Eksploitasi buruh: Perbedaan antara revisi
k Perubahan kosmetik |
k →top: bentuk baku |
||
Baris 3: | Baris 3: | ||
[[Karl Marx]], yang dianggap pakar teori eksploitasi paling klasik fan berpengaruh, tidak berbagi catatan eksploitasi tradisional yang sama. Teori Marx secara khusus menolak karakteristik moral dari eksploitasi, dan memegang konsep bidang hubungan buruh. |
[[Karl Marx]], yang dianggap pakar teori eksploitasi paling klasik fan berpengaruh, tidak berbagi catatan eksploitasi tradisional yang sama. Teori Marx secara khusus menolak karakteristik moral dari eksploitasi, dan memegang konsep bidang hubungan buruh. |
||
Dalam menganalisis eksploitasi, beberapa ekonom politik |
Dalam menganalisis eksploitasi, beberapa ekonom politik sering kali berbenturan antara penjelasan eksploitasi buruh yang diberikan oleh Marx dan [[Adam Smith]].<ref>Horace L. Fairlamb, 'Adam's Smith's Other Hand: A Capitalist Theory of Exploitation', ''Social Theory and Practice'', 1996</ref> |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi terkini sejak 20 Maret 2020 12.59
Eksploitasi merujuk kepada hubungan sosial di mana seorang "aktor atau karakter aktor yang menggunakan hubungan kekuasaan asimetris secara fundamental antara mereka".[1] Saat berbicara tentang eksploitasi, terdapat sebuah afiliasi langsung dengan konsumsi dalam teori sosial. Biasanya, ia akan melabeli eksploitasi sebagai kemajuan yang dipegang secara tak adil dari orang lain karena posisi inferiornya, memberikan pengeksploitasi tersebut sebuah kekuasaan.
Karl Marx, yang dianggap pakar teori eksploitasi paling klasik fan berpengaruh, tidak berbagi catatan eksploitasi tradisional yang sama. Teori Marx secara khusus menolak karakteristik moral dari eksploitasi, dan memegang konsep bidang hubungan buruh.
Dalam menganalisis eksploitasi, beberapa ekonom politik sering kali berbenturan antara penjelasan eksploitasi buruh yang diberikan oleh Marx dan Adam Smith.[2]