’allim

Nahwu-Shorof

  • Jurumiyah
  • Fathu Robb al-Bariyyah (Imrithi)
  • Nazhm al-Maqshud (Yaqulu)
  • Kailani
  • Khoridah al-Bahiyyah
  • Alfiyah

Bidang Lain

  • Madarij ash-Shu’ud
  • Khulashoh Murul Yaqin
  • Masa’il Fiqhiyyah

Referensi