Jembatan Pasupati: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Widana89 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k ←Suntingan Widana89 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Xqbot
Baris 10: Baris 10:
Pemerintah Kota Bandung dan Pemerintah [[Provinsi]] [[Jawa Barat]] rencananya akan memperluas ruang terbuka hijau (RTH) di sekitar Pasupati karena saat ini, terutama di area kolong jalan banyak penduduk yang sengaja mendirikan bangunan non-permanen untuk dijadikan warung-warung kopi. Selain itu, banyak orang yang memarkirkan kendaraannya di kolong jalan layang Pasupati tanpa izin. Jembatan layang Pasupati sendiri berdiri di wilayah permukiman padat penduduk sehingga kemacetan dan kesemrawutan sudah menjadi hal yang biasa terjadi di sini.
Pemerintah Kota Bandung dan Pemerintah [[Provinsi]] [[Jawa Barat]] rencananya akan memperluas ruang terbuka hijau (RTH) di sekitar Pasupati karena saat ini, terutama di area kolong jalan banyak penduduk yang sengaja mendirikan bangunan non-permanen untuk dijadikan warung-warung kopi. Selain itu, banyak orang yang memarkirkan kendaraannya di kolong jalan layang Pasupati tanpa izin. Jembatan layang Pasupati sendiri berdiri di wilayah permukiman padat penduduk sehingga kemacetan dan kesemrawutan sudah menjadi hal yang biasa terjadi di sini.


Jembatan ini dibangun dengan menggunakan konstruksi ''cable-stayed''. Jika anda ingin melihat galeri foto Jembatan Pasupati silahkan lihat [http://www.all-about-indonesia.co.cc/2012/06/kemegahan-jembatan-pasupati-bandung.html disini].
Jembatan ini dibangun dengan menggunakan konstruksi ''cable-stayed''.


{{bangunan-stub}}
{{bangunan-stub}}

Revisi per 6 Juni 2012 01.34

Jembatan Pasupati

Jembatan Pasupati atau Jalan Layang Pasupati adalah sebuah jembatan yang menghubungkan bagian utara dan timur Kota Bandung melewati lembah Cikapundung. Panjangnya 2,8 km dan lebarnya 30-60 m.

Pembangunan jembatan ini dibiayai melalu hibah dana dari pemerintah Kuwait. Setelah sempat beberapa tahun tidak terlaksana, akhirnya pada tanggal 26 Juni 2005 uji coba pertama sudah dilakukan. Jembatan ini akan menjadi salah satu markah tanah Kota Bandung.

Jembatan ini menghubungkan Jalan Terusan Pasteur (Dr. Djundjunan) dan Jalan Surapati, dan dari sinilah nama Pasupati berasal. Dengan adanya jembatan ini diharapkan dapat mengatasi masalah kemacetan di Bandung Utara.

Jalan Layang Pasupati juga menjadi salah satu ikon Kota Bandung. Jalan layang ini membuat arus lalu lintas dari wilayah sekitar Jabodetabek ke Bandung menjadi lebih mudah.

Pemerintah Kota Bandung dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat rencananya akan memperluas ruang terbuka hijau (RTH) di sekitar Pasupati karena saat ini, terutama di area kolong jalan banyak penduduk yang sengaja mendirikan bangunan non-permanen untuk dijadikan warung-warung kopi. Selain itu, banyak orang yang memarkirkan kendaraannya di kolong jalan layang Pasupati tanpa izin. Jembatan layang Pasupati sendiri berdiri di wilayah permukiman padat penduduk sehingga kemacetan dan kesemrawutan sudah menjadi hal yang biasa terjadi di sini.

Jembatan ini dibangun dengan menggunakan konstruksi cable-stayed.