Oeang Republik Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 6: Baris 6:
Resmi beredar pada [[30 Oktober]] [[1946]]<ref>[http://www.bi.go.id/web/id/Tentang+BI/Museum/Koleksi/Uang/Uang+Kertas/detail.htm?id=62 Bank Indonesia: Oeang Republik Indonesia (ORI) Emisi I], diakses 30 Oktober 2013.</ref>, ORI tampil dalam bentuk [[uang kertas]] bernominal satu sen dengan gambar muka [[keris]] terhunus dan gambar belakang teks [[UUD 1945]]. ORI ditandatangani Menteri Keuangan saat itu [[A.A. Maramis]]. Pada hari itu juga dinyatakan bahwa uang [[Jepang]] dan uang [[Javasche Bank]] tidak berlaku lagi. ORI pertama dicetak oleh [[Percetakan]] Canisius dengan desain sederhana dengan dua warna dan memakai pengaman serat halus.
Resmi beredar pada [[30 Oktober]] [[1946]]<ref>[http://www.bi.go.id/web/id/Tentang+BI/Museum/Koleksi/Uang/Uang+Kertas/detail.htm?id=62 Bank Indonesia: Oeang Republik Indonesia (ORI) Emisi I], diakses 30 Oktober 2013.</ref>, ORI tampil dalam bentuk [[uang kertas]] bernominal satu sen dengan gambar muka [[keris]] terhunus dan gambar belakang teks [[UUD 1945]]. ORI ditandatangani Menteri Keuangan saat itu [[A.A. Maramis]]. Pada hari itu juga dinyatakan bahwa uang [[Jepang]] dan uang [[Javasche Bank]] tidak berlaku lagi. ORI pertama dicetak oleh [[Percetakan]] Canisius dengan desain sederhana dengan dua warna dan memakai pengaman serat halus.


Presiden [[Soekarno]] menjadi tokoh yang paling sering tampil dalam desain uang kertas ORI dan uang kertas Seri ORI II yang terbit di [[Yogyakarta]] pada [[1 Januari]] [[1947]], Seri ORI III di Yogyakarta pada [[26 Juli]] [[1947]], Seri ORI Baru di Yogyakarta pada [[17 Agustus]] [[1949]], dan Seri [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS) di Jakarta pada [[1 Januari]] [[1950]].
Presiden [[Soekarno]] menjadi tokoh yang paling sering tampil dalam desain uang kertas ORI dan uang kertas Seri ORI II yang terbit di [[Yogyakarta]] pada [[1 Januari]] [[1947]], Seri ORI III di Yogyakarta pada [[26 Juli]] [[1947]], Seri ORI Baru di Yogyakarta pada [[17 Agustus]] [[1949]], dan Seri [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS) di Jakarta pada [[1 Januari]] [[1950]].


Meski masa peredaran ORI cukup singkat, namun ORI telah diterima di seluruh wilayah Republik Indonesia dan ikut menggelorakan semangat perlawanan terhadap penjajah. Pada Mei 1946, saat suasana di Jakarta genting, maka Pemerintah RI memutuskan untuk melanjutkan pencetakan ORI di daerah pedalaman, seperti di Yogyakarta , [[Surakarta]], dan [[Malang]].
Meski masa peredaran ORI cukup singkat, namun ORI telah diterima di seluruh wilayah Republik Indonesia dan ikut menggelorakan semangat perlawanan terhadap penjajah. Pada Mei 1946, saat suasana di Jakarta genting, maka Pemerintah RI memutuskan untuk melanjutkan pencetakan ORI di daerah pedalaman, seperti di Yogyakarta , [[Surakarta]], dan [[Malang]].

Revisi per 24 Januari 2017 20.53

Oeang Republik Indonesia (ORI) Emisi I (depan/belakang)

Oeang Republik Indonesia atau ORI adalah mata uang pertama yang dimiliki Republik Indonesia setelah merdeka. Pemerintah memandang perlu untuk mengeluarkan uang sendiri yang tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah tetapi juga sebagai lambang utama negara merdeka.

Resmi beredar pada 30 Oktober 1946[1], ORI tampil dalam bentuk uang kertas bernominal satu sen dengan gambar muka keris terhunus dan gambar belakang teks UUD 1945. ORI ditandatangani Menteri Keuangan saat itu A.A. Maramis. Pada hari itu juga dinyatakan bahwa uang Jepang dan uang Javasche Bank tidak berlaku lagi. ORI pertama dicetak oleh Percetakan Canisius dengan desain sederhana dengan dua warna dan memakai pengaman serat halus.

Presiden Soekarno menjadi tokoh yang paling sering tampil dalam desain uang kertas ORI dan uang kertas Seri ORI II yang terbit di Yogyakarta pada 1 Januari 1947, Seri ORI III di Yogyakarta pada 26 Juli 1947, Seri ORI Baru di Yogyakarta pada 17 Agustus 1949, dan Seri Republik Indonesia Serikat (RIS) di Jakarta pada 1 Januari 1950.

Meski masa peredaran ORI cukup singkat, namun ORI telah diterima di seluruh wilayah Republik Indonesia dan ikut menggelorakan semangat perlawanan terhadap penjajah. Pada Mei 1946, saat suasana di Jakarta genting, maka Pemerintah RI memutuskan untuk melanjutkan pencetakan ORI di daerah pedalaman, seperti di Yogyakarta , Surakarta, dan Malang.

Namun peredaran ORI tersebut sangat terbatas dan tidak mencakup seluruh wilayah Republik Indonesia. Di Sumatera yang beredar adalah mata uang Jepang. Pada 8 April 1947 Gubernur Provinsi Sumatera mengeluarkan rupiah URIPS-Uang Republik Indonesia Provinsi Sumatera.

Referensi

Lihat pula

Pranala luar