Makam Sultan Hasanuddin: Perbedaan antara revisi
Pinerineks (bicara | kontrib) Copyedit |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Makam Sultan Hasanuddin''' merupakan kompleks pemakaman yang berada di |
'''Makam Sultan Hasanuddin''' merupakan kompleks pemakaman yang berada di [[Katangka, Somba Opu, Gowa|Kelurahan Katangka]], [[Somba Opu, Gowa|Kecamatan Somba Opu,]] [[Kabupaten Gowa]]. Situs ini berada di puncak [[Bukit Tamalate]] dengan luas 2.352 m². Di kompleks ini terdapat 24 situs pemakaman [[Raja Gowa|raja-raja Gowa]] yang sudah ada sejak masa pra-Islam. Hal ini ditandai dengan arah kubur yang berorientasi dari arah timur ke barat pada makam raja Gowa ke-11, yaitu [[I Tajibarani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatta]] yang diangkat menjadi raja Gowa pada tahun 1565. |
||
== |
== Sejarah == |
||
Pada tahun 1952, kedua makam tertua tersebut dipugar dengan mengubah posisi orientasi makam, yang semula memiliki orientasi timur -barat menjadi utara - selatan dan menambah cungkup berbentuk kubah pada makam Raja Gowa ke-11. |
|||
== Tokoh yang dimakamkan == |
|||
Berikut merupakan daftar tokoh yang dimakamkan di Kompleks Pemakaman Sultan Hasanuddin. |
|||
* Arung Lamoncong, seorang bangsawan dari Bone. Lokasi makam terletak di depan makam raja Gowa ke-11. |
|||
.Makam lainnya digunakan oleh raja-raja yang sudah memeluk agama Islam, yaitu makam Karaeng I Malingkaang Daeng Manjori Karaeng Katangka Sultan Abdullah Awalul Islam Tumenanga Riagamana, Beliau adalah Raja Tallo sekaligus Mangkabumi Kerajaan Gowa yang Wafat pada hari Rabu, 1 Oktober 1636. Sedangkan makam termuda adalah makam Sombangta Imappadulung Daeng Mattimung Karaeng sanrobone sultan Abdul Djalil Tumenanga Rilakiung (Raja Gowa ke-19) yang wafat pada 18 September 1711 |
|||
Nama-nama raja lain dari Gowa yang dimakamkan termasuk ahli waris dan keturunan adalah: Raja Gowa ke-11 bernama I Tajiibang Daeng Marompa Karaeng data Tunibatta, wafat pada tahun 1565, Raja Gowa ke-14 yaitu I Mangngarangi Daeng Manrabbia, Karaeng Lakiung Sultan Alauddin tumenangna ri Gaukanna, wafat pada 15 Juni 1639, Raja Gowa ke15 Yang bernama I Mannungtungi Daeng Mattola Karaeng Ujung Karaeng Lakiung Sultan Malikussaid Tumenanga Ri Papanbatuna, wafat pada hari rabu 5 November 1653 , Raja Gowa ke-16 bernama I Mallombasi Daeng Mattawang Muhammad Baqir karaeng Bontomangape sultang Hasanudding tumenanga ri Balla Pangkana, wafat pada 12 Juni 1670, Raja Gowa ke17 bernama I MappasombaDaeng Nguraga Karaeng Lakiung Sultan Amir Hamzah Tumammalianga ri Allu (wafat pada hari Senin Tanggal 7 Mei 1674) |
Nama-nama raja lain dari Gowa yang dimakamkan termasuk ahli waris dan keturunan adalah: Raja Gowa ke-11 bernama I Tajiibang Daeng Marompa Karaeng data Tunibatta, wafat pada tahun 1565, Raja Gowa ke-14 yaitu I Mangngarangi Daeng Manrabbia, Karaeng Lakiung Sultan Alauddin tumenangna ri Gaukanna, wafat pada 15 Juni 1639, Raja Gowa ke15 Yang bernama I Mannungtungi Daeng Mattola Karaeng Ujung Karaeng Lakiung Sultan Malikussaid Tumenanga Ri Papanbatuna, wafat pada hari rabu 5 November 1653 , Raja Gowa ke-16 bernama I Mallombasi Daeng Mattawang Muhammad Baqir karaeng Bontomangape sultang Hasanudding tumenanga ri Balla Pangkana, wafat pada 12 Juni 1670, Raja Gowa ke17 bernama I MappasombaDaeng Nguraga Karaeng Lakiung Sultan Amir Hamzah Tumammalianga ri Allu (wafat pada hari Senin Tanggal 7 Mei 1674) |
||
Baris 8: | Baris 15: | ||
Raja Gowa ke 18 bernama I Mappaosang Daeng Mangngewai Karaeng Bisei Sultan Muhammad Ali Tumenanga ri Jakattara ( wafat 15 maret 1681) Raja Gowa ke-19 bernama I Mappadulung Daeng Mattimung Karaeng Sanrobone sultan Abdul Djalil Tumenanga ri Lakiung (wafat 18 September 171) Raja Gowa ke-33 dan juga sebagai Raja Tallo ke-6 bernama I Mallingkai Daeng Manjonri Karaeng Katangka Sultan Abdullah Awallul Islam Tumenanga ri Kalabbiranna ( wafat 13 Mei 1895) dan Arung Lamonjong seorang Bone yang berjasa membawa jenazah Sombangta I Tajibarani dari Bone ke Gowa. |
Raja Gowa ke 18 bernama I Mappaosang Daeng Mangngewai Karaeng Bisei Sultan Muhammad Ali Tumenanga ri Jakattara ( wafat 15 maret 1681) Raja Gowa ke-19 bernama I Mappadulung Daeng Mattimung Karaeng Sanrobone sultan Abdul Djalil Tumenanga ri Lakiung (wafat 18 September 171) Raja Gowa ke-33 dan juga sebagai Raja Tallo ke-6 bernama I Mallingkai Daeng Manjonri Karaeng Katangka Sultan Abdullah Awallul Islam Tumenanga ri Kalabbiranna ( wafat 13 Mei 1895) dan Arung Lamonjong seorang Bone yang berjasa membawa jenazah Sombangta I Tajibarani dari Bone ke Gowa. |
||
== Bentuk |
== Bentuk jirat makam == |
||
Dalam |
Dalam Kompleks Makam Sultan Hasanuddin terdapat 24 buah makam, dan semuanya masih dalam keadaan utuh, Di kompleks ini terdapat tipe jirat mamkam yaitu: |
||
1. Jirat makam tipe cungkup kubah (A) sebanyak satu buah bentuk dasar kubah persegi panjang dengan ukuran. Panjang 626cm, Lebar 600 cm, tinggi 450 dan ketebalan 60 cm. |
1. Jirat makam tipe cungkup kubah (A) sebanyak satu buah bentuk dasar kubah persegi panjang dengan ukuran. Panjang 626cm, Lebar 600 cm, tinggi 450 dan ketebalan 60 cm. |
Revisi per 18 Desember 2019 01.47
Makam Sultan Hasanuddin merupakan kompleks pemakaman yang berada di Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Situs ini berada di puncak Bukit Tamalate dengan luas 2.352 m². Di kompleks ini terdapat 24 situs pemakaman raja-raja Gowa yang sudah ada sejak masa pra-Islam. Hal ini ditandai dengan arah kubur yang berorientasi dari arah timur ke barat pada makam raja Gowa ke-11, yaitu I Tajibarani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatta yang diangkat menjadi raja Gowa pada tahun 1565.
Sejarah
Pada tahun 1952, kedua makam tertua tersebut dipugar dengan mengubah posisi orientasi makam, yang semula memiliki orientasi timur -barat menjadi utara - selatan dan menambah cungkup berbentuk kubah pada makam Raja Gowa ke-11.
Tokoh yang dimakamkan
Berikut merupakan daftar tokoh yang dimakamkan di Kompleks Pemakaman Sultan Hasanuddin.
- Arung Lamoncong, seorang bangsawan dari Bone. Lokasi makam terletak di depan makam raja Gowa ke-11.
.Makam lainnya digunakan oleh raja-raja yang sudah memeluk agama Islam, yaitu makam Karaeng I Malingkaang Daeng Manjori Karaeng Katangka Sultan Abdullah Awalul Islam Tumenanga Riagamana, Beliau adalah Raja Tallo sekaligus Mangkabumi Kerajaan Gowa yang Wafat pada hari Rabu, 1 Oktober 1636. Sedangkan makam termuda adalah makam Sombangta Imappadulung Daeng Mattimung Karaeng sanrobone sultan Abdul Djalil Tumenanga Rilakiung (Raja Gowa ke-19) yang wafat pada 18 September 1711
Nama-nama raja lain dari Gowa yang dimakamkan termasuk ahli waris dan keturunan adalah: Raja Gowa ke-11 bernama I Tajiibang Daeng Marompa Karaeng data Tunibatta, wafat pada tahun 1565, Raja Gowa ke-14 yaitu I Mangngarangi Daeng Manrabbia, Karaeng Lakiung Sultan Alauddin tumenangna ri Gaukanna, wafat pada 15 Juni 1639, Raja Gowa ke15 Yang bernama I Mannungtungi Daeng Mattola Karaeng Ujung Karaeng Lakiung Sultan Malikussaid Tumenanga Ri Papanbatuna, wafat pada hari rabu 5 November 1653 , Raja Gowa ke-16 bernama I Mallombasi Daeng Mattawang Muhammad Baqir karaeng Bontomangape sultang Hasanudding tumenanga ri Balla Pangkana, wafat pada 12 Juni 1670, Raja Gowa ke17 bernama I MappasombaDaeng Nguraga Karaeng Lakiung Sultan Amir Hamzah Tumammalianga ri Allu (wafat pada hari Senin Tanggal 7 Mei 1674)
Raja Gowa ke 18 bernama I Mappaosang Daeng Mangngewai Karaeng Bisei Sultan Muhammad Ali Tumenanga ri Jakattara ( wafat 15 maret 1681) Raja Gowa ke-19 bernama I Mappadulung Daeng Mattimung Karaeng Sanrobone sultan Abdul Djalil Tumenanga ri Lakiung (wafat 18 September 171) Raja Gowa ke-33 dan juga sebagai Raja Tallo ke-6 bernama I Mallingkai Daeng Manjonri Karaeng Katangka Sultan Abdullah Awallul Islam Tumenanga ri Kalabbiranna ( wafat 13 Mei 1895) dan Arung Lamonjong seorang Bone yang berjasa membawa jenazah Sombangta I Tajibarani dari Bone ke Gowa.
Bentuk jirat makam
Dalam Kompleks Makam Sultan Hasanuddin terdapat 24 buah makam, dan semuanya masih dalam keadaan utuh, Di kompleks ini terdapat tipe jirat mamkam yaitu:
1. Jirat makam tipe cungkup kubah (A) sebanyak satu buah bentuk dasar kubah persegi panjang dengan ukuran. Panjang 626cm, Lebar 600 cm, tinggi 450 dan ketebalan 60 cm.
2. Jirat makam tipe cungkup punde berundak (B), yaitu makam dengan bentuk cungkup bersusun seperti punde berundak
3. Jirat makam tipe D (teras berundak), yaitu makam yang menyerupai teras berundak –undak, terdiri dari satu hingga dua teras, semakin keatas semakin kecil.
4. Jirat makam tipe peti batu (tipe F), yaitu makam yang hanya terdiri dari subasemen dari balok batu andesit, di atasnya ditancapkan tipe nisan pipih,silindrik, dan balok.
Jirat makam tipe G, yaitu bentuk jirat yang hanya terdiri dari tumpukan batu-batualam atau gundukan tanah berbentuk gunung.[1][2][3]
Referensi
- ^ Effendy, Muslimin (2013). Monumen Islam di Sulawesi Selatan. Makassar: Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar. hlm. 170–176.
- ^ "gambar makam sultan hasanuddin - Penelusuran Google". www.google.com. Diakses tanggal 2019-12-17.
- ^ "Google Maps". Google Maps. Diakses tanggal 2019-12-17.