Ilmu ekonomi politik: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Serenity (bicara | kontrib)
mematikan definisi ekonomi saja dan politik saja - fokus pada artikel
Serenity (bicara | kontrib)
fix
Baris 1: Baris 1:
{[rapikan}}
{{rapikan}}


'''Ilmu Ekonomi Politik''' adalah bagian dari ilmu sosial yang berbasis pada dua subdisiplin ilmu, yakni politik dan ekonomi.
'''Ilmu Ekonomi Politik''' adalah bagian dari ilmu sosial yang berbasis pada dua subdisiplin ilmu, yakni politik dan ekonomi.
Baris 5: Baris 5:
Pembelajaran ilmu bersifat interdisiplin,dimana ilmu ini terdiri atas gabungan dua disiplin ilmu dan dapat digunakan untuk menganalisis ilmu sosial lainnya dengan isu-isu yang relevan dengan isu ekonomi politik. Ilmu ini berkembang dari ilmu [[filsafat]].<ref name="Didik"> Rachbini, Didick J. 2002. Ekonomi Politik: Paradigma dan Teori Pilihan Publik. Jakarta. Penerbit Ghalia Indonesia.</ref>. Kedua ilmu ini awalnya [[terintegrasi]] dalam ruang lingkup ilmu kemanusiaan ([[humaniora]]).
Pembelajaran ilmu bersifat interdisiplin,dimana ilmu ini terdiri atas gabungan dua disiplin ilmu dan dapat digunakan untuk menganalisis ilmu sosial lainnya dengan isu-isu yang relevan dengan isu ekonomi politik. Ilmu ini berkembang dari ilmu [[filsafat]].<ref name="Didik"> Rachbini, Didick J. 2002. Ekonomi Politik: Paradigma dan Teori Pilihan Publik. Jakarta. Penerbit Ghalia Indonesia.</ref>. Kedua ilmu ini awalnya [[terintegrasi]] dalam ruang lingkup ilmu kemanusiaan ([[humaniora]]).


Relevansi antara ilmu ekonomi dan politik terdapat pada pilihan dan keuntungan. Dalam penggunaannya secara tradisional, istilah ekonomi politik dipakai sebagai sinonim atau nama lain dari istilah ilmu ekonomi (Rothschild, 1989). Sedangkan, studi ekonomi politik dinyatakan sebagai [[analisis ekonomi]] (ilmu ekonomi) atas suatu negara bangsa (A Dictionary of Economics and Commers, 1966). Kemudian fokus dari studi ekonomi politik itu sendiri – dari mulai fenomena-fenomena ekonomi secara umum [[bergulir]] menjadi lebih spesifik ; yakni menyoroti interaksi antara faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor politik. Namun, dalam perkembangan yang berikutnya, istilah ekonomi politik selalu mengacu pada adanya interaksi antara aspek ekonomi dan aspek politik.
Dalam hal ini, terdapat relevansi antara ilmu ekonomi dan politik. Ilmu ekonomi membahas aspek manusia dengan institusi ekonominya seperti, institusi pasar, aspek konsumsi dan poduksi, investasi, perdagangan keuangan yang kesemua itu bermuara pasar. Sedangkan ilmu politik, membahas fokus kajian tentang kekuasaan , pemerintahan dimana dalam ilmu politik hanya membahas hubungan kekuatan-kekuatan politik dalam bentuk kekuasaan dari institusi-institusi yang ada. Relevansi antara ilmu politik dan ekonomi adalah sama-sama mendasarkan diri pada pilihan dan keuntungan.

Dalam penggunaannya secara tradisional, istilah ekonomi politik dipakai sebagai sinonim atau nama lain dari istilah ilmu ekonomi (Rothschild, 1989). Sedangkan, studi ekonomi politik dinyatakan sebagai [[analisis ekonomi]] (ilmu ekonomi) atas suatu negara bangsa (A Dictionary of Economics and Commers, 1966). Kemudian fokus dari studi ekonomi politik itu sendiri – dari mulai fenomena-fenomena ekonomi secara umum [[bergulir]] menjadi lebih spesifik ; yakni menyoroti interaksi antara faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor politik. Namun, dalam perkembangan yang berikutnya, istilah ekonomi politik selalu mengacu pada adanya interaksi antara aspek ekonomi dan aspek politik.


Fenomena kekuasaan (politik) yang memaksa karena mereka (ekonomi) mendasarkan pada [[aksioma]] individu dan pilihan bebas. Demikian pula, ilmu politik yang tidak mudah untuk menerima prosedur-prosedur [[deduktif]] (umum-khusus) ekonomi, yang tampaknya bersikeras untuk mengeksplorasi sebuah dunia [[imajiner]] dengan [[rasionalitas]] tanpa hambatan, karena dunia ini teramati secara empiris yang penuh dengan konflik, kesalahpahaman, dan pemaksaan. Adanya kelemahan instrumental ini menyebabkan banyak kalangan ilmuwan dari kedua belah pihak – berusaha untuk mempertemukan titik temunya, sehingga para ilmuwan ini berusaha untuk mencoba mengkaji hal ini dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dalam ekonomi politik.<ref>Martin Staniland. Apakah Ekonomi Politik Itu? Sebuah Studi Teori Sosial dan Kelatarbelakangan. , terj (Jakarta : Rajawali, 2003)</ref>
Fenomena kekuasaan (politik) yang memaksa karena mereka (ekonomi) mendasarkan pada [[aksioma]] individu dan pilihan bebas. Demikian pula, ilmu politik yang tidak mudah untuk menerima prosedur-prosedur [[deduktif]] (umum-khusus) ekonomi, yang tampaknya bersikeras untuk mengeksplorasi sebuah dunia [[imajiner]] dengan [[rasionalitas]] tanpa hambatan, karena dunia ini teramati secara empiris yang penuh dengan konflik, kesalahpahaman, dan pemaksaan. Adanya kelemahan instrumental ini menyebabkan banyak kalangan ilmuwan dari kedua belah pihak – berusaha untuk mempertemukan titik temunya, sehingga para ilmuwan ini berusaha untuk mencoba mengkaji hal ini dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dalam ekonomi politik.<ref>Martin Staniland. Apakah Ekonomi Politik Itu? Sebuah Studi Teori Sosial dan Kelatarbelakangan. , terj (Jakarta : Rajawali, 2003)</ref>

Revisi per 22 April 2010 10.28


Ilmu Ekonomi Politik adalah bagian dari ilmu sosial yang berbasis pada dua subdisiplin ilmu, yakni politik dan ekonomi.

Pembelajaran ilmu bersifat interdisiplin,dimana ilmu ini terdiri atas gabungan dua disiplin ilmu dan dapat digunakan untuk menganalisis ilmu sosial lainnya dengan isu-isu yang relevan dengan isu ekonomi politik. Ilmu ini berkembang dari ilmu filsafat.[1]. Kedua ilmu ini awalnya terintegrasi dalam ruang lingkup ilmu kemanusiaan (humaniora).

Relevansi antara ilmu ekonomi dan politik terdapat pada pilihan dan keuntungan. Dalam penggunaannya secara tradisional, istilah ekonomi politik dipakai sebagai sinonim atau nama lain dari istilah ilmu ekonomi (Rothschild, 1989). Sedangkan, studi ekonomi politik dinyatakan sebagai analisis ekonomi (ilmu ekonomi) atas suatu negara bangsa (A Dictionary of Economics and Commers, 1966). Kemudian fokus dari studi ekonomi politik itu sendiri – dari mulai fenomena-fenomena ekonomi secara umum bergulir menjadi lebih spesifik ; yakni menyoroti interaksi antara faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor politik. Namun, dalam perkembangan yang berikutnya, istilah ekonomi politik selalu mengacu pada adanya interaksi antara aspek ekonomi dan aspek politik.

Fenomena kekuasaan (politik) yang memaksa karena mereka (ekonomi) mendasarkan pada aksioma individu dan pilihan bebas. Demikian pula, ilmu politik yang tidak mudah untuk menerima prosedur-prosedur deduktif (umum-khusus) ekonomi, yang tampaknya bersikeras untuk mengeksplorasi sebuah dunia imajiner dengan rasionalitas tanpa hambatan, karena dunia ini teramati secara empiris yang penuh dengan konflik, kesalahpahaman, dan pemaksaan. Adanya kelemahan instrumental ini menyebabkan banyak kalangan ilmuwan dari kedua belah pihak – berusaha untuk mempertemukan titik temunya, sehingga para ilmuwan ini berusaha untuk mencoba mengkaji hal ini dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dalam ekonomi politik.[2]

Dalam upaya memaksimalkan studi mengenai ekonomi politik juga tidak boleh terlepas dari sistem ekonomi di negara yang bersangkutan. Setidaknya dalam berbagai barbagai jenis yang ada, terdapat dua sistem ekonomi besar dunia yang dibagi menjadi dua kategori pokok, yakni sistem ekonomi yang berorentasi pasar (ekonomi liberal)dengan sistem ekonomi terencana atau yang lebih dikenal sebagai sistem ekonomi terpusat atau sosialis. Sehingga dalam studi ekonomi politik setidaknya akan ditemui masalah atau pertanyaan yang sama peliknya mengenai bagaimana faktor-faktor politik mempengaruhi kondisi-kondisi sosial ekonomi suatu negara. [3]

Pendekatan dalam Ekonomi Politik

  • Pendekatan Pilihan Publik

Pilihan publik adalah suatu sikap individu dalam menentukan pilihan mereka secara rasional. Sedangkan ekonomi politik yang didasarkan oleh pendekatan pilihan publik, tengah berorietasi pada aktor. Aktor dianggap sebagai pelaku dari kegiatan ekonomi dan politik dan berlandaskan pada asumsi dasar individualisme metodologis [3] yang menempatkan sikap rasional idividu di dalam institusi non-pasar. [1] Namun karena sifatnya yang longitudinal (metode penelitian yg didasarkan pd masa tertentu yg relatif lama untuk mengetahui karakter tertentu)[4], maka hasil yang dimunculkan oleh model-model pilihan publik berbeda-beda pada satu negara ke negara lainnya.

  • Pendekatan Neo-Marxis

Pendekatan neo-marxis dalam ekononomi politik, menekankan pada sifat holistik yakni analisis secara menyeluruh, mengenai pentingnya aspek-aspek ekonomi makro dari sistem ekonomi dan sistem politik. Pendekatan ini memiliki model yang memiliki aspek komparatif, yakni berusaha membandingkan secara eksplisit. Pendekatan ini, menyoroti dan memodelkan berbagai perbedaan antar-negara di bidang kesejahteraan, pertumbuhan ekonomi dan ketergantungan kelas sosial di masyarakat.

Referensi

  1. ^ a b Rachbini, Didick J. 2002. Ekonomi Politik: Paradigma dan Teori Pilihan Publik. Jakarta. Penerbit Ghalia Indonesia.
  2. ^ Martin Staniland. Apakah Ekonomi Politik Itu? Sebuah Studi Teori Sosial dan Kelatarbelakangan. , terj (Jakarta : Rajawali, 2003)
  3. ^ a b Lane, Jan- Erik et.al. 1994. Ekonomi Politik Komparatif, terj. Jakarta : Raja Grafindo Persada
  4. ^ kbbi daring