Sumatera Thawalib: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 1: Baris 1:
{{untuk|sekolah Thawalib di Parabek|Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek}}
{{untuk|sekolah Thawalib di Parabek|Pondok Pesantren Sumatra Thawalib Parabek}}
{{untuk|sekolah Thawalib di Padang Panjang|Perguruan Thawalib Padang Panjang}}
{{untuk|sekolah Thawalib di Padang Panjang|Perguruan Thawalib Padang Panjang}}
'''Sumatera Thawalib''' ({{lang-ar|سومطرة ثاواليب|Pelajar-Pelajar Sumatera}}) adalah salah satu organisasi massa [[Islam]] yang paling awal di Indonesia. Thawalib berdiri pada tanggal 15 Januari 1919 sebagai hasil dari pertemuan para pelajar Muslim dari [[Padang Panjang]] dan [[Parabek]]. Tujuan awal organisasi ini adalah untuk memperdalam ilmu dan mengembangkan agama Islam. Di kemudian hari, organisasi struktural Thawalib diwarisi oleh [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]], sedangkan sekolah-sekolah yang menjadi pendiri awalnya masih berdiri dengan kepengurusan terpisah.
'''Sumatra Thawalib''' ({{lang-ar|سومطرة ثاواليب|Pelajar-Pelajar Sumatra}}) adalah salah satu organisasi massa [[Islam]] yang paling awal di Indonesia. Thawalib berdiri pada tanggal 15 Januari 1919 sebagai hasil dari pertemuan para pelajar Muslim dari [[Padang Panjang]] dan [[Parabek]]. Tujuan awal organisasi ini adalah untuk memperdalam ilmu dan mengembangkan agama Islam. Di kemudian hari, organisasi struktural Thawalib diwarisi oleh [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]], sedangkan sekolah-sekolah yang menjadi pendiri awalnya masih berdiri dengan kepengurusan terpisah.


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Baris 11: Baris 11:
Surau Jembatan Besi didirikan pada tahun 1914 oleh [[Abdullah Ahmad]] dan [[Abdul Karim Amrullah]], atau yang dikenal dengan Haji Rasul. Setelah Ahmad pindah ke [[Padang]], Haji Rasul menggantikannya sebagai pimpinan surau dan memperkenalkan membawa banyak perubahan. Atas inisiatif Haji Habib, pada tahun 1915 didirikan Koperasi Pelajar yang kelak dikembangkan lagi oleh Haji Hasyim. Dengan adanya koperasi ini, surau semakin terbuka akan ide-ide pembaruan, terutama yang berasal dari dunia Barat.<ref name="Mo"/> Pada tahun 1913, [[Zainuddin Labay El Yunusy]] kembali ke Padang Panjang setelah menuntut ilmu kepada [[Abbas Abdullah]] di Padang Japang, [[Payakumbuh]]. Di surau tersebut, El Yunusy mendirikan sekolah khusus putri [[Diniyah Putri]] pada 1915. Ia kemudian mengajak para pelajar surau Jembatan Besi untuk membentuk suatu perkumpulan bernama ''Makaraful Ichwan'' untuk memperdalam pengetahuan tentang Islam dan berusaha menyelesaikan masalah Agama secara ilmiah serta persahabatan antara sesama penganut agama Islam.<ref name="De"/>
Surau Jembatan Besi didirikan pada tahun 1914 oleh [[Abdullah Ahmad]] dan [[Abdul Karim Amrullah]], atau yang dikenal dengan Haji Rasul. Setelah Ahmad pindah ke [[Padang]], Haji Rasul menggantikannya sebagai pimpinan surau dan memperkenalkan membawa banyak perubahan. Atas inisiatif Haji Habib, pada tahun 1915 didirikan Koperasi Pelajar yang kelak dikembangkan lagi oleh Haji Hasyim. Dengan adanya koperasi ini, surau semakin terbuka akan ide-ide pembaruan, terutama yang berasal dari dunia Barat.<ref name="Mo"/> Pada tahun 1913, [[Zainuddin Labay El Yunusy]] kembali ke Padang Panjang setelah menuntut ilmu kepada [[Abbas Abdullah]] di Padang Japang, [[Payakumbuh]]. Di surau tersebut, El Yunusy mendirikan sekolah khusus putri [[Diniyah Putri]] pada 1915. Ia kemudian mengajak para pelajar surau Jembatan Besi untuk membentuk suatu perkumpulan bernama ''Makaraful Ichwan'' untuk memperdalam pengetahuan tentang Islam dan berusaha menyelesaikan masalah Agama secara ilmiah serta persahabatan antara sesama penganut agama Islam.<ref name="De"/>


Pada tahun 1918, melalui jejaring Ichwan, El Yunusy, Jalaluddin Thaib, dan Inyiak Mandua Basa mengubah nama koperasi pelajar tersebut menjadi Sumatera Thawalib dan memperluas ruang lingkup kegiatannya. Perubahan ini sedikit sebanyak diihami oleh organisasi pemuda sekuler-nasionalis yang sudah membuka cabang di Padang dan [[Bukittinggi]].<ref name="De">[https://www.jpnn.com/news/sumatera-thawalib-sekolah-modern-islam-pertama-di-indonesia Sumatera Thawalib, Sekolah Modern Islam Pertama di Indonesia.] ''JPNN''. Retrieved November 29, 2017.</ref> Setelah munculnya pembaharuan di Thawalib, Haji Rasul memperkenalkan sistem kelas ala perguruan Barat pada tahun 1918. Ia menyusun ulang kurikulum, metode mengajar, dan buku referensi yang dipergunakan dalam pembelajaran di Thawalib dengan memasukkan pelajaran-pelajaran umum.
Pada tahun 1918, melalui jejaring Ichwan, El Yunusy, Jalaluddin Thaib, dan Inyiak Mandua Basa mengubah nama koperasi pelajar tersebut menjadi Sumatra Thawalib dan memperluas ruang lingkup kegiatannya. Perubahan ini sedikit sebanyak diihami oleh organisasi pemuda sekuler-nasionalis yang sudah membuka cabang di Padang dan [[Bukittinggi]].<ref name="De">[https://www.jpnn.com/news/sumatera-thawalib-sekolah-modern-islam-pertama-di-indonesia Sumatra Thawalib, Sekolah Modern Islam Pertama di Indonesia.] ''JPNN''. Retrieved November 29, 2017.</ref> Setelah munculnya pembaharuan di Thawalib, Haji Rasul memperkenalkan sistem kelas ala perguruan Barat pada tahun 1918. Ia menyusun ulang kurikulum, metode mengajar, dan buku referensi yang dipergunakan dalam pembelajaran di Thawalib dengan memasukkan pelajaran-pelajaran umum.


Di saat yang sama, surau Parabek juga mulai memperbaharui sistem pendidikannya. Awalnya bernama ''Muzakaratul Ikhwan'' atau ''Jami'atul Ikhwan'', surau ini berakar dari sebuah komunitas pengajian yang dipimpin oleh [[Ibrahim Musa|Syekh Ibrahim Musa]] sejak September 1920.<ref name="Mo"/><ref name="De"/>
Di saat yang sama, surau Parabek juga mulai memperbaharui sistem pendidikannya. Awalnya bernama ''Muzakaratul Ikhwan'' atau ''Jami'atul Ikhwan'', surau ini berakar dari sebuah komunitas pengajian yang dipimpin oleh [[Ibrahim Musa|Syekh Ibrahim Musa]] sejak September 1920.<ref name="Mo"/><ref name="De"/>


=== Pendirian dan pergerakan politik ===
=== Pendirian dan pergerakan politik ===
Pada tanggal 15 Januari 1919, bertempat di surau milik [[Muhammad Jamil Jambek|Syekh Muhammad Jamil Jambek]] di Bukittinggi, diadakan pertemuan antara pelajar Sumatera Thawalib dengan pelajar Parabek. Pertemuan ini menyetujui terbentuknya sebuah persatuan antara kedua pelajar lembaga pendidikan itu, yang dinamai Sumatera Thawalib, dengan tujuan memperdalam ilmu dan mengembangkan agama Islam. Lembaga ini diletakkan di bawah kepemimpinan sebuah Dewan Pusat dan cabang-cabang di daerah. Peresmian ini dihadiri oleh Haji Rasul, Ahmad, Musa, dan Muhammad Thaib Umar.
Pada tanggal 15 Januari 1919, bertempat di surau milik [[Muhammad Jamil Jambek|Syekh Muhammad Jamil Jambek]] di Bukittinggi, diadakan pertemuan antara pelajar Sumatra Thawalib dengan pelajar Parabek. Pertemuan ini menyetujui terbentuknya sebuah persatuan antara kedua pelajar lembaga pendidikan itu, yang dinamai Sumatra Thawalib, dengan tujuan memperdalam ilmu dan mengembangkan agama Islam. Lembaga ini diletakkan di bawah kepemimpinan sebuah Dewan Pusat dan cabang-cabang di daerah. Peresmian ini dihadiri oleh Haji Rasul, Ahmad, Musa, dan Muhammad Thaib Umar.


Segera setelah pendirian Thawalib, para tokohnya mulai menyeru dan mendorong surau-surau di seluruh Sumatera Barat untuk bergabung. Pertemuan pada Januari 1922 menghasilkan semakin banyak surau, seperti di Maninjau, Payakumbuh, dan Batusangkar, berafiliasi kepada Thawalib dan menerapkan sistem pendidikannya. Para pelajar membentuk Persatuan Pelajar Sumatera Thawalib yang berpusat di Padang Panjang.
Segera setelah pendirian Thawalib, para tokohnya mulai menyeru dan mendorong surau-surau di seluruh Sumatra Barat untuk bergabung. Pertemuan pada Januari 1922 menghasilkan semakin banyak surau, seperti di Maninjau, Payakumbuh, dan Batusangkar, berafiliasi kepada Thawalib dan menerapkan sistem pendidikannya. Para pelajar membentuk Persatuan Pelajar Sumatra Thawalib yang berpusat di Padang Panjang.


Pada 1923, dipengaruhi oleh [[Djamaluddin Tamin]] dan [[Datuak Batuah]], mulai banyak pelajar Thawalib yang terpengaruh dengan ajaran [[komunisme]]. Tibanya gagasan ini bersamaan dengan menyebarnya pengaruh komunis di seantero [[Hindia Belanda]]. Mereka ditentang habis-habisan oleh dewan pengajar, terutama Haji Rasul yang saat itu telah menjabat guru besar. Terjadinya [[Pemberontakan Malam Tahun Baru]] di [[Silungkang]] pada Januari 1927 meningkatkan kecurigaan pemerintahan kolonial kepada Thawalib.<ref name="Mo"/><ref name="Pa">[http://padangkita.com/sumatera-thawalib-sekolah-islam-modern-pertama-di-indonesia/ Sumatera Thawalib, Sekolah Islam Modern Pertama di Indonesia.] ''Padang Kita''. Retrieved November 29, 2017.</ref>
Pada 1923, dipengaruhi oleh [[Djamaluddin Tamin]] dan [[Datuak Batuah]], mulai banyak pelajar Thawalib yang terpengaruh dengan ajaran [[komunisme]]. Tibanya gagasan ini bersamaan dengan menyebarnya pengaruh komunis di seantero [[Hindia Belanda]]. Mereka ditentang habis-habisan oleh dewan pengajar, terutama Haji Rasul yang saat itu telah menjabat guru besar. Terjadinya [[Pemberontakan Malam Tahun Baru]] di [[Silungkang]] pada Januari 1927 meningkatkan kecurigaan pemerintahan kolonial kepada Thawalib.<ref name="Mo"/><ref name="Pa">[http://padangkita.com/sumatera-thawalib-sekolah-islam-modern-pertama-di-indonesia/ Sumatra Thawalib, Sekolah Islam Modern Pertama di Indonesia.] ''Padang Kita''. Retrieved November 29, 2017.</ref>


Terjunnya banyak ulama yang mengajar di Thawalib ke [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]] sejak 1930 mulai menarik organisasi ini ke pusaran politik praktis. Para alumnus Thawalib juga mendirikan partai Islam nasionalis [[Persatuan Muslim Indonesia]]. Pada akhirnya, Thawalib diperintahkan untuk tutup oleh pemerintah Hindia.<ref>[http://wawasansejarah.com/persatuan-tarbiyah-islamiyah-perti/ Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) 1930-1971M.] ''Wawasan Sejarah''. Retrieved November 29, 2017.</ref>
Terjunnya banyak ulama yang mengajar di Thawalib ke [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]] sejak 1930 mulai menarik organisasi ini ke pusaran politik praktis. Para alumnus Thawalib juga mendirikan partai Islam nasionalis [[Persatuan Muslim Indonesia]]. Pada akhirnya, Thawalib diperintahkan untuk tutup oleh pemerintah Hindia.<ref>[http://wawasansejarah.com/persatuan-tarbiyah-islamiyah-perti/ Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) 1930-1971M.] ''Wawasan Sejarah''. Retrieved November 29, 2017.</ref>
Baris 27: Baris 27:
Salah satu warisan terbesar Thawalib yang masih dirasakan hari ini adalah sistem pendidikannya. Para pengajar awal Thalib seperti Haji Rasul, El Yunusy, dan Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim menekankan sikap terbuka terhadap pembaharuan, terutama dari Barat. Sekolah-sekolah Thawalib terdiri atas tujuh kelas. Pada kelas satu dan dua, hanya diberikan dua mata pelajaran; pada kelas tiga, diberikan enam pelajaran. Mulai kelas empat sudah diberikan semua pelajaran yang tersedia. Terdapat tujuh pelajaran keagamaan Islam, sedangkan yang lain adalah pelajaran-pelajaran umum. Thawalib menggunakan kitab-kitab keluaran [[Makkah]].
Salah satu warisan terbesar Thawalib yang masih dirasakan hari ini adalah sistem pendidikannya. Para pengajar awal Thalib seperti Haji Rasul, El Yunusy, dan Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim menekankan sikap terbuka terhadap pembaharuan, terutama dari Barat. Sekolah-sekolah Thawalib terdiri atas tujuh kelas. Pada kelas satu dan dua, hanya diberikan dua mata pelajaran; pada kelas tiga, diberikan enam pelajaran. Mulai kelas empat sudah diberikan semua pelajaran yang tersedia. Terdapat tujuh pelajaran keagamaan Islam, sedangkan yang lain adalah pelajaran-pelajaran umum. Thawalib menggunakan kitab-kitab keluaran [[Makkah]].


Pada hari ini, sekolah-sekolah yang masih menerapkan sistem pendidikan ala Thawalib termasuklah [[Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek]] di [[Banuhampu]] dan [[Perguruan Thawalib Padang Panjang]] di Padang Panjang.
Pada hari ini, sekolah-sekolah yang masih menerapkan sistem pendidikan ala Thawalib termasuklah [[Pondok Pesantren Sumatra Thawalib Parabek]] di [[Banuhampu]] dan [[Perguruan Thawalib Padang Panjang]] di Padang Panjang.


== Rujukan ==
== Rujukan ==
Baris 34: Baris 34:
== Bibliografi ==
== Bibliografi ==
* Menchik, Jeremy. (2017) ''Islam and Democracy in Indonesia: Tolerance without Liberalism''. Cambridge Studies in Social Theory, Religion and Politics.
* Menchik, Jeremy. (2017) ''Islam and Democracy in Indonesia: Tolerance without Liberalism''. Cambridge Studies in Social Theory, Religion and Politics.
* Naim, Mochtar. (1990) ''Madrasah Sumatera Thawalib Parabek, Bukittingi''. Laporan Penelitian Madrasah Bersama Tim Penelitian IAIN Imam Bonjol, Padang.
* Naim, Mochtar. (1990) ''Madrasah Sumatra Thawalib Parabek, Bukittingi''. Laporan Penelitian Madrasah Bersama Tim Penelitian IAIN Imam Bonjol, Padang.


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [https://app.box.com/s/h4553djkiymxarlsp86v ''Silsilah dan Riwayat Pendidikan Pendiri Madrasah''] Website [[Mochtar Naim]]. Diakses 15 September 2013.
* [https://app.box.com/s/h4553djkiymxarlsp86v ''Silsilah dan Riwayat Pendidikan Pendiri Madrasah''] Website [[Mochtar Naim]]. Diakses 15 September 2013.
* [http://ramadan.detik.com/read/2013/07/03/101543/2291067/1523/sumatera-thawalib-parabek-tempat-ngaji-mantan-wapres-ri-adam-malik?r992203625 ''Sumatera Thawalib Parabek, Tempat Ngaji Mantan Wapres RI Adam Malik''] detikcom, 3 Juli 2013. Diakses 15 September 2013.
* [http://ramadan.detik.com/read/2013/07/03/101543/2291067/1523/sumatera-thawalib-parabek-tempat-ngaji-mantan-wapres-ri-adam-malik?r992203625 ''Sumatra Thawalib Parabek, Tempat Ngaji Mantan Wapres RI Adam Malik''] detikcom, 3 Juli 2013. Diakses 15 September 2013.
* [https://groups.google.com/forum/#!msg/rantaunet/Pa_EK20jD4U/8HV3Qb0udvoJ ''Penyebar .... Soematera Thawalib''] R@ntau-Net, 5 Juni 2008. Diakses 15 September 2013.
* [https://groups.google.com/forum/#!msg/rantaunet/Pa_EK20jD4U/8HV3Qb0udvoJ ''Penyebar .... Soematera Thawalib''] R@ntau-Net, 5 Juni 2008. Diakses 15 September 2013.
* Website Sumatera Thawalib Parabek thawalib-parabek.sch.id/.Diakses 16 Mei 2015
* Website Sumatra Thawalib Parabek thawalib-parabek.sch.id/.Diakses 16 Mei 2015


[[Kategori:Organisasi Islam di Indonesia]]
[[Kategori:Organisasi Islam di Indonesia]]

Revisi per 20 Maret 2019 23.38

Sumatra Thawalib (Arab: سومطرة ثاواليب, translit. Pelajar-Pelajar Sumatra) adalah salah satu organisasi massa Islam yang paling awal di Indonesia. Thawalib berdiri pada tanggal 15 Januari 1919 sebagai hasil dari pertemuan para pelajar Muslim dari Padang Panjang dan Parabek. Tujuan awal organisasi ini adalah untuk memperdalam ilmu dan mengembangkan agama Islam. Di kemudian hari, organisasi struktural Thawalib diwarisi oleh Persatuan Tarbiyah Islamiyah, sedangkan sekolah-sekolah yang menjadi pendiri awalnya masih berdiri dengan kepengurusan terpisah.

Sejarah

Surau Jembatan Besi dan Parabek

Sistem pendidikan Islam melalui surau telah menjadi bagian budaya dalam masyarakat Minangkabau. Sistem pendidikan ini masih tetap bertahan hingga awal abad ke-20, walaupun telah terjadi pembaharuan dalam pendidikan Islam. Namun terdapat beberapa surau yang tidak mau ketinggalan dengan perkembangan madrasah. Surau-surau pertama yang telah memakai sistem kelas dengan mempergunakan meja, kursi, papan tulis dan alat bantu pelajaran adalah surau Jembatan Besi di Padang Panjang dan Parabek di Banuhampu.[1][2]

Sistem pendidikan Islam melalui surau telah menjadi bagian budaya dalam masyarakat Minangkabau. Sistem pendidikan ini masih tetap bertahan hingga awal abad ke-20, walaupun telah terjadi pembaharuan dalam pendidikan Islam. Namun terdapat beberapa surau yang tidak mau ketinggalan dengan perkembangan madrasah. Surau pertama yang telah memakai sistem kelas dengan mempergunakan meja, kursi, papan tulis dan alat bantu pelajaran adalah surau Jembatan Besi di Padang Panjang.[1][2]

Surau Jembatan Besi didirikan pada tahun 1914 oleh Abdullah Ahmad dan Abdul Karim Amrullah, atau yang dikenal dengan Haji Rasul. Setelah Ahmad pindah ke Padang, Haji Rasul menggantikannya sebagai pimpinan surau dan memperkenalkan membawa banyak perubahan. Atas inisiatif Haji Habib, pada tahun 1915 didirikan Koperasi Pelajar yang kelak dikembangkan lagi oleh Haji Hasyim. Dengan adanya koperasi ini, surau semakin terbuka akan ide-ide pembaruan, terutama yang berasal dari dunia Barat.[1] Pada tahun 1913, Zainuddin Labay El Yunusy kembali ke Padang Panjang setelah menuntut ilmu kepada Abbas Abdullah di Padang Japang, Payakumbuh. Di surau tersebut, El Yunusy mendirikan sekolah khusus putri Diniyah Putri pada 1915. Ia kemudian mengajak para pelajar surau Jembatan Besi untuk membentuk suatu perkumpulan bernama Makaraful Ichwan untuk memperdalam pengetahuan tentang Islam dan berusaha menyelesaikan masalah Agama secara ilmiah serta persahabatan antara sesama penganut agama Islam.[2]

Pada tahun 1918, melalui jejaring Ichwan, El Yunusy, Jalaluddin Thaib, dan Inyiak Mandua Basa mengubah nama koperasi pelajar tersebut menjadi Sumatra Thawalib dan memperluas ruang lingkup kegiatannya. Perubahan ini sedikit sebanyak diihami oleh organisasi pemuda sekuler-nasionalis yang sudah membuka cabang di Padang dan Bukittinggi.[2] Setelah munculnya pembaharuan di Thawalib, Haji Rasul memperkenalkan sistem kelas ala perguruan Barat pada tahun 1918. Ia menyusun ulang kurikulum, metode mengajar, dan buku referensi yang dipergunakan dalam pembelajaran di Thawalib dengan memasukkan pelajaran-pelajaran umum.

Di saat yang sama, surau Parabek juga mulai memperbaharui sistem pendidikannya. Awalnya bernama Muzakaratul Ikhwan atau Jami'atul Ikhwan, surau ini berakar dari sebuah komunitas pengajian yang dipimpin oleh Syekh Ibrahim Musa sejak September 1920.[1][2]

Pendirian dan pergerakan politik

Pada tanggal 15 Januari 1919, bertempat di surau milik Syekh Muhammad Jamil Jambek di Bukittinggi, diadakan pertemuan antara pelajar Sumatra Thawalib dengan pelajar Parabek. Pertemuan ini menyetujui terbentuknya sebuah persatuan antara kedua pelajar lembaga pendidikan itu, yang dinamai Sumatra Thawalib, dengan tujuan memperdalam ilmu dan mengembangkan agama Islam. Lembaga ini diletakkan di bawah kepemimpinan sebuah Dewan Pusat dan cabang-cabang di daerah. Peresmian ini dihadiri oleh Haji Rasul, Ahmad, Musa, dan Muhammad Thaib Umar.

Segera setelah pendirian Thawalib, para tokohnya mulai menyeru dan mendorong surau-surau di seluruh Sumatra Barat untuk bergabung. Pertemuan pada Januari 1922 menghasilkan semakin banyak surau, seperti di Maninjau, Payakumbuh, dan Batusangkar, berafiliasi kepada Thawalib dan menerapkan sistem pendidikannya. Para pelajar membentuk Persatuan Pelajar Sumatra Thawalib yang berpusat di Padang Panjang.

Pada 1923, dipengaruhi oleh Djamaluddin Tamin dan Datuak Batuah, mulai banyak pelajar Thawalib yang terpengaruh dengan ajaran komunisme. Tibanya gagasan ini bersamaan dengan menyebarnya pengaruh komunis di seantero Hindia Belanda. Mereka ditentang habis-habisan oleh dewan pengajar, terutama Haji Rasul yang saat itu telah menjabat guru besar. Terjadinya Pemberontakan Malam Tahun Baru di Silungkang pada Januari 1927 meningkatkan kecurigaan pemerintahan kolonial kepada Thawalib.[1][3]

Terjunnya banyak ulama yang mengajar di Thawalib ke Persatuan Tarbiyah Islamiyah sejak 1930 mulai menarik organisasi ini ke pusaran politik praktis. Para alumnus Thawalib juga mendirikan partai Islam nasionalis Persatuan Muslim Indonesia. Pada akhirnya, Thawalib diperintahkan untuk tutup oleh pemerintah Hindia.[4]

Sistem pendidikan

Salah satu warisan terbesar Thawalib yang masih dirasakan hari ini adalah sistem pendidikannya. Para pengajar awal Thalib seperti Haji Rasul, El Yunusy, dan Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim menekankan sikap terbuka terhadap pembaharuan, terutama dari Barat. Sekolah-sekolah Thawalib terdiri atas tujuh kelas. Pada kelas satu dan dua, hanya diberikan dua mata pelajaran; pada kelas tiga, diberikan enam pelajaran. Mulai kelas empat sudah diberikan semua pelajaran yang tersedia. Terdapat tujuh pelajaran keagamaan Islam, sedangkan yang lain adalah pelajaran-pelajaran umum. Thawalib menggunakan kitab-kitab keluaran Makkah.

Pada hari ini, sekolah-sekolah yang masih menerapkan sistem pendidikan ala Thawalib termasuklah Pondok Pesantren Sumatra Thawalib Parabek di Banuhampu dan Perguruan Thawalib Padang Panjang di Padang Panjang.

Rujukan

  1. ^ a b c d e Naim, 1990. pp.4-18.
  2. ^ a b c d e Sumatra Thawalib, Sekolah Modern Islam Pertama di Indonesia. JPNN. Retrieved November 29, 2017.
  3. ^ Sumatra Thawalib, Sekolah Islam Modern Pertama di Indonesia. Padang Kita. Retrieved November 29, 2017.
  4. ^ Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) 1930-1971M. Wawasan Sejarah. Retrieved November 29, 2017.

Bibliografi

  • Menchik, Jeremy. (2017) Islam and Democracy in Indonesia: Tolerance without Liberalism. Cambridge Studies in Social Theory, Religion and Politics.
  • Naim, Mochtar. (1990) Madrasah Sumatra Thawalib Parabek, Bukittingi. Laporan Penelitian Madrasah Bersama Tim Penelitian IAIN Imam Bonjol, Padang.

Pranala luar