Metode deduksi: Perbedaan antara revisi
Hidayatsrf (bicara | kontrib) k PWRR:Bantulah! |
|||
Baris 22: | Baris 22: | ||
:Premis 1: y = 3x + 5 |
:Premis 1: y = 3x + 5 |
||
:Premis 2: x=2 |
:Premis 2: x = 2 |
||
::Kesimpulan: y = 11 |
::Kesimpulan: y = 11 |
||
Revisi per 20 Februari 2018 12.09
Deduksi berarti penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum atau penemuan yang khusus dari yang umum. Dengan demikian, metode deduksi (atau penalaran deduktif , logika deduktif, deduksi logis atau logika "atas-bawah")[1] adalah proses penalaran dari satu atau lebih pernyataan umum (premis) untuk mencapai kesimpulan logis tertentu.[2] Metode deduksi akan membuktikan suatu kebenaran baru berasal dari kebenaran-kebenaran yang sudah ada dan diketahui sebelumnya (berkesinambungan).
Metode deduksi umumnya dipakai pada bidang matematika untuk membuat turunan-turunan rumus yang lebih simpel.
Penalaran deduktif menghubungkan premis-premis dengan kesimpulan. Jika semua premi benar, istilah jelas, dan aturan logika deduktif ditaati, maka kesimpulan ini tentu benar.
Contoh-contoh penalaran deduksi
- Premis 1: Semua manusia pasti mati
- Premis 2: Sokrates adalah manusia
- Kesimpulan: Socrates pasti mati
Premis pertama menyatakan bahwa semua benda yang diklasifikasikan sebagai "manusia" memiliki atribut "pasti mati". Premis kedua menyatakan bahwa "Sokrates" diklasifikasikan sebagai "manusia" - anggota dari himpunan "manusia". Kesimpulannya kemudian menyatakan bahwa "Sokrates" "pasti mati" karena ia mewarisi atribut ini dari klasifikasi sebagai "manusia".
Contoh-contoh lain:
- Premis 1: Semua kambing berkaki empat
- Premis 2: Hewan itu adalah kambing.
- Kesimpulan: Hewan itu berkaki empat.
- Premis 1: y = 3x + 5
- Premis 2: x = 2
- Kesimpulan: y = 11
Salah kaprah penggunaan deduksi
Contoh salah kaprah penggunaan metode deduksi dalam kehidupan detektif dilakukan oleh Hercule Poirot dalam setiap pembuktian kasus. Karena Hercule Poirot sebenarnya tidak menggunakan deduksi 100%, sama seperti sains.[3]
Rujukan
- ^ Deduction & Induction, Research Methods Knowledge Base
- ^ Sternberg, R. J. (2009). Cognitive Psychology. Belmont, CA: Wadsworth. halaman 578.
- ^ Deduksi Sherlock Holmes