Hans Küng: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4: Baris 4:
Küng belajar [[teologi]] dan [[filsafat]] di [[Universitas Kepausan Gregoriana]] di [[Roma]] dan [[ditahbiskan]] pada [[1954]]. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di berbagai kota Eropa, misalnya di [[Universitas Paris|Sorbonne]] di [[Paris]]. Tesis doktoralnya berjudul "''[[Pembenaran]]. Doktrin [[Karl Barth]] dan sebuah refleksi Katolik''".
Küng belajar [[teologi]] dan [[filsafat]] di [[Universitas Kepausan Gregoriana]] di [[Roma]] dan [[ditahbiskan]] pada [[1954]]. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di berbagai kota Eropa, misalnya di [[Universitas Paris|Sorbonne]] di [[Paris]]. Tesis doktoralnya berjudul "''[[Pembenaran]]. Doktrin [[Karl Barth]] dan sebuah refleksi Katolik''".


<!--In [[1960]] Küng was appointed [[professor]] of theology at [[Eberhard Karls university|Eberhard Karls University]], [[Tübingen]], [[Germany]]. Just like his colleague Joseph Ratzinger (later [[Pope Benedict XVI]]), in [[1962]] he was appointed ''peritus'' by [[Pope John XXIII]], serving as an expert theological advisor to members of the [[Second Vatican Council]] until its conclusion in [[1965]]. At Küng's instigation, the Catholic Faculty at Tübingen appointed Ratzinger as professor of dogmatics. However, due to the fact that Ratzinger moved in a more conservative direction in the reaction to the [[1968]] [[German student movement|students revolt]], cooperation between the two came to an end.
<!--In [[1960]] Küng was appointed [[professor]] of theology at [[Eberhard Karls university|Eberhard Karls University]], [[Tübingen]], [[Germany]]. Just like his colleague Joseph Ratzinger (later [[Pope Benedict XVI]]), in [[1962]] he was appointed ''peritus'' by [[Pope John XXIII]], serving as an expert theological advisor to members of the [[Second Vatican Council]] until its conclusion in [[1965]]. At Küng's instigation, the Catholic Faculty at Tübingen appointed Ratzinger as professor of dogmatics. However, due to the fact that Ratzinger moved in a more conservative direction in the reaction to the [[1968]] [[German student movement|students revolt]], cooperation between the two came to an end.-->


In the late 1960s Küng became the first major Roman Catholic theologian after the late [[19th century]] [[Old Catholic Church]] schism to reject the doctrine of [[papal infallibility]], in particular in his book ''Infallible? An Inquiry'' ([[1971]]). Consequently, on [[December 18]], [[1979]], he was stripped of his license to teach as a Roman Catholic theologian but carried on teaching as a [[tenure]]d professor of [[ecumenism|ecumenical theology]] at the University of Tübingen until his retirement (''Emeritierung'') in [[1996]]. To this day he remains a persistent critic of papal authority, which he claims is man-made (and thus reversible) rather than instituted by [[God]]. He was not [[Excommunication|excommunicated]] and remains a Roman Catholic priest.
Pada akhir tahun 1960-an Küng menjadi teolog penting Katolik Roma setelah [[skisma]] [[Gereja Katolik Lama]] pada akhir [[abad ke-19]] yang menolak doktrin [[infalibilitas paus]], khususnya dalam bukunya ''Infallible? An Inquiry'' ("Infalibel? Suatu Telaah") ([[1971]]). Akibatnya, pada [[18 Desember]] [[1979]], izin mengajarnya sebagai seorang teolog Katolik Roma dicabut, namun ia tetap mengajar sebagai seorang profesor yang ber[[jabatan]] dalam bidang [[ekumenisme|teologi ekumenis]] di Universitas Tübingen hingga masa pensiunnya (''Emeritierung'') pada [[1996]]. Hingga hari ini ia tetap merupakan kritikus yang gigih terhadap kewibawaan paus, yang disebutnya sebagai ciptaan manusia (dan karena itu dapat dibatalkan) dan bukan sesuatu yang ditetapkan oleh [[Allah]]. Küng tidak [[ekskomunikasi|diekskomunikasi]] dan tetap menjabat sebagai seorang imam Katolik Roma.


Pada awal tahun [[1990-an]] Küng memulai sebuah proyek yang dinamai ''Weltethos'' (''Etika Global''), yang merupakan upaya untuk menggambarkan kesamaan di antara agama-agama dunia (ketimbang menekankan hal-hal yang membedakan mereka) dan menyusun suatu susunan peraturan perilaku minimal yang dapat diterima oleh setiap orang. Visinya tentang suatu [[etika global]] terwujud dalam dokumen yang rancangan awalnya disusun oleh Küng, ''Menuju suatu Etika Global: Suatu Deklarasi Awal''. Deklarasi ini ditandatangani pada [[Parlemen Agama-agama Dunia]] tahun [[1993]] oleh banyak pemimpin agama dan spiritual dari seluruh dunia. Belakangan proyek Küng ini memuncak menjadi "Dialog antar Peradaban" yang diselenggarakan oleh [[PBB]], dan untuk itu Küng ditunjuk sebagai salah satu dari 19 "tokoh terkemuka." Meskipun proyek ini diselesaikan pada November 2001, tak lama setelah serangan teroris pada 11 September 2001, media AS tidak meliputnya. Hal ini dikelukan oleh Küng.
In the early [[1990s]] Küng initiated a project called ''Weltethos'' (''Global Ethic''), which is an attempt at describing what the world religions have in common (rather than what separates them) and at drawing up a minimal code of rules of behaviour everyone can accept. His vision of a [[global ethic]] was embodied in the document for which he did the initial draft, ''Towards a Global Ethic: An Initial Declaration''. This Declaration was signed at the [[1993]] [[Parliament of the World's Religions]] by many religious and spiritual leaders from around the world. Later Küng's project would culminate into the [[UN]]'s "Dialogue among Civilizations" to which Küng was assigned as one of 19 "eminent persons." Even though completed shortly after the terrorist attacks of September 11 (in November 2001), there was no coverage in the U.S. media, something about which Küng complained.


Based on "Studium Generale"&mdash;lectures at Tübingen University, his latest publication ''Der Anfang aller Dinge'' ("The beginning of all things") discusses the relationship between [[science and religion]]. In an analysis spanning from [[quantum physics]] to [[neuroscience]] he also comments on the current debate about [[evolution]] in the United States, dismissing those opposed to evolution as "naive [and] un-enlightened".-->
Berdasarkan pada kuliah-kuliah "Studium Generale" di Universitas Tübingen, terbitannya yang terbaru ''Der Anfang aller Dinge'' ("Permulaan dari segala sesuatu") membahas hubungan antara [[ilmu pengetahuan dan agama]]. Dalam sebuah analisis yang merentang dari [[fisika kuantum]] hingga [[neurosains]] ia juga mengomentari perdebatan saat ini di Amerika Serikat mengenai [[evolusi]], dan mengecam mereka yang menentang evolusi sebagai orang yang "naif [dan] tidak tercerahkan".


Pada [[26 September]] [[2005]] ia terlibat dalam suatu diskusi bersahabat tentang teologi Katolik dalam sebuah makan malam bersama Paus Benediktus XVI -- sesuatu yang mengejutkan sejumlah pengamat.
Pada [[26 September]] [[2005]] ia terlibat dalam suatu diskusi bersahabat tentang teologi Katolik dalam sebuah makan malam bersama Paus Benediktus XVI -- sesuatu yang mengejutkan sejumlah pengamat.

Revisi per 17 Februari 2006 00.27

Pastor Hans Küng (lahir 19 Maret 1928 di Sursee, Canton Lucerne), adalah seorang teolog Swiss terkemuka, dan penulis yang produktif. Sejak 1995 ia menjadi Presiden dari Yayasan untuk Etika Global (Stiftung Weltethos). Küng adalah seorang pastor Katolik Roma, tetapi Vatikan telah mencabut haknya untuk mengajar teologi Katolik.

Küng belajar teologi dan filsafat di Universitas Kepausan Gregoriana di Roma dan ditahbiskan pada 1954. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di berbagai kota Eropa, misalnya di Sorbonne di Paris. Tesis doktoralnya berjudul "Pembenaran. Doktrin Karl Barth dan sebuah refleksi Katolik".


Pada akhir tahun 1960-an Küng menjadi teolog penting Katolik Roma setelah skisma Gereja Katolik Lama pada akhir abad ke-19 yang menolak doktrin infalibilitas paus, khususnya dalam bukunya Infallible? An Inquiry ("Infalibel? Suatu Telaah") (1971). Akibatnya, pada 18 Desember 1979, izin mengajarnya sebagai seorang teolog Katolik Roma dicabut, namun ia tetap mengajar sebagai seorang profesor yang berjabatan dalam bidang teologi ekumenis di Universitas Tübingen hingga masa pensiunnya (Emeritierung) pada 1996. Hingga hari ini ia tetap merupakan kritikus yang gigih terhadap kewibawaan paus, yang disebutnya sebagai ciptaan manusia (dan karena itu dapat dibatalkan) dan bukan sesuatu yang ditetapkan oleh Allah. Küng tidak diekskomunikasi dan tetap menjabat sebagai seorang imam Katolik Roma.

Pada awal tahun 1990-an Küng memulai sebuah proyek yang dinamai Weltethos (Etika Global), yang merupakan upaya untuk menggambarkan kesamaan di antara agama-agama dunia (ketimbang menekankan hal-hal yang membedakan mereka) dan menyusun suatu susunan peraturan perilaku minimal yang dapat diterima oleh setiap orang. Visinya tentang suatu etika global terwujud dalam dokumen yang rancangan awalnya disusun oleh Küng, Menuju suatu Etika Global: Suatu Deklarasi Awal. Deklarasi ini ditandatangani pada Parlemen Agama-agama Dunia tahun 1993 oleh banyak pemimpin agama dan spiritual dari seluruh dunia. Belakangan proyek Küng ini memuncak menjadi "Dialog antar Peradaban" yang diselenggarakan oleh PBB, dan untuk itu Küng ditunjuk sebagai salah satu dari 19 "tokoh terkemuka." Meskipun proyek ini diselesaikan pada November 2001, tak lama setelah serangan teroris pada 11 September 2001, media AS tidak meliputnya. Hal ini dikelukan oleh Küng.

Berdasarkan pada kuliah-kuliah "Studium Generale" di Universitas Tübingen, terbitannya yang terbaru Der Anfang aller Dinge ("Permulaan dari segala sesuatu") membahas hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama. Dalam sebuah analisis yang merentang dari fisika kuantum hingga neurosains ia juga mengomentari perdebatan saat ini di Amerika Serikat mengenai evolusi, dan mengecam mereka yang menentang evolusi sebagai orang yang "naif [dan] tidak tercerahkan".

Pada 26 September 2005 ia terlibat dalam suatu diskusi bersahabat tentang teologi Katolik dalam sebuah makan malam bersama Paus Benediktus XVI -- sesuatu yang mengejutkan sejumlah pengamat.

Bibliografi terpilih


Pranala luar