Padrão: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hadiyana (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Naval Scene (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 2: Baris 2:


'''''Padrão''''' ([[bahasa Portugis]], dibaca kira-kira "padraung", dengan bunyi "ng" lemah) adalah suatu batu [[prasasti]] berukuran besar yang bergambarkan [[Lambang negara|lambang]] [[Kerajaan Portugal]], yang didirikan oleh para penjelajah [[Daftar tokoh Portugal|Portugal]] sebagai bagian dari upaya klaim wilayah Portugal, selama Abad Penjelajahan. Diketahui bahwa [[Bartolomeu Dias]], [[Vasco da Gama]], dan [[Diogo Cão]] telah mendirikan padrão (jamak, ''padrões'') di berbagai tempat.
'''''Padrão''''' ([[bahasa Portugis]], dibaca kira-kira "padraung", dengan bunyi "ng" lemah) adalah suatu batu [[prasasti]] berukuran besar yang bergambarkan [[Lambang negara|lambang]] [[Kerajaan Portugal]], yang didirikan oleh para penjelajah [[Daftar tokoh Portugal|Portugal]] sebagai bagian dari upaya klaim wilayah Portugal, selama Abad Penjelajahan. Diketahui bahwa [[Bartolomeu Dias]], [[Vasco da Gama]], dan [[Diogo Cão]] telah mendirikan padrão (jamak, ''padrões'') di berbagai tempat.

[[Media:Contoh.ogg]]


==Padrão Sunda Kalapa==
==Padrão Sunda Kalapa==
Baris 11: Baris 9:
Prasasti ini merupakan tanda perjanjian perdagangan antara [[Kerajaan Sunda]], sebagai penguasa pelabuhan Sunda Kelapa, dan armada [[Portugis]]. Bertanggal [[21 Agustus]] [[1522]], tulisannya menggunakan [[aksara Gotik]] dan berbahasa Portugis. Perjanjian ini dibuat oleh utusan dagang Portugis dari [[Malaka]] yang dipimpin [[Enrique Leme]] dan membawa barang-barang untuk "Raja Samian" (maksudnya Sanghyang, yaitu Sang Hyang [[Surawisesa]], raja Sunda 1521-1535). Ia diterima dengan baik. Padrão didirikan di atas tanah yang ditunjuk sebagai tempat untuk membangun benteng dan gudang bagi orang Portugis.
Prasasti ini merupakan tanda perjanjian perdagangan antara [[Kerajaan Sunda]], sebagai penguasa pelabuhan Sunda Kelapa, dan armada [[Portugis]]. Bertanggal [[21 Agustus]] [[1522]], tulisannya menggunakan [[aksara Gotik]] dan berbahasa Portugis. Perjanjian ini dibuat oleh utusan dagang Portugis dari [[Malaka]] yang dipimpin [[Enrique Leme]] dan membawa barang-barang untuk "Raja Samian" (maksudnya Sanghyang, yaitu Sang Hyang [[Surawisesa]], raja Sunda 1521-1535). Ia diterima dengan baik. Padrão didirikan di atas tanah yang ditunjuk sebagai tempat untuk membangun benteng dan gudang bagi orang Portugis.


Pada dokumen perjanjian, saksi dari Kerajaan Sunda adalah ''Padam Tumungo, Samgydepaty, e outre Benegar e easy o xabandar'', maksudnya adalah "Yang Dipertuan Tumenggung, Sang Adipati, Bendahara dan Syahbandar Sunda Kelapa". Saksi dari pihak Portugis, seperti dilaporkan sejarawan Porto bernama João de Barros, ada delapan orang. Saksi dari Kerajaan Sunda tidak menandatangani dokumen, mereka melegalisasinya dengan adat istiadat melalui "selamatan".Sekarang perjanjian ini tersimpan di [[Museum Nasional Republik Indonesia]], [[Jakarta]].
Pada dokumen perjanjian, saksi dari Kerajaan Sunda adalah ''Padam Tumungo, Samgydepaty, e outre Benegar e easy o xabandar'', maksudnya adalah "Yang Dipertuan Tumenggung, Sang Adipati, Bendahara dan Syahbandar Sunda Kelapa". Saksi dari pihak Portugis, seperti dilaporkan sejarawan Porto bernama João de Barros, ada delapan orang. Saksi dari Kerajaan Sunda tidak menandatangani dokumen, mereka melegalisasinya dengan adat istiadat melalui "selamatan". Sekarang perjanjian ini tersimpan di [[Museum Nasional Republik Indonesia]], [[Jakarta]].


Perjanjian inilah yang memicu serangan tentara [[Kesultanan Demak]] ke Sunda Kelapa pada tahun 1527 dan berhasil mengusir orang Portugis dari Sunda Kelapa pada tanggal [[22 Juni]] [[1527]]. Tanggal ini di kemudian hari dijadikan hari berdirinya [[Jakarta]].
Perjanjian inilah yang memicu serangan tentara [[Kesultanan Demak]] ke Sunda Kelapa pada tahun 1527 dan berhasil mengusir orang Portugis dari Sunda Kelapa pada tanggal [[22 Juni]] [[1527]]. Tanggal ini di kemudian hari dijadikan hari berdirinya [[Jakarta]].

Revisi per 29 Januari 2008 05.43

Berkas:Caopillar.jpg
Ilustrasi padrão dari Diogo Cão di Cape St. Mary, Angola, diambil dari buku abad ke-15 terbitan Cão.

Padrão (bahasa Portugis, dibaca kira-kira "padraung", dengan bunyi "ng" lemah) adalah suatu batu prasasti berukuran besar yang bergambarkan lambang Kerajaan Portugal, yang didirikan oleh para penjelajah Portugal sebagai bagian dari upaya klaim wilayah Portugal, selama Abad Penjelajahan. Diketahui bahwa Bartolomeu Dias, Vasco da Gama, dan Diogo Cão telah mendirikan padrão (jamak, padrões) di berbagai tempat.

Padrão Sunda Kalapa

Padrão Sunda Kelapa, atau dinamakan juga "Perjanjian Sunda Kelapa", ditemukan pada tahun 1918, ketika dilakukan penggalian untuk membangun rumah di Jalan Cengkeh (dulu bernama Prinsenstraat), dekat Pasar Ikan, Sunda Kelapa, Jakarta Utara.

Prasasti ini merupakan tanda perjanjian perdagangan antara Kerajaan Sunda, sebagai penguasa pelabuhan Sunda Kelapa, dan armada Portugis. Bertanggal 21 Agustus 1522, tulisannya menggunakan aksara Gotik dan berbahasa Portugis. Perjanjian ini dibuat oleh utusan dagang Portugis dari Malaka yang dipimpin Enrique Leme dan membawa barang-barang untuk "Raja Samian" (maksudnya Sanghyang, yaitu Sang Hyang Surawisesa, raja Sunda 1521-1535). Ia diterima dengan baik. Padrão didirikan di atas tanah yang ditunjuk sebagai tempat untuk membangun benteng dan gudang bagi orang Portugis.

Pada dokumen perjanjian, saksi dari Kerajaan Sunda adalah Padam Tumungo, Samgydepaty, e outre Benegar e easy o xabandar, maksudnya adalah "Yang Dipertuan Tumenggung, Sang Adipati, Bendahara dan Syahbandar Sunda Kelapa". Saksi dari pihak Portugis, seperti dilaporkan sejarawan Porto bernama João de Barros, ada delapan orang. Saksi dari Kerajaan Sunda tidak menandatangani dokumen, mereka melegalisasinya dengan adat istiadat melalui "selamatan". Sekarang perjanjian ini tersimpan di Museum Nasional Republik Indonesia, Jakarta.

Perjanjian inilah yang memicu serangan tentara Kesultanan Demak ke Sunda Kelapa pada tahun 1527 dan berhasil mengusir orang Portugis dari Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Tanggal ini di kemudian hari dijadikan hari berdirinya Jakarta.

Upaya restorasi

Perhimpunan Geografi Lisboa (Sociedade de Geografia de Lisboa) pada abad ke-20 ini telah berhasil melakukan restorasi terhadap tiga buah padrão yang didirikan oleh Diogo Cão dan satu buah yang didirikan oleh Bartolomeu Dias.

Sedangkan padrao Sunda Kalapa saat ini disimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta.

Lihat pula

Referensi