Luar angkasa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k astronot --> astronaut
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Atmosphere layers-id.svg|200px|ka]]
[[Berkas:Atmosphere layers-id.svg|200px|ka]]
'''Luar angkasa''' atau '''angkasa luar''' atau '''antariksa''' (juga disebut sebagai '''angkasa'''), merujuk pada bagian yang relatif kosong dari [[Jagad Raya]], di luar [[atmosfer]] dari benda "celestial". Istilah ''luar angkasa'' digunakan untuk membedakannya dengan [[ruang udara]] dan lokasi "terrestrial".
'''Luar angkasa''' atau '''angkasa luar''' atau '''antariksa''' (juga disebut sebagai '''angkasa'''), merujuk pada bagian yang relatif kosong dari [[Jagad Raya]], di luar [[atmosfer]] dari benda "celestial". Istilah ''luar angkasa'' digunakan untuk membedakannya dengan [[ruang udara]] dan lokasi "terestrial".


Karena [[atmosfer Bumi]] tidak memiliki batas yang jelas, namun terdiri dari lapisan yang secara bertahap semakin menipis dengan naiknya ketinggian, tidak ada batasan yang jelas antara atmosfer dan angkasa. Ketinggian 100 [[kilometer]] atau 62 [[mil]] ditetapkan oleh [[Fédération Aéronautique Internationale]] merupakan definisi yang paling banyak diterima sebagai batasan antara atmosfer dan angkasa.
Karena [[atmosfer Bumi]] tidak memiliki batas yang jelas, namun terdiri dari lapisan yang secara bertahap semakin menipis dengan naiknya ketinggian, tidak ada batasan yang jelas antara atmosfer dan angkasa. Ketinggian 100 [[kilometer]] atau 62 [[mil]] ditetapkan oleh [[Fédération Aéronautique Internationale]] merupakan definisi yang paling banyak diterima sebagai batasan antara atmosfer dan angkasa.
Baris 24: Baris 24:
Kesalahan pengertian umum tentang batasan ke angkasa adalah [[orbit]] terjadi dengan mencapai ketinggian ini. Orbit membutuhkan [[kecepatan orbit]] dan secara teoretis dapat terjadi pada ketinggian berapa saja. Gesekan atmosfer mencegah sebuah orbit yang terlalu rendah.
Kesalahan pengertian umum tentang batasan ke angkasa adalah [[orbit]] terjadi dengan mencapai ketinggian ini. Orbit membutuhkan [[kecepatan orbit]] dan secara teoretis dapat terjadi pada ketinggian berapa saja. Gesekan atmosfer mencegah sebuah orbit yang terlalu rendah.


Ketinggian minimal untuk orbit stabil dimulai sekitar 350 km (220 mil) di atas permukaan laut rata-rata, jadi untuk melakukan [[penerbangan angkasa orbital]] nyata, sebuah pesawat harus terbang lebih tinggi dan (yang lebih penting) lebih cepat dari yang dibutuhkan untuk [[penerbangan angkasa sub-orbital]].
Ketinggian minimal untuk orbit stabil dimulai sekitar 350 km (220 mil) di atas permukaan laut rata-rata, jadi untuk melakukan [[penerbangan antariksa orbital]] sungguhan, sebuah pesawat harus terbang lebih tinggi dan (yang lebih penting) lebih cepat dari yang dibutuhkan untuk [[penerbangan antariksa suborbital]].


Mencapai orbit membutuhkan kecepatan tinggi. Sebuah pesawat belum mencapai orbit sampai ia memutari Bumi begitu cepat sehingga [[gaya sentrifugal]] ke atas membatalkan [[gaya gravitasi]] ke bawah pesawat. Setelah mencapai di luar atmosfer, sebuah pesawat memasuki orbit harus berputar ke samping dan melanjutkan pendorongan roketnya untuk mencapai kecepatan yang dibutuhkan; untuk [[orbit Bumi rendah]], kecepatannya sekitar 7,9 km/s (28.400 km/jam — 18.000 mill/jam). Oleh karena itu, mencapai ketinggian yang dibutuhkan merupakan langkah pertama untuk mencapai orbit.
Mencapai orbit membutuhkan kecepatan tinggi. Sebuah pesawat belum mencapai orbit sampai ia memutari Bumi begitu cepat sehingga [[gaya sentrifugal]] ke atas membatalkan [[gaya gravitasi]] ke bawah pesawat. Setelah mencapai di luar atmosfer, sebuah pesawat memasuki orbit harus berputar ke samping dan melanjutkan pendorongan roketnya untuk mencapai kecepatan yang dibutuhkan; untuk [[orbit Bumi rendah]], kecepatannya sekitar 7,9 km/s (28.400 km/jam — 18.000 mill/jam). Oleh karena itu, mencapai ketinggian yang dibutuhkan merupakan langkah pertama untuk mencapai orbit.
Baris 32: Baris 32:
== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
{{wikiquotepar|Space}}
{{wikiquotepar|Space}}
* [[garis Karman]]
* [[Garis Karman]]
* [[sayap astronaut]]
* [[Sayap astronaut]]
* [[Perbedaan antara penerbangan angkasa sub-orbital dan orbital]]
* [[Perbedaan antara penerbangan antariksa suborbital dan orbital]]
* [[angkasa dan keselamatan]]
* [[Luar angkasa dan keselamatan]]
* [[kolonisasi angkasa]]
* [[Kolonisasi angkasa]]
* [[penjelajahan angkasa]]
* [[penjelajahan angkasa]]
* [[ilmu angkasa]]
* [[Dirgantara|Ilmu dirgantara]]
* [[teknologi angkasa]]
* [[Teknologi luar angkasa|Teknologi antariksa]]
* [[astronomi]]
* [[Astronomi]]


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

Revisi per 25 Agustus 2020 13.58

Luar angkasa atau angkasa luar atau antariksa (juga disebut sebagai angkasa), merujuk pada bagian yang relatif kosong dari Jagad Raya, di luar atmosfer dari benda "celestial". Istilah luar angkasa digunakan untuk membedakannya dengan ruang udara dan lokasi "terestrial".

Karena atmosfer Bumi tidak memiliki batas yang jelas, namun terdiri dari lapisan yang secara bertahap semakin menipis dengan naiknya ketinggian, tidak ada batasan yang jelas antara atmosfer dan angkasa. Ketinggian 100 kilometer atau 62 mil ditetapkan oleh Fédération Aéronautique Internationale merupakan definisi yang paling banyak diterima sebagai batasan antara atmosfer dan angkasa.

Di Amerika Serikat, seseorang yang berada di atas ketinggian 80 km ditetapkan sebagai astronaut. 120 km (75 mil atau 400.000 kaki) menandai batasan di mana efek atmosfer menjadi jelas sewaktu proses memasuki kembali atmosfer (re-entry). (Lihat juga garis Karman).

Batasan menuju angkasa

  • 4,6 km (15.000 kaki) — FAA menetapkan dibutuhkannya bantuan oksigen untuk pilot pesawat dan penumpangnya.
  • 5,3 km (17.400 kaki) — Setengah atmosfer Bumi berada di bawah ketinggian ini
  • 16 km (52.500 kaki) — Kabin bertekanan atau pakaian bertekanan dibutuhkan
  • 18 km (59.000 kaki) — Batasan atas dari Troposfer
  • 20 km (65.600 kaki) — Air pada suhu ruangan akan mendidih tanpa sebuah wadah bertekanan (kepercayaan tradisional yang menyatakan bahwa cairan tubuh akan mulai mendidih pada titik ini adalah salah karena tubuh akan menciptakan tekanan yang cukup untuk mencegah pendidihan nyata)
  • 24 km (78.700 kaki) — Sistem tekanan pesawat biasa tidak lagi berfungsi
  • 32 km (105.000 kaki) — Turbojet tidak lagi berfungsi
  • 45 km (148.000 kaki) — Ramjet tidak lagi berfungsi
  • 50 km (164.000 kaki) — Stratosfer berakhir
  • 80 km (262.000 kaki) — Mesosfer berakhir
  • 100 km (328.000 kaki) — Permukaan aerodinamika tidak lagi berfungsi.

Proses masuk-kembali dari orbit dimulai pada setiap 122 km (400.000 ft).

Angkasa tidak sama dengan orbit

Kesalahan pengertian umum tentang batasan ke angkasa adalah orbit terjadi dengan mencapai ketinggian ini. Orbit membutuhkan kecepatan orbit dan secara teoretis dapat terjadi pada ketinggian berapa saja. Gesekan atmosfer mencegah sebuah orbit yang terlalu rendah.

Ketinggian minimal untuk orbit stabil dimulai sekitar 350 km (220 mil) di atas permukaan laut rata-rata, jadi untuk melakukan penerbangan antariksa orbital sungguhan, sebuah pesawat harus terbang lebih tinggi dan (yang lebih penting) lebih cepat dari yang dibutuhkan untuk penerbangan antariksa suborbital.

Mencapai orbit membutuhkan kecepatan tinggi. Sebuah pesawat belum mencapai orbit sampai ia memutari Bumi begitu cepat sehingga gaya sentrifugal ke atas membatalkan gaya gravitasi ke bawah pesawat. Setelah mencapai di luar atmosfer, sebuah pesawat memasuki orbit harus berputar ke samping dan melanjutkan pendorongan roketnya untuk mencapai kecepatan yang dibutuhkan; untuk orbit Bumi rendah, kecepatannya sekitar 7,9 km/s (28.400 km/jam — 18.000 mill/jam). Oleh karena itu, mencapai ketinggian yang dibutuhkan merupakan langkah pertama untuk mencapai orbit.

Energi yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan untuk orbit bumi rendah 32MJ/kg sekitar dua puluh kali energi yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian dasar 10 kJ/km/kg.

Lihat pula

Pranala luar